X

KESEHATAN Perdagangan Vape Longgar, Pengawasan Pemerintah Dipertanyakan

11 November 2025 18:24 | Oleh Tim DKYLB 01

Di Cileungsi, penjualan rokok elektrik atau vape di beberapa titik makin nggak terkendali banget. Tim liputan nemu banyak kios yang jualan perangkat vape sama liquid nikotin tanpa izin edar, bahkan produk yang nggak ada label standar kesehatan. Ini bikin kita mikir keras soal efektivitas pengawasan pemerintah, apalagi pembelinya mayoritas remaja belasan tahun yang datang sembarangan.

Hasil observasi di Jalan Raya Cileungsi-Jonggol, salah satu pusat perdagangan elektronik di sini, nunjukin minimal tujuh kios yang jual pod sekali pakai di etalase depan toko. Jual-beli rame dari pukul 08.00 sampe 21.00. Bau buah sintetis dari display liquidnya kuat banget, suara musik keras, dan kerumunan remaja bikin suasana kayak tempat nongkrong anak muda. Nggak ada satu pun pedagang yang nanya identitas usia pembeli, bro. Mereka kayak cuek aja, padahal ini bahaya banget buat anak-anak.

Kepala Seksi Pengawasan Dinas Perdagangan Cileungsi, Aditya Firmansyah, ngaku kalau pengawasan masih lemah parah. "Jumlah petugas lapangan terbatas banget. Kami cuma dua kali razia sepanjang tahun ini. Banyak toko buka lagi setelah dikasih teguran doang," kata dia waktu diwawancarai di kantornya. Aditya bilang sanksi belum bikin efek jera karena pedagangnya malah manfaatin permintaan tinggi dari remaja-remaja itu.

Salah satu pedagang, Harlan (32), bilang produk vape sekarang jadi komoditas paling laris. "Pemasok datang tiap tiga hari. Barang cepat habis. Soal izin, saya ikut aja apa yang dikasih pemasok. Pembeli nggak pernah nanya-nanya soal itu," ujarnya. Dia nambahin kalau sebagian besar liquid yang dijualnya nggak punya label resmi dari BPOM, kayak nggak ada aturan aja.

Pengamat kesehatan masyarakat dari Universitas Muhammadiyah Cileungsi, dr. Lestari Nirmala, nilai kalau minimnya pengawasan ini ancaman jangka panjang buat kesehatan remaja. "Vape kan ada nikotin sama zat kimia lain. Paparan dari usia sekolah bikin risiko kecanduan naik drastis. Pemerintah harus jelasin peraturan teknis pengawasan dan tegasin sanksi yang beneran bisa nahan pelanggaran," jelasnya.

Lestari juga soroti tren pemasaran vape yang sengaja nargetin remaja. "Kemasan warna-warni, rasa manis, harga murah, bikin produk ini gampang diterima anak muda. Ini tantangan besar buat sekolah sama keluarga, nih," tambahnya.

Fenomena kelonggaran pengawasan vape ini nunjukin ada celah besar di regulasi sama penegakannya. Pemerintah perlu naikin frekuensi razia, pedagang harus patuh standar distribusi, dan masyarakat butuh edukasi soal dampaknya. Kalau nggak ada langkah korektif cepat, Cileungsi bisa kena peningkatan kasus kecanduan nikotin di kelompok usia produktif. Kita sebagai mahasiswa harus sadar, ini bukan cuma masalah kesehatan, tapi juga tanggung jawab sosial. Kayaknya, kampus-kampus kayak Universitas Muhammadiyah Cileungsi bisa jadi tempat edukasi buat kampanye anti-vape, biar anak-anak nggak terjebak. Semoga pemerintah lebih serius, ya bro, sebelum makin banyak korban.

Reporter: Faishal Zhafran
Tanggal Liputan: 10 November 2025
Lokasi: Jalan Raya Cileungsi-Jonggol, Cileungsi


Media Sosial Dongkrak Penjualan V.Speedshop, UMKM Lokal Ini Raup Pelanggan hingga Luar Pulau

Artikel ini mengangkat kisah inspiratif Upi, pemilik V.Speedshop, yang sukses memanfaatkan media sosial untuk mengembangkan usahanya di bidang penjualan baut titanium motor. Melalui platform seperti Instagram dan TikTok, Upi mampu menarik perhatian pelanggan dari berbagai daerah, bahkan hingga luar pulau. Dengan strategi konten sederhana menampilkan detail produk, video pemasangan, dan interaksi aktif dengan pengikut penjualannya meningkat pesat. Media sosial menjadi “etalase utama” bagi usahanya, menggantikan promosi konvensional yang kini kurang efektif. Kesuksesan ini juga berdampak positif terhadap kesejahteraan keluarganya dan menginspirasi masyarakat sekitar. Upi berharap pemerintah dapat memberikan pelatihan dan dukungan bagi pelaku UMKM agar lebih siap bersaing di era digital.

11 November 2025 22:30 | dunia-kerja

Pak Budi, Penjual Siomay yang Setia di Depan Halte Universitas Pancasila

Di tengah padatnya aktivitas mahasiswa dan arus kendaraan di depan Halte Universitas Pancasila, ada satu sosok yang hampir selalu hadir setiap hari. Sebuah gerobak sederhana dengan uap panas yang mengepul dan aroma gurih ikan tenggiri yang menggoda menandai keberadaannya. Sosok itu adalah Pak Budi, penjual siomay yang sudah lebih dari sepuluh tahun setia berdagang di lokasi yang sama.

11 November 2025 21:13 | daerah

Perdagangan Vape Longgar, Pengawasan Pemerintah Dipertanyakan

Di wilayah Cileungsi, tepatnya sepanjang Jalan Raya Cileungsi-Jonggol, penjualan rokok elektrik atau vape kian marak tanpa kendali. Observasi lapangan mengungkap kios-kios yang menawarkan perangkat vape dan cairan nikotin ilegal, tanpa izin edar maupun label kesehatan resmi. Mayoritas konsumen adalah remaja usia belasan, dengan transaksi yang sibuk dari subuh hingga malam, dikelilingi aroma buah sintetis dan keramaian anak muda. Kepala Seksi Pengawasan Dinas Perdagangan setempat, Aditya Firmansyah, mengakui pengawasan lemah karena petugas terbatas dan razia jarang, sehingga sanksi tak menakutkan. Pedagang bernama Harlan mengatakan vape jadi barang laris, meski cairannya tak berlabel BPOM. Ahli kesehatan dari Universitas Muhammadiyah Cileungsi, dr. Lestari Nirmala, menyoroti bahaya kecanduan nikotin pada generasi muda akibat strategi pemasaran yang memikat. Situasi ini mendesak pemerintah untuk intensifkan razia, wajibkan kepatuhan pedagang, dan galakkan edukasi publik guna cegah lonjakan masalah kesehatan di masa depan.

11 November 2025 18:24 | kesehatan

“Pedagang Kaki Lima Kentang, Cimol, dan Jamur Crispy Jadi Incaran Mahasiswa di Sore Hari

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya, saya dapat menyelesaikan tugas reportase lapangan untuk mata kuliah Pengantar Jurnalistik ini dengan baik. Melalui tugas ini, saya berkesempatan melakukan liputan langsung di lapangan dan menulis berita bertema Travel & Kuliner dengan fokus pada pedagang kaki lima yang menjual kentang, cimol, dan jamur crispy di area Kampus Universitas Pancasila. Liputan ini memberikan pengalaman berharga dalam memahami proses kerja jurnalistik, mulai dari observasi, wawancara, hingga penyusunan berita sesuai kaidah 5W+1H. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah, Dr. Gede Moenanto Soekowati, S.I.Kom., M.I.Kom., serta kepada para narasumber, yaitu Bapak Ari dan Adhan, yang telah memberikan waktu dan informasi untuk kelengkapan liputan ini.

11 November 2025 16:50 | terkini