DEPOK Ketoprak Bang Rudi di Beji Depok Tetap Diminati di Tengah Gempuran Kuliner Modern
11 November 2025 – Di tengah maraknya kuliner modern di Jakarta, ketoprak tradisional masih memiliki tempat tersendiri di hati masyarakat. Salah satunya adalah Ketoprak Bang Rudi yang berada di kawasan Beji, Depok. Berdasarkan pantauan reporter pada Selasa sore, antrean pembeli terlihat terus mengalir selama hampir dua jam tanpa henti.
Bang Rudi, yang telah berjualan hampir dua dekade, mengatakan bahwa rahasia usahanya ada pada cita rasa yang tetap terjaga.
“Setiap pagi saya selalu bikin bumbu baru. Takaran bawang, kacang, dan kecap harus seimbang supaya rasanya konsisten,” ujarnya sambil menumbuk bumbu secara manual menggunakan cobek besar.
Ia menambahkan bahwa penggunaan blender bisa mengubah tekstur dan cita rasa khas ketopraknya. Gerobak sederhananya berisi kompor kecil, etalase kaca berisi tahu dan lontong, serta beberapa kursi plastik untuk pelanggan. Suasana sederhana itu justru menjadi daya tarik tersendiri, dengan aroma bumbu kacang yang menggugah selera dan percakapan santai pelanggan yang berpadu dengan hiruk pikuk jalanan.
Meski sempat khawatir dengan tren kuliner kekinian, penjualan Bang Rudi tetap stabil.
“Banyak anak muda yang tetap beli, mereka bilang ini makanan yang bikin nostalgia,” katanya.
Pelanggannya berasal dari beragam kalangan, mulai dari mahasiswa hingga pengemudi ojek daring. Salah satu pelanggan setia, Dewi (22), mengatakan bahwa ketoprak tradisional memiliki keistimewaan yang sulit tergantikan.
“Rasanya khas banget, bumbunya kental dan segar karena langsung ditumbuk,” ujarnya.
Ia meyakini bahwa kuliner tradisional akan terus diminati selama masyarakat masih menghargai cita rasa otentik Indonesia.
Pandemi sempat menurunkan pendapatan Bang Rudi lebih dari separuh, namun berkat pelanggan tetap dan layanan pesan antar, usahanya berhasil bertahan.
“Itu masa yang berat, tapi pelanggan lama tetap pesan. Sekarang sudah kembali ramai lagi,” katanya.
Meskipun sering diminta membuka cabang, Bang Rudi memilih tetap berjualan sendiri agar cita rasa tetap terjaga.
“Kalau bukan saya yang bikin, rasanya pasti beda,” tegasnya.
Fenomena ini menunjukkan bahwa kuliner tradisional tetap punya tempat di hati masyarakat kota yang merindukan cita rasa sederhana dan autentik.

