
TERKINI Angelina Jolie Menyuarakan Kemarahannya Setelah Kamp Pengungsi di Jabalia, Gaza, Rusak.
DKYLB.COM- Angelina Jolie, seorang bintang terkenal Hollywood, dengan tegas menyuarakan dukungannya terhadap perjuangan kemerdekaan Palestina.
Baru-baru ini, Angelina Jolie kemballi bersuara soal krisis Hamas vs Israel dalam unggahan media sosialnya.
Wanita yang pernah menjadi Duta UNHCR selama dua dekade ini menyoroti keadaan di Gaza, Palestina, yang membuat hatinya begitu ngilu.
Baca Juga: Kronologi Kasus Penganiayaan Afifah Riyad
Dalam unggahannya, Angelilna Jolie membagikan foto kondisi kamp pengungsian Jabalia yang telah hancur setelah dihantam rudal olejh Israel lpada Rabu (1/11/2023).
Foto tersebut memperlihatkan kerumunan orang-orang di sela sejumlah tanah yang cekung untuk mencari para korban.
Lewat caption unggahannya itu, Angelina mengungkapkan unek-uneknya atas kondisi ini.
Baca Juga: Israel menggila, perang Gaza melebar
"Ini adalah pengeboman yang disengaja terhadap populasi yang terjebak dan tak punya tempat melarikan diri. Gaza kini menjadi penjara terbuka selama hampir dua dekade, dan dengan cepat menjadi kuburan massal," tulis Angelina Jolie pada foto yang diunggah Kamis (2/11/2023).
Ia juga menyoroti banyaknya warga Palestina yang diperlakukan secara tidak manusiawi, termasuk ribuan korban yang telah tewas.
"Sementara itu dunia menyaksiskan, dan dengan dukungan aktif dari banyak negara, jutaan warga sipil Palestina - anak-anak, perempuan, keluarga - secara kolektif dihukum dengan tidak manusiawi, tidak mendapatkan makanan, obat-obatan, serta bantuan kemanusiaan, yang mana hal ini bertentangan degnan hukum Internasional," tutur Angelina.
Baca Juga: Menlu: Kemungkinan Evakuasi WNI dari Palestina Dilakukan Bertahap
Terakhir, Angelina Jolie menyinggung soal gencatan senjata seagai solusi untuk mengakhiri krisis Israel - Palestina.
Menurutnya, orang-orang yang tak menyetujui gencatan senjata termasuk terlibat dalam kejahatan itu.
"Dengan menolak menuntut gencatan senjata untuk kemanusiaan dan menghalangi Dewan Keamanan PBB memaksakan gencatan senjata kepada kedua belah pihak, para pemimpin dunia terlibat dalam kejahatan-kejahatan ini."
Baca Juga: Menlu: Kemungkinan Evakuasi WNI dari Palestina Dilakukan Bertahap
Unggahan Angelina Jolie
itu pun langsung menuai reaksi warganet. Banyak yang berterima kasih pada aktris tersebut karena telah menyatakan dukungannya untuk Palestina dengan lantang.
"Angelina terima kasih telah menjadi manusia. Terima kasih telah melihat kebenaran," kata @connies_sweetes********.
"Terima kasih telah menggunakan platformmu untuk menyebarkan kebenaran," kata @rib***.
Baca Juga: AS soal Perang Israel vs Hamas: Warga Sipil Palestina Tak Pantas Mati
Adapun aktris serial Marvel She-Hulk: Attorney at Law Jameela Jamil menulis, "Love you so much."
Sebelumnya, akhir pekan lalu, Angelina Jolie telah menyuarakan desakan gencatan senajta dalam konflik ini.
"Apa yang terjadi di Israel adalah tindakan teror. Tapi hal tersebut tak bisa membenarkan nyawa tak berdosa yang tiada dalam pengeboman populasi rakyat sipil di Gaza yang tak punya tempat untuk pergi, tak ada akses untuk makan dan minum, dan bahkan tak punya hak asasi mendasar untuk menyeberang perbatasan sebagai pengungsi,” ujarnya.
Baca Juga: Dari Sidang Umum ke-147 IPU, Fadli Zon Ajak Parlemen Dunia Hentikan Perang terhadap Palestina
Ketika banyak media barat yang hanya menyoroti konflik 7 Oktober, Angelina Jolie dalam unggahannya itu mengungkapkan bahwa Gaza telah menderita jauh sebelum konflik 7 Oktober meletus.
“Gaza memiliki populasi lebih dari 2 juta jiwa (setengahnya adalah anak-anak), yang telah hidup dalam blokade yang sangat ketat selama hampir dua dekade, selain itu selama beberapa dekade mengalami pemindahan dan tanpa kewarganegaraan,” ujarnya.
Angelina juga menyoroti kurangnya bantuan yang masuk untuk warga Gaza. Truk bantuan yang berhasil bahkan hanya sedikit.
“Truk bantuan dalam jumlah sedikit yang berhasil masuk hanya sebagian kecil dari yang dibutuhkan (dan hadir rutin secara harian sebelum konflik ini), dan pengeboman membuat kebutuhan kemanusiaan yang baru, dibutuhkan secara harian,” tuturnya.
“Dilarangnya bantuan, bahan bakar dan air, adalah bentuk penghukuman secara kolektif,” pungkasnya.***
(Ayu Karmila)