
TOKOH Rocky Gerung Anggap Geisz Chalifah Luar Biasa bikin anggota kerajaan Fufufafa dari PKS tidak berani mubahallah jadi ketahuan kalau PKS berbohong
DKYLB.com, Rabu (4/9/2024) - Jakarta, Rocky Gerung menilai, tantangan yang dilakukan Geisz Chalifah pada juru bicara dan juga politikus PKS sangat beralasan.
Buat Rocky Gerung, sosok Geisz Chalifah akan biasa saja jika yang ditantang itu selain politikus PKS.
"Oleh karena ini partai dakwah, Geisz tidak akan setajam itu kalau itu bukan PKS," katanya.
Menurut dia, Geisz Chalifah tidak akan melakukan tantangan itu ke dirinya atau pihak selain PKS.
Apa yang diucapkan Rocky Gerung semakin memanaskan perseteruan di antara orang di tubuh PKS di mana sebagian besar sudah menyatakan keluar dari PKS.
Apalagi situasinya bertambah semakin panas dengan adanya sejumlah pernyataan orang PKS seperti Tifatul Sembiring dan Hidayat Nurwahid yang malah menyalahkan Anies Baswedan padahal yang meninggalkan Anies Baswedan jelas PKS.
PKS melakukan perbuatan itu hanya demi mendukung nepotisme kerajaan Fufufafa yang dipimpin oleh Joko Widodo.
Banyak kalangan yang kecewa dengan sikap PKS dan disusul dengan eksodus besar-besaran pemilih dan simpatisan PKS.
Bahkan, perilaku PKS disusul dengan dewan pakar PKS ramai-ramai keluar dari PKS.
Mereka juga sudah banyak ditinggalkan banyak tokoh yang bergabung dengan Partai Gelora besutan Anis Matta dan Fahri Hamzah.
Geisz Chalifah tahu betul, mubahallah itu mempunyai risiko yang sangat berat.
Mubahallah bukan hanya mempunyai risiko kematian, tapi kutukan dan laknat yang melebihi kutukan terhadap setan dan iblis.
Risiko ajal dicabut atau kematian orang yang mengucapkan mubahallah dengan fakta di balik ucapan atau kabar dusta adalah risiko paling ringan.
Risiko lainnya berupa kutukan seumur hidup dan risiko terkena wabah penyakit mengerikan seumur hidup bahkan bisa mengenai keluarganya sekaligus.
Tentu saja dengan risiko yang sangat besar, Geisz Chalifah sedang menyerahkan seluruh hidupnya, tapi sayangnya politikus PKS, partai yang jadi bulan-bulanan seluruh masyarakat ini akhirnya tidak berani menyambut tantangan itu.
Juru bicara (jubir) PKS, Ahmad Fathul Bari mengungkap bahwa pihaknya telah memberikan deadline kepada Anies Baswedan terkait kepastian pencalonan di Pilgub Jakarta.
Anies dianggap gagal memenuhi permintaan adanya dukungan dari partai politik (parpol) lain tersebut sehingga PKS mencabut dukungan.
Padahal, hingga menjelang pendaftaran itu, PKS tidak membutuhkan tambahan empat kursi untuk mengusung Anies Baswedan malah kelebihan kursi.
"Dari proses yang ada 25 Juni sampai 4 Agustus, pimpinan mengambil juga alternatif untuk membuat langkah selanjutnya, ketika belum ada kepastian apakah Anies ini pertama bisa berlayar, yang kedua juga bisa mengusung calon yang kita usulkan, Anies Baswedan Sohibul Iman, makanya diberikan deadline," kata Fathul Bari dalam program Rakyat Bersuara iNews TV, Selasa (3/9/2024) malam.
Pernyataan itu langsung dibantah dan disemprot oleh Geisz Chalifah yang menantang sosok politikus PKS itu untuk mubahallah, tentu saja politikus itu ketakutan karena tahu konsekuensinya.
Mendengar pernyataan itu, Geisz Chalifah meminta agar Fathul bersumpah bahwa deadline tersebut benar-benar telah disampaikan kepada Anies.
Pasalnya, menurut Geisz, tidak ada tenggat waktu apapun yang diberikan PKS untuk mantan gubernur Jakarta itu.
"Tentang deadline, Anda yakin deadline itu diberikan kepada Anies?," tanya Geisz ke Fathul.
"Yakin, pimpinan PKS yang menyampaikan hal itu," timpal Fathul, tapi dia gemetar saat ditantang untuk mubahallah, sehingga ketahuan dia telah berbohong di hadapan sejumlah pemilih PKS dan masyarakat Indonesia.
Partai ini di ambang kehancurannya.
Namun, bukannya menerima keyakinan tersebut, Geisz justru mengajak Fathul untung bersumpah atas apa yang dia ucapkan, dan bersedia mendapatkan ganjaran dari Tuhan jika berbohong.
"Anda percaya?"
"Bismillahirrahmanirrahim kita mengubah hal-hal jahat, rakyat yang mengaminkan siapa yang dilaknat," kata Geisz.
"Anda sebagai orang yang yakin dengan kebenaran sebagai partai yang ingin berniat benar, maka punya keyakinan terhadap apa yang dikatakan, tidak boleh ada kebohongan, maka kalau ada kebohongan di antara kita berdua, maka ada konsekuensinya," sambungnya.
Tidak diam, Fathul kembali membalas, dan menyebut bahwa Geisz telah keluar dari topik diskusi. Sebab, Fathul berkeyakinan jika deadline tersebut telah disampaikan kepada Anies.
"Masalahnya yang berproses (di Pilkada) bukan dia (Geisz), yang berproses antara Anies dan pimpinan PKS, yang ditanya Aniesnya, yang ditanya Pimpinan PKS-nya," kata Fathul.