
KESEHATAN Yuk! Mengenal apa itu amoeba pemakan otak yang mematikan
Apa itu Naegleria Fowleri?
Amoeba pemakan otak adalah organisme bersel satu (uniseluler) yang dikenal dengan nama Naegleria fowleri. Amoeba ini berkembang biak dengan cara membelah diri. Amoeba ini ukurannya sangat kecil, cuma sekitar 8 sampai 15 mikrometer, tergantung tahap kehidupannya dan kondisi lingkungannya.
Naegleria fowleri hidup di perairan tawar yang hangat seperti sungai, danau, air tanah dan kanal. Mereka sangat suka suhu tinggi, bahkan bisa bertahan hidup sampai 46 derajat Celsius (sekitar 115 derajat Fahrenheit). Karena itulah, amoeba ini biasanya aktif di musim panas. Air hangat yang tidak diolah jadi tempat tinggal yang sempurna bagi mereka ini adalah habitat ideal buat Naegleria.
Masalah bisa muncul kalau air yang sudah terkontaminasi amoeba ini masuk lewat hidung misalnya saat seseorang berenang di danau, sungai, atau kolam renang dengan kadar kaporit yang rendah. Setelah masuk ke hidung, amoeba bisa naik ke otak lewat saraf penciuman dan menyebabkan infeksi otak yang sangat serius dan mematikan, yang disebut Primary Amoebic Meningoencephalitis (PAM).
Menurut para ahli yang dikutip oleh Apollo Hospital, Naegleria fowleri biasanya memakan bakteri yang ada di air tawar. Tapi, saat amoeba ini masuk ke dalam tubuh manusia, ia bisa langsung menyerang jaringan otak. Hal ini biasanya terjadi ketika seseorang melakukan aktivitas yang membuat air terdorong masuk ke rongga hidung, seperti menyelam, bermain ski air, atau olahraga air lainnya.
Tapi tenang, infeksi tidak akan terjadi kalau air yang terkontaminasi itu tidak sengaja tertelan atau diminum, karena Naegleria nggak tahan dengan asam lambung. Selain itu, amoeba ini tidak menular dari orang ke orang, jadi nggak bisa menyebar lewat kontak langsung. Faktanya, Naegleria fowleri ini bukan hal baru. Pada tahun 2018, tercatat sudah ada 381 kasus infeksi yang dilaporkan di berbagai negara.
Gejala yang ditimbulkan
Gejala awal Primary Amoebic Meningoencephalitis (PAM) bisa berupa sakit kepala, demam, mual, dan muntah. Infeksi ini berkembang sangat cepat, dan kebanyakan penderita meninggal dalam waktu 1 hingga 18 hari setelah gejala muncul. Dalam banyak kasus, kondisi bisa memburuk hingga menyebabkan koma dan kematian hanya dalam waktu sekitar 5 hari. Beberapa gejala awal yang umum terjadi antara lain:
- Demam tinggi
- Sakit kepala hebat
- Mual dan muntah
- Gemetar atau menggigil
- Leher kaku
- Sensitivitas ekstrem terhadap cahaya (fotofobia)
- Kebingungan atau disorientasi
- Koma (pada tahap lanjut)
Sayangnya, infeksi ini berkembang sangat cepat dan sangat mematikan. Tingkat kematian mencapai lebih dari 97%, bahkan dengan pengobatan.
Sumber: CNN indonesia, halodoc.com, apollohospital, CDC.gov, hallosehat.com, dan CNBC indonesia
penulis: Nadyazka Sekar (7024210090)