
GAYA HIDUP Pengaruh E-Commerce terhadap UMKM dan Perilaku Konsumen Gen Z
Sumber Foto dari Pinterest
DKYLB.com, Senin (06/10/2025) Perkembangan e-commerce di Indonesia sangat pesat di era digital saat ini. Kehadiran platform seperti shopee, Tokopedia, Lazada dan tiktokshop telah mengubah cara masyarakat untuk membeli suatu produk yang diinginkan. Keberadaan e-commerce ini sangat membuka jalan bagi UMKM dan brand lokal untuk tumbuh lebih jauh. Peluang untuk menjangkau pasar yang lebih luas, meningkatkan efisiensi, dan menembus pasar global kini lebih terbuka.
Dikutip dari finance.detik.com berdasarkan riset terbaru E-Commerce Seller Satisfaction 2025 yang dirilis oleh Ipsos Indonesia, perusahaan riset pasar terkemuka, mencoba menjawab pertanyaan besar itu: platform e-commerce mana yang paling dipercaya, paling berdampak, dan paling efektif dalam mendukung UMKM dan brand lokal di Indonesia?
Executive Director Ipsos Indonesia Andi Sukma mengungkapkan temuan riset ini memberi gambaran yang lebih jernih tentang lanskap kompetisi digital saat ini, sekaligus menyoroti platform yang berhasil membangun koneksi kuat dengan pelaku usaha tanah air.
"Yang menarik adalah bagaimana tiap platform mulai berlomba bukan sekadar berebut transaksi, tapi juga menunjukkan perannya dalam mendukung UMKM dan brand lokal untuk tumbuh. Di situlah sisi paling menarik dari riset IPSOS kali ini," kata dia dalam keterangannya, ditulis Jumat (18/7/2025).
Melalui riset yang melibatkan 350 responden UMKM dan brand lokal di seluruh Indonesia dengan metode Online Panel, ditemukan mayoritas penjual (66%) menyebut Shopee sebagai platform pertama yang terlintas dalam benak mereka (Top of Mind). Sementara, sebanyak 70% penjual menjadikan Shopee sebagai platform utama yang paling sering digunakan untuk menjalankan usaha mereka (Brand Used Most Often).
Kemudian ada beberapa Fitur interaktif seperti live streaming, dan video singkat bisa menjadi strategi utama dalam penjualan, bahkan setelah tiktokshop bergabung dengan Tokopedia kenaikan masyarakat dalam berbelanja cukup tinggi, apalagi generasi Z yang saat ini cukup rentan dalam pola gaya hidup yang serba digital, yang membuat pelaku UMKM dan brand lokal harus mengeksplor gaya pola hidup konsumen.
Jika dilihat dari sisi efektivitas, fitur live dan video singkat di Shopee kembali dinilai oleh sebagian besar responden (54 persen) sebagai platform e-commerce dengan fitur hiburan (live streaming/video pendek) yang paling mendukung peningkatan penjualan. Di posisi berikutnya ada TikTok Shop (29 persen), Tokopedia (11 persen), dan Lazada (5 persen).
Sebagian besar pelaku usaha menyatakan bahwa Shopee Live dan Shopee Video memberikan pengaruh besar terhadap pertumbuhan penjualan mereka.
data dari Ipsos juga mencatat bahwa sejumlah penjual mengikuti lebih dari satu kampanye berskala besar, seperti Shopee Big Ramadan Sale, Ramadan Ekstra Seru di TikTok Shop dan Tokopedia, serta Ramadan Mega Sale dari Lazada, yang mereka anggap sebagai momen penting dalam perjalanan bisnis mereka.
Meski demikian, kampanye Shopee Big Ramadan Sale menjadi yang paling banyak diikuti oleh pelaku UMKM dan merek lokal, serta dinilai memberikan dampak paling signifikan terhadap penjualan selama masa promosi berlangsung.
Dibalik beberapa kepuasan konsumen dalam menggunakan platform E-commerce, generasi Z di anggap sebagai salah satu generasi yang paling banyak bersuara dalam mengemukakan pendapat mereka. Gen Z dikenal memiliki karakteristik unik sebagai konsumen, termasuk nilai-nilai yang mereka anut seperti autentisitas, keberlanjutan, dan inklusivitas. Mereka cenderung mendukung brand yang memiliki nilai-nilai yang sejalan dengan mereka, termasuk brand lokal yang mengedepankan isu lingkungan, keberagaman, dan pemberdayaan komunitas lokal. Selain itu, Gen Z juga sangat dipengaruhi oleh media sosial dan influencer yang sering mempromosikan gaya hidup dan fashion tertentu. Dari sanalah banyak brand lokal maupun UMKM sangat berlomba-lomba untuk ber-inovasi beragam usaha untuk membuat atau menciptakan sesuatu usaha mereka agar lebih masuk ke generasi sekarang, serta membangun citra positif di kalangan Generasi Z.
Ada beberapa faktor utama yang memengaruhi Keputusan mereka:
1. Harga & Promo
Biasa nya Harga dan promo seperti gratis ongkir atau diskon menjadi salah satu alasan untuk konsumen terutama Gen Z memutuskan untuk berbelanja online. Mereka cenderung membandingkan harga antar toko terlebih dahulu sebelum membeli, dan promo sering kali menjadi faktor penentu dalam pengambilan keputusan.
2. Review & rating produk.
Sebelum membeli suatu produk, terutama dalam kategori seperti fashion, konsumen akan terlebih dahulu melihat review dan rating toko. Hal ini dilakukan untuk memastikan kualitas produk, kecepatan pengiriman, serta kepuasan pembeli sebelumnya. Bagi Gen Z, testimoni dari pembeli lain sering kali lebih dipercaya dibanding deskripsi produk dari penjual itu sendiri.
3. Citra brand
Gen Z lebih suka brand yang punya nilai, misalnya ramah lingkungan, produksi etis, atau mendukung produk lokal.
Ada beberapa Tantangan UMKM & Solusinya
- Menarik pelanggan baru
Banyak UMKM kesulitan memperluas basis pelanggan karena brand awareness yang rendah.
Solusi: Bangun citra merek melalui promosi aktif, keberadaan di berbagai kanal pemasaran, dan relevansi konten.
- Mempertahankan profitabilitas
Biaya operasional yang cukup tinggi dan tekanan persaingan mengancam margin keuntungan.
Solusi: Efisiensi biaya, peningkatan produktivitas, evaluasi pemasok dan proses, serta inovasi.
- Mempertahankan karyawan yang berharga
Karyawan berkualitas bisa keluar kalau tidak merasa dihargai.
Solusi: Memberikan kompensasi layak, pengembangan karier, dan apresiasi agar mereka lebih loyal.
- Mengamankan keuangan
Akses ke modal dan manajemen keuangan yang buruk sehingga menjadi titik lemah banyak UMKM.
Solusi: Memanfaatkan kredit usaha, perencanaan keuangan yang matang, serta menjaga arus kas.
- Meningkatkan pendapatan
Kenaikan penjualan sering sulit dicapai, terutama di saat kondisi pasar sulit seperti pandemi.
Solusi: Diversifikasi produk atau layanan, penyesuaian strategi harga, dan mencari pasar baru.
- Merangkul teknologi (digitalisasi)
Kurangnya adopsi teknologi membuat UMKM menjadi kalah bersaing.
Solusi: Gunakan perangkat lunak untuk akuntansi, manajemen inventaris, pemasaran digital, dan platform e-commerce.
- Eksis di media sosial
Kehadiran online yang lemah membatasi jangkauan merek.
Solusi: Aktif, informatif, dan konsisten di media sosial, bukan hanya memiliki situs tapi juga engagement dengan audiens.
Dengan demikian, agar tidak terlalu tergerus dalam arus platform dan produk impor, UMKM perlu didukung dengan kebijakan yang adil, pelatihan digital yang merata, dan tentu saja, kesadaran konsumen untuk mencintai produk lokal. Di tengah segala tantangan ini, kolaborasi antara pelaku usaha, platform digital, pemerintah, dan konsumen menjadi kunci agar ekonomi digital Indonesia bisa tumbuh secara inklusif dan berkelanjutan
(Aura Aminof)
Konten diolah dari sumber Antaranews.com, FinanceDetik.com, plus.kapanlagi.com, metrotvnews.com, bernas.id.