TERKINI Jika Prabowo Menang Pilpres, Pengamat: Tak Ada Jaminan Loyal pada Jokowi
DKYLB.COM. (20/11/2023) - Berbagai pendapat publik tentang relasi antara Presiden Jokowi dengan Prabowo Subianto terus menjadi perdebatan spekulatif di kalangan publik tanah air.
Sejauh ini Presiden Jokowi dinilai mendukung penuh pencalonan Prabowo Subianto pada Pilpres 2024.
Terbukti, putra sulungnya Gibran Rakabuming Raka direstui menjadi pasangan Prabowo, meskipun prosesnya diwarnai drama di Mahkamah Konstitusi, yang membuat Gibran akhirnya memenuhi syarat sebagai cawapres meski belum berusia 40 tahun.
Baca Juga: Kebanyakan Warga Surabaya, Berikut Identitas 11 Korban Meninggal Elf Tertabrak KA di Lumajang
Sebagian besar pendapat beranggapan keberadaan Gibran membuat Jokowi masih punya kemampuan untuk mengontrol kebijakan jika Prabowo-Gibran menang.
Namun tidak demikian halnya pendapat Direktur Asia Institute University of Melbourne Australia Vedi R Hadiz.
Menurutnyat, tak ada jaminan calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto bisa dikendalikan Presiden Joko Widodo jika terpilih dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, meskipun wakil presidennya anak sulung Jokowi.
"Kalau skenario Prabowo-Gibran menang, apakah Prabowo rela pemerintahan dia itu dikendalikan dari belakang oleh Jokowi dari anaknya?" kata Vedi dalam acara Rosi di Kompas TV, baru-baru ini.
Baca Juga: Tepis Isu Ijazah Palsu, Gibran Beneran Tunjukkan Ijazah Kuliah di Balai Kota
Menurut Vedi, Prabowo punya kepentingan sendiri dan jaringan yang berbeda dengan Jokowi.
Selain itu, Prabowo dinilai memiliki ego sendiri jika menjadi seorang presiden.
"Artinya tidak selinear itu, karena kalau skenario itu yang jalan, menurut saya episode kedua dan ketiga berikut adalah ketegangan di dalam itu. Siapa sih yang menguasai pemerintah? Dan masing-masing punya jaringannya sendiri," tuturnya.
Menurutnya, Prabowo juga dinilai bisa meminimalisasi pengaruh Gibran dalam pemerintahan jika ia terpilih jadi Presiden.
Baca Juga: Peduli Lingkungan, Coldplay Donasikan Sebuah Kapal Pembersih Sampah untuk Sungai Cisadane
Posisi Gibran, kata dia, hanya berdampak dalam jangka waktu panjang sebagai modal politik di tahun 2029.
"Jangka panjangnya saya kira adalah, ini kan wapres, setelah wapres jadi apa lima tahun berikutnya.
Kemungkinan besar kalau Prabowo tidak bisa dikendalikan, wapresnya punya reputasi yang memadai untuk jadi capres 2029 dan dengan itu dinasti politik aman," tuturnya.
Baca Juga: Tiba Waktunya Ngadem di Kampung Karuhun Eco Green Park Sumedang
Namun Vedi Hadiz menilai, upaya Presiden yang memajukan putra sulungnya ikut dalam Pilpres 2024 merupakan manuver politik yang jitu.
Sebab, meski praktik yang disebut melanggengkan dinasti politik itu diprotes oleh masyarakat luas, suara untuk pasangan ini tidak lantas melemah secara drastis.
"Menurut saya itu adalah manuver politik yang cukup jitu. Ternyata kalkulasi politik dia (Jokowi) tidak keliru, walaupun ada bagian dari masyarakat yang memprotes dan menurut saya dengan sangat beralasan memprotes karena UU harus diubah untuk memungkinkan ini," tutur Vedi Hadiz.
Baca Juga: Peran Iriana di Balik Gibran Maju Cawapres, Sekretaris TKN Nusron Wahid: Namanya Ibu Pasti Mendukung
Menurutnya, kenyataannya suara dari pasangan tersebut ternyata tidak mengalami kerugian sama sekali.
Bahkan, di sisi lain, ia tidak memungkiri, praktik nepotisme maupun penyalahgunaan kekuasaan membuat publik tidak merasa nyaman.
Misalnya, ketika kepala desa dijabat secara turun-temurun oleh satu keluarga. Dengan begitu, praktik serupa di tingkat nasional tidak lantas membuat suara menurun.
"Jadi buat masyarakat bawah, pelanggaran seperti ini, nepotisme, penyalahgunaan kekuasaan, pun di tingkat sehari-hari, di tingkat lokal, di tingkat pengalaman hidup mereka yang nyata, itu selalu ditemui. Itu adalah bagian dari kenyataan hidup mereka sehari-hari," ucap dia.(*)

