X

TERKINI Terungkap Tiga Kejanggalan Fatal Kematian Mirna Alasan Jokowi Perlu Turun Tangan karena Ice Cold Mendunia

17 Oktober 2023 09:39 | Oleh Tim DKYLB 01

DKYLB.com, Selasa (17/10/2023) - Tiga fakta terungkap setelah Ice Cold dikeluarkan Netflix.

Ketiga fakta itu adalah kejanggalan fatal yang menghukum sosok Jessica Kumala Wongso dengan 20 tahun penjara.

Baca Juga: Ice Cold Mendunia Meski Jessica Kumala Wongso Bergeming dan Menolak Peluang Bebas karena Tolak Opsi Berat

Presiden Joko Widodo (Jokowi) perlu turun tangan karena kasus ini telah mendunia setelah dijadikan sebuah film dokumenter oleh Netflix.

Tanpa rasa keadilan, sorotan dunia akan memojokkan Indonesia karena kejanggalan ini.

Kejanggalan pertama adalah keluarnya nama Amelia, yang dijadikan saksi utama untuk memberatkan Jessica Kumala Wongso.

Kesaksian itu tidak didukung bukti.

"Dia bukan dokter, hanya petugas yang memandikan mayat," kata Otto Hasibuan.

Sosok Amelia memang muncul, tapi terungkap sosok ini tidak pernah dihadirkan di persidangan.

"Kesaksian dia hanya dibacakan, tidak hadir, dia juga bukan sumber relevan, bukan dokter," katanya.

Bobot kesaksian Amelia hanya dibacakan, lemah, bukan ahli, bukan dokter.

Kejanggalan kedua adalah bukti CCTV yang ternyata tidak merupakan bukti asli, tapi bukti yang direkayasa.

Soalnya, bukti itu ternyata bukan bukti asli, tapi sudah diubah dengan flashdisk.

Bukti aslinya, yakni master CCTV malah dimusnahkan atau lenyap, bahkan yang memuat 90 persen peristiwa yang kemudian disisihkan semuanya hanya diambil sebagian saja dan dipindahkan ke flashdisk.

Memang, setelah Film Dokumenter garapan Netflix yang berjudul 'Ice Cold: Murder, Coffee and Jessica Wongso' dirilis, kasus Kopi Sianida pun kembali menjadi perbincangan panas.

Kasus kopi sianida ini terjadi pada 2016 silam, yang melibatkan dua orang teman dekat di kafe Olivier yang berada di Grand Indonesia, Jakarta.

Jessica Kumala Wongso didakwa sebagai pelaku pembunuhan terhadap teman dekatnya Wayan Mirna dengan beberapa barang bukti, salah satunya secangkir es kopi Vietnam yang mengandung senyawa sianida.

Salah satu alat bukti yang meberatkan vonis Jessica, CCTV yang berada di kafe Olivier, rupanya menimbulkan kejanggalan fatal.

Hal itu dengan jeli bisa diungkap oleh Rismon Hasiholan Sianipar, selaku saksi ahli digital forensik yang dihadirkan kuasa hukum Jessica Wongso pada persidangan kasus kematian Wayan Mirna Salihin, menaruh kecurigaan pada rekaman CCTV tersebut.

Rismon mengungkapkan bahwa rekaman CCTV kafe Olivier yang dijadikan barang bukti tersebut tidaklah asli.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa ada dugaan modifikasi ilegal atau tempering yang dilakukan terhadap rekaman asli CCTV itu.

Rismon menjelaskan bahwa dalam dunia digital forensik, tampering adalah kegiatan modifikasi yang dilakukan untuk tujuan tidak baik.

Tampering dilakukan dengan mencerahkan intensitas pixel untuk memberikan efek pergerakan pada video.

Hal itu bisa dilakukan dengan mengubah laju frame sehingga memberikan efek ilusi apabila ditayangkan dalam kecepatan normal.

Indikasi adanya tempering ini, menurut Rismon, terlihat dari ukuran jari Jessica yang tidak proporsional.

Hal itu terungkap, saat katanya dia menggaruk tangan usai korban Wayan Mirna Salihin tak sadarkan diri di Kafe Olivier.

Kejanggalan kedua CCTV ini memang sangat heboh karena tidak terbukti Jessica berani memegang racun sianida pakai tangan terbuka tanpa sarung tangan.

Tidak terbukti ada sianida di tangan Jessica dan tidak ada bukti dia berani memegang sianida dengan tangan terbuka mengingat bahan kimia ini sangat mematikan dan berbahaya, apalagi dinyatakan, Jessica pernah bekerja di bidang kimia.

Baca Juga: The Dual Threat: Global Food and Water Crises Demand Immediate Action

Rismon Hasiholan Sianipar, dosen Universitas Mataram, NTB, yang menjadi saksi ahli yang dihadirkan pihak Jessica Kumala Wongso dalam sidang kasus kematian Wayan Mirna Salihin meragukan metode ahli digital forensik Polri, Ajun Komisaris Besar Muhammad Nuh Al-Azhar.

Nuh merupakan saksi ahli yang didatangkan jaksa penuntut umum pada sidang tanggal 10 Agustus 2016.

"Saya meragukan metode ahli sebelumnya, seperti yang saya lihat dari BAP (Berita Acara Pemeriksaan).

Seharusnya, ahli tidak hanya mengubah level filter gama lalu bercerita dan menyimpulkan, ada gerakan seperti menaruh sesuatu.

Hal itu tidak ilmiah dan bersifat subyektif, serta tidak biasa dilakukan oleh ahli digital forensik pada umumnya," kata Rismon di hadapan majelis hakim.

Menurut Rismon, hal yang sebaiknya dilakukan sebagai ahli digital forensik adalah menganalisis dengan sejumlah metode, seperti algoritma.

Selain itu, untuk pengenalan obyek, bisa juga menggunakan metode atau teknik pencocokan deteksi tepi.

"Jadi, sebaiknya dibuat dulu model, dibuat tepi-tepinya, dicarikan pada frame yang diduga ada tindakan mencurigakan.

Bukan sekonyong-konyong menyimpulkan melalui pengamatan visual.

Jangan hanya mengandalkan tools, tapi analisis lebih jauh itu yang dibutuhkan," kata Rismon.

Atas dasar pemikiran seperti itu, Rismon menilai metode pemerikaaan digital forensik yang dilakukan Nuh tidak dapat diterima.

Dia meragukan hasil analisis Nuh yang disampaikan dalam sidang Jessica yang sebelumnya disampaikan sosok itu.

Persidangan kasus pembunuhan berencana dengan terdakwa Jessica Kumala Wongso memang sempat ricuh.

Kericuhan dipicu lantaran adanya ketidaksepakatan antara kedua belah pihak yakni penasihat hukum Jessica dan penuntut umum terkait pemutaran video CCTV di muka persidangan.

Ahli digital forensik Mabes Polri, M Nuh Al-Azhar telah dihadirkan oleh pihak penuntut umum dalam sidang ke 21.

Tujuannya, untuk memastikan apakah perangkat laptop beserta software yang digunakan ahli digital forensik dari kubu Jessica, Rismon Hasiholan Sianipar, sudah bersertifikat.

Kisruh terjadi saat pihak jaksa menolak untuk memutar isi video di laptop Rismon.

Perdebatan pun kembali tersajikan di ruang sidang Kusuma Atmaja I.

Nuh menyatakan jika ingin mencari kebenaran dari sebuah video CCTV, harus apple to apple, mulai dari software, tools, serta SOP.

Pernyataan Rismon yang menyatakan bahwa jari Jessica seperti jari nenek lampir karena berukuran panjang membuat Nuh malah kelihatannya berang.

Nuh menantang untuk memutar video CCTV dengan menggunakan software yang sama mengingat pihak kuasa hukum mendapatkan video dari rekaman stasiun televisi swasta dan youtube.

“Dunia tertawa kalau kita membandingkan dua sumber yang berbeda,” kata Nuh, tapi dia sendiri tidak menggunakan sumber digital yang berasal dari master CCTV di Cafe Olivier, hanya flashdisk rekayasa.

Nuh memastikan bahwa software yang digunakan oleh pihaknya untuk menganalisis isi video CCTV adalah standar internasional yang digunakan di Eropa dan Amerika seperti FBI, CIA dan lain sebagainya. Sementara software yang digunakan oleh Rismon itu dinilai belum tentu tersertifikasi.

“Banyak software Yang Mulia untuk menganalisis video, tapi kebanyakan dalam dunia digital itu software sampah,” kata Nuh yang saat itu tampak emosional karena kejanggalan terungkap.

Kuasa Hukum Otto Hasibuan keberatan atas usul dari Nuh.

Ia menilai, video yang ada di dalam flashdisk milik Nuh tak bisa dijamin keotentikannya.

Apalagi, proses pemindahan video CCTV dari DVR ke flashdisk tidak di-BAP.

Sehingga pihaknya menolak jika video di flashdisk Nuh diputar pada software dan perangkat milik Nuh.

Kejanggalan paling fatal yang ketiga adalah tidak dilakukan autopsi terhadap jasad Mirna.

Setelah skandal ini diungkap secara gamblang oleh dr Djaja Surya Atmadja yang menangani jasad Mirna sejak pertama kali diterima dalam keadaan tidak ada kejanggalan.

Dia yang memberikan formalin setelah jasad itu dipastikan meninggal dunia tanpa tanpa kekerasan atau keracunan.

Dokter Djaja Surya Atmadja sekaligus merupakan ahli DNA dan forensik yang jasanya banyak digunakan untuk mengungkapkan kasus kematian tidak wajar 

"Tidak meninggal karena sianida, tidak ada autopsi pada tubuh korban, dia tidak meninggal dunia karena sianida," katanya.

Yang pasti, jasad Mirna tidak pernah diautopsi karena keluarga melarangnya.


Media Sosial Dongkrak Penjualan V.Speedshop, UMKM Lokal Ini Raup Pelanggan hingga Luar Pulau

Artikel ini mengangkat kisah inspiratif Upi, pemilik V.Speedshop, yang sukses memanfaatkan media sosial untuk mengembangkan usahanya di bidang penjualan baut titanium motor. Melalui platform seperti Instagram dan TikTok, Upi mampu menarik perhatian pelanggan dari berbagai daerah, bahkan hingga luar pulau. Dengan strategi konten sederhana menampilkan detail produk, video pemasangan, dan interaksi aktif dengan pengikut penjualannya meningkat pesat. Media sosial menjadi “etalase utama” bagi usahanya, menggantikan promosi konvensional yang kini kurang efektif. Kesuksesan ini juga berdampak positif terhadap kesejahteraan keluarganya dan menginspirasi masyarakat sekitar. Upi berharap pemerintah dapat memberikan pelatihan dan dukungan bagi pelaku UMKM agar lebih siap bersaing di era digital.

11 November 2025 22:30 | dunia-kerja

Pak Budi, Penjual Siomay yang Setia di Depan Halte Universitas Pancasila

Di tengah padatnya aktivitas mahasiswa dan arus kendaraan di depan Halte Universitas Pancasila, ada satu sosok yang hampir selalu hadir setiap hari. Sebuah gerobak sederhana dengan uap panas yang mengepul dan aroma gurih ikan tenggiri yang menggoda menandai keberadaannya. Sosok itu adalah Pak Budi, penjual siomay yang sudah lebih dari sepuluh tahun setia berdagang di lokasi yang sama.

11 November 2025 21:13 | daerah

Perdagangan Vape Longgar, Pengawasan Pemerintah Dipertanyakan

Di wilayah Cileungsi, tepatnya sepanjang Jalan Raya Cileungsi-Jonggol, penjualan rokok elektrik atau vape kian marak tanpa kendali. Observasi lapangan mengungkap kios-kios yang menawarkan perangkat vape dan cairan nikotin ilegal, tanpa izin edar maupun label kesehatan resmi. Mayoritas konsumen adalah remaja usia belasan, dengan transaksi yang sibuk dari subuh hingga malam, dikelilingi aroma buah sintetis dan keramaian anak muda. Kepala Seksi Pengawasan Dinas Perdagangan setempat, Aditya Firmansyah, mengakui pengawasan lemah karena petugas terbatas dan razia jarang, sehingga sanksi tak menakutkan. Pedagang bernama Harlan mengatakan vape jadi barang laris, meski cairannya tak berlabel BPOM. Ahli kesehatan dari Universitas Muhammadiyah Cileungsi, dr. Lestari Nirmala, menyoroti bahaya kecanduan nikotin pada generasi muda akibat strategi pemasaran yang memikat. Situasi ini mendesak pemerintah untuk intensifkan razia, wajibkan kepatuhan pedagang, dan galakkan edukasi publik guna cegah lonjakan masalah kesehatan di masa depan.

11 November 2025 18:24 | kesehatan

“Pedagang Kaki Lima Kentang, Cimol, dan Jamur Crispy Jadi Incaran Mahasiswa di Sore Hari

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya, saya dapat menyelesaikan tugas reportase lapangan untuk mata kuliah Pengantar Jurnalistik ini dengan baik. Melalui tugas ini, saya berkesempatan melakukan liputan langsung di lapangan dan menulis berita bertema Travel & Kuliner dengan fokus pada pedagang kaki lima yang menjual kentang, cimol, dan jamur crispy di area Kampus Universitas Pancasila. Liputan ini memberikan pengalaman berharga dalam memahami proses kerja jurnalistik, mulai dari observasi, wawancara, hingga penyusunan berita sesuai kaidah 5W+1H. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah, Dr. Gede Moenanto Soekowati, S.I.Kom., M.I.Kom., serta kepada para narasumber, yaitu Bapak Ari dan Adhan, yang telah memberikan waktu dan informasi untuk kelengkapan liputan ini.

11 November 2025 16:50 | terkini