X

TERKINI “Pedagang Kaki Lima Kentang, Cimol, dan Jamur Crispy Jadi Incaran Mahasiswa di Sore Hari

11 November 2025 16:50 | Oleh Tim DKYLB 01

Jakarta, 10 November 2025 — Di area belakang kampus Universitas Pancasila, aroma gurih

dari kentang goreng, cimol, dan jamur crispy seolah jadi penanda waktu pulang kuliah bagi

banyak mahasiswa. Gerobak sederhana milik Bapak Ari, seorang pedagang kaki lima yang

sudah lima tahun berjualan di sekitar kampus, tak pernah sepi pengunjung setiap sore.

“Awalnya saya cuma jual kentang sama cimol, tapi lama-lama banyak yang minta jamur crispy.

Akhirnya saya tambahin biar menunya lebih lengkap,” ujar Bapak Ari, sambil sibuk

membolak-balik gorengan di wajan besar. Ia mulai berjualan sekitar pukul empat sore hingga

delapan malam, menyesuaikan dengan jam mahasiswa pulang kuliah.

Dengan harga yang sangat terjangkau, Rp5.000 untuk kentang dan cimol, serta Rp6.000 untuk

jamur crispy, lapak Bapak Ari menjadi favorit bagi mahasiswa yang ingin menikmati camilan

murah meriah. “Yang penting rasanya enak dan tetap bersih. Minyak saya ganti tiap dua hari

sekali biar nggak hitam,” jelasnya. Ia menambahkan, meski penghasilan pas-pasan, ia

bersyukur bisa bertahan dan dikenal baik oleh pelanggan setia.

Salah satu pembeli, Adhan, mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi, mengaku hampir setiap hari

mampir ke lapak itu. “Rasanya nggak pernah gagal. Apalagi jamur crispynya gurih banget dan

renyah. Selain itu, Bapak Ari juga enak diajak ngobrol, jadi bukan cuma beli makanan tapi juga

suasananya,” tutur Adhan. Ia menyebut bahwa jajanan kaki lima seperti ini sudah jadi bagian

dari kehidupan mahasiswa.

Dari hasil observasi, suasana di sekitar lapak terasa hidup. Sejumlah mahasiswa tampak duduk

di trotoar sambil menikmati gorengan, berbagi cerita, dan tertawa bersama. Sementara itu,

suara minyak yang berdesis dan aroma bumbu tabur menambah suasana hangat di sore hari.

Meski hanya pedagang kaki lima, Bapak Ari mencontohkan semangat wirausaha yang kuat. Ia

berharap suatu hari nanti bisa memiliki tempat tetap untuk berjualan agar lebih nyaman bagi

pembeli. “Namanya juga usaha kecil, pelan-pelan aja. Yang penting halal dan bisa buat

kebutuhan keluarga,” ujarnya.

Keberadaan pedagang seperti Bapak Ari bukan hanya memenuhi kebutuhan kuliner

mahasiswa, tapi juga menunjukkan betapa pentingnya peran ekonomi kecil dalam menjaga

kehidupan sosial di lingkungan kampus. Di balik gorengan sederhana itu, tersimpan kisah

ketekunan, kedekatan, dan rasa kebersamaan yang hangat antara penjual dan pembeli.


Media Sosial Dongkrak Penjualan V.Speedshop, UMKM Lokal Ini Raup Pelanggan hingga Luar Pulau

Artikel ini mengangkat kisah inspiratif Upi, pemilik V.Speedshop, yang sukses memanfaatkan media sosial untuk mengembangkan usahanya di bidang penjualan baut titanium motor. Melalui platform seperti Instagram dan TikTok, Upi mampu menarik perhatian pelanggan dari berbagai daerah, bahkan hingga luar pulau. Dengan strategi konten sederhana menampilkan detail produk, video pemasangan, dan interaksi aktif dengan pengikut penjualannya meningkat pesat. Media sosial menjadi “etalase utama” bagi usahanya, menggantikan promosi konvensional yang kini kurang efektif. Kesuksesan ini juga berdampak positif terhadap kesejahteraan keluarganya dan menginspirasi masyarakat sekitar. Upi berharap pemerintah dapat memberikan pelatihan dan dukungan bagi pelaku UMKM agar lebih siap bersaing di era digital.

11 November 2025 22:30 | dunia-kerja

Pak Budi, Penjual Siomay yang Setia di Depan Halte Universitas Pancasila

Di tengah padatnya aktivitas mahasiswa dan arus kendaraan di depan Halte Universitas Pancasila, ada satu sosok yang hampir selalu hadir setiap hari. Sebuah gerobak sederhana dengan uap panas yang mengepul dan aroma gurih ikan tenggiri yang menggoda menandai keberadaannya. Sosok itu adalah Pak Budi, penjual siomay yang sudah lebih dari sepuluh tahun setia berdagang di lokasi yang sama.

11 November 2025 21:13 | daerah

Perdagangan Vape Longgar, Pengawasan Pemerintah Dipertanyakan

Di wilayah Cileungsi, tepatnya sepanjang Jalan Raya Cileungsi-Jonggol, penjualan rokok elektrik atau vape kian marak tanpa kendali. Observasi lapangan mengungkap kios-kios yang menawarkan perangkat vape dan cairan nikotin ilegal, tanpa izin edar maupun label kesehatan resmi. Mayoritas konsumen adalah remaja usia belasan, dengan transaksi yang sibuk dari subuh hingga malam, dikelilingi aroma buah sintetis dan keramaian anak muda. Kepala Seksi Pengawasan Dinas Perdagangan setempat, Aditya Firmansyah, mengakui pengawasan lemah karena petugas terbatas dan razia jarang, sehingga sanksi tak menakutkan. Pedagang bernama Harlan mengatakan vape jadi barang laris, meski cairannya tak berlabel BPOM. Ahli kesehatan dari Universitas Muhammadiyah Cileungsi, dr. Lestari Nirmala, menyoroti bahaya kecanduan nikotin pada generasi muda akibat strategi pemasaran yang memikat. Situasi ini mendesak pemerintah untuk intensifkan razia, wajibkan kepatuhan pedagang, dan galakkan edukasi publik guna cegah lonjakan masalah kesehatan di masa depan.

11 November 2025 18:24 | kesehatan

“Pedagang Kaki Lima Kentang, Cimol, dan Jamur Crispy Jadi Incaran Mahasiswa di Sore Hari

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya, saya dapat menyelesaikan tugas reportase lapangan untuk mata kuliah Pengantar Jurnalistik ini dengan baik. Melalui tugas ini, saya berkesempatan melakukan liputan langsung di lapangan dan menulis berita bertema Travel & Kuliner dengan fokus pada pedagang kaki lima yang menjual kentang, cimol, dan jamur crispy di area Kampus Universitas Pancasila. Liputan ini memberikan pengalaman berharga dalam memahami proses kerja jurnalistik, mulai dari observasi, wawancara, hingga penyusunan berita sesuai kaidah 5W+1H. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah, Dr. Gede Moenanto Soekowati, S.I.Kom., M.I.Kom., serta kepada para narasumber, yaitu Bapak Ari dan Adhan, yang telah memberikan waktu dan informasi untuk kelengkapan liputan ini.

11 November 2025 16:50 | terkini