09 Oktober 2023 11:40 | Oleh Tim DKYLB 01
DKYLB.com, Senin (9/10/2023) - Sejak Netflix merilis Ice Cold, sosok Edi Darmawan Salihin menjadi pusat perhatian.
Hampir setiap hari muncul di sejumlah podcast dan talkshow, yang mencengangkan saat dia menyampaikan pengakuan di Karni Ilyas.
Baca Juga: Ice Cold Mendunia Meski Jessica Kumala Wongso Bergeming dan Menolak Peluang Bebas karena Tolak Opsi Berat
Pasalnya, dia enteng saja menyatakan telah mengeluarkan sejumlah uang.
Pengakuan itu juga disampaikan saat dia mengaku di Netflix seolah penyuapan adalah dibenarkan.
Bahkan, dia merasa bangga karena bisa memenjarakan Jessica Kumala Wongso selama 20 tahun meski tanpa bukti seperti dituduhkan.
Bukti tidak ada pertama adalah tidak dilakukan autopsi.
Bukti kedua, tidak ditemukan sianida di tubuh Mirna meski tuduhannya, dia dibunuh karena sianida.
Bukti ketiga adalah percakapan Jessica Kumala Wongso dengan Shandy, saudara kembar Mirna.
Ketiga bukti itu tersebar luas.
Selain bukti terkait pengakuan Edi Darmawan Salihin bahwa dia telah menyebarkan sejumlah uang kepada sejumlah pihak.
Bahkan enteng saja mengucapkan pengakuan itu, saat dia dijadikan sebagai sumber di Netflix.
Baca Juga: Terungkap Fakta bahwa Orang Terdekat yang Membunuh Mirna Mulai Mengemuka Bermuara Asuransi Rp 69 Miliar
"Nggak tahu dibayar Otto apa enggak itu, dia ngomong begitu.
Dia kencing, terus saya selipin duit berapa juta perak begitu, maksudnya supaya dia bisa pulang, punya uang.
Kasihan ini.
Dia jadi narasumber kan suka dikasih itu duit kecil, kalau saya membagi buat dhuafa," kata dia.
Edi Darmawan Salihin adalah sosok ayah Mirna korban meninggal, saat melakukan wawancara dengan Karni Ilyas.
Jawaban Edi pada sejumlah klarifikasi dan pernyataan yang konyol bahkan semakin memicu bau busuk kasus kematian Mirna.
Apalagi dipenuhi sejumlah data termasuk tersebarnya percakapan telepon antara Shandy dan Jessica.
Sebagaimana diketahui, kasus kopi sianida yang menggegerkan publik pada 2016 lalu dikupas tuntas oleh Netflix dalam dokumenter Ice Cold.
Ayah Mirna muncul sebagai narasumber di dokumenter yang dirilis perdana pada 28 September 2023 itu.
Kalangan publik banyak yang ragu apakah Jessica adalah pelaku sebenarnya setelah menyaksikan dokumenter Netflix. Ditambah lagi, Otto Hasibuan, pengacara Jessica yakin bahwa kliennya tidak bersalah.
Melalui wawancara yang dirilis lewat kanal YouTube Karni Ilyas Club pada Jumat (6/10/2023), Edi Darmawan Salihin membuat beberapa klarifikasi dan pernyataan tentang kasus kematian putrinya, Mirna.
Seperti apa klarifikasinya?
Berikut versi ayah Mirna itu, tapi makin memicu kontroversi.
Edi Darmawan Salihin menghimbau netizen agar jangan terkecoh dengan Netflix.
Edi menuding platform streaming tersebut telah menipunya.
"Saya nggak dapat apa-apa dari dia (Netflix), cuma dia minta tolong untuk menjawab, ya saya jawab.
Tapi kenyataannya, apa yang dia tayangkan itu nggak sesuai dengan kenyataan yang ada.
Waduh parah itu Netflix, sehingga inilah yang terjadi," ungkapnya.
"Jadi, Netflix itu dilupakan saja, karena dia bikin itu sampah lah, jadi nggak benar," imbuhnya.
Sebelum dimakamkan, rumah duka didatangi oleh Krishna Murti yang meminta izin untuk melakukan autopsi. Edi memberikan izin dan autopsi dilakukan oleh Musyafak.
"Jadi autopsi itu dilakukan sesuai dengan aturan, menurut Pak Musyafak, kita ambil dulu sampel yang dalam dulu.
Kalau udah ketemu sesuatu, baru selesai," kata Edi.
Setelah dibedah hingga kepala, sampel dari beberapa bagian tubuh Mirna diletakkan di kain putih, yang warnanya berubah menjadi merah.
Saat dilakukan otopsi, lambung Mirna mengalami korosi berat.
Otto Hasibuan mengatakan bahwa tidak ditemukan sianida di tubuh Mirna setelah diotopsi.
Edi Darmawan Salihin sempat mengaku punya botol sianida yang dipakai Jessica Kumala Wongso.
Dia menjelaskan bahwa dia hanya salah ucap dan meminta publik untuk melupakannya.
Botol tersebut adalah sampel parfum Hermes yang dibelinya di Australia. Melihat bentuknya, dia berpikiran bahwa Jessica mungkin membawa sianida ke TKP dengan botol tersebut.
Namun Edi Darmawan Salihin membantah ucapan pengacara Jessica tersebut.
"Salah. Nah itu saya mau koreksi. Ketemu sianida, cuma itu malam kita nggak berani ngomong.
Nggak boleh sama polisi.
Lihat dulu di labkrim.
Pastiin ini arsenik, sianida, atau racun tikus, kita nggak tahu.
Paginya dalam perjalanan ke kuburan, saya baru tahu kalau itu sianida, anak polda ribut," ujarnya.
"Jadi kalau Pak Otto ngomong sembarangan begitu.
Pak Krishna Murti bisa tahu pertama, itu bohong.
Pasti, saya jamin seribu persen, saya saksi hidup, keluarga (saya) saksi semua di situ," lanjutnya.
Saat penyelidikan kasus kopi sianida berlangsung, Ferdy Sambo merupakan Wakil Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya yang bekerja sama dengan Krishna Murti dalam proses investigasi.
Edi Darmawan Salihin tak menampik bahwa dirinya mengenal Ferdy Sambo, yang kini tengah menjalani vonis hukuman penjara seumur hidup setelah dinyatakan bersalah membunuh Brigadir J.
Ferdy Sambo diakui tidak ada sangkut-pautnya dengan kasus Mirna.
"Pak Sambo, kita kenal baik sama beliau, tapi nggak ada ikut campur dia.
Sama sekali.
Boleh dibilang mendekati nol.
Jadi tolong lah, jangan dikait-kaitkan, itu Pak Sambo nggak ada kaitannya," jelasnya.
Sempat beredar dugaan motif di balik kematian Mirna karena ada pihak-pihak yang ingin menguasai klaim asuransi miliknya.
Salah satu sosok yang dicurigai adalah Edi Darmawan Salihin.
Edi memang tak menampik bahwa mendiang putrinya memang memiliki asuransi.
Psikolog Forensik Reza Indragiri Amriel bahkan menyatan telah menerima uang tutup mulut terkait kejanggalan kasus kopi sianida Jessica Kumala Wongso.
Dia langsung menelepon Pimpinan KPK, kala itu, Laode M, Syarif.
Uang itu sudah disita KPK, yang membuat ayah Mirna ketakutan dan langsung kabur.
Ayah Mirna mengakui bahwa dia memang memberi Rp3 juta pada Reza, tapi bukan suap.
"Betul, itu saya. Saya akuin udah. Buat apa? Ini malam saya ngaku, Pak Karni. Jadi ceritanya begini, kita jadi narasumber waktu itu, saya sebagai korban, si Reza Indragiri sebagai ahli forensik," ungkapnya.
Dia membantah tudingan Yudi Wibowo, kerabat sekaligus tim legal Jessica bahwa dirinya mencarikan asuransi Mirna sebesar Rp 69 miliar.
"Dia udah ngomong saya macam-macam, saya BIN, dapat asuransi Rp 69 miliar.
Saya bilang, kalau saya dapat, saya titip Pak Karni, sekarang disaksikan seluruh rakyat Indonesia, saya titipkan bikin masjid sama kasih dhuafa," katanya.
Edi Darmawan Salihin menunjukkan rekaman CCTV dari angle lain yang menampilkan tangan Jessica tampak memasukkan sesuatu ke dalam gelas.
Meski terungkap kemudian, tayangan itu hanya rekayasa alias palsu karena tidak pernah ditampilkan di persidangan.
Rekaman ini disebut Edi sebagai bukti tak terbantahkan bahwa Jessica lah yang membunuh Mirna.
Ayah Mirna menjelaskan bahwa rekaman CCTV yang belum pernah diperlihatkan ke depan publik ini disaksikannya di Polda bersama Krishna Murti dan Tito Karnavian, yang kini menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia.
"Pak Tito?
Ngelihat ini justru.
Dia panas tuh, wah Ed, lo bakalan sidangnya nih scientific, rame nih, dia bilang begitu," ungkap Edi menyebutkan nama Tito Karnavian, saat itu adalah sosok Kapolri.
Belum ada reaksi dari Tito Karnavian karena diseret-seret namanya, tapi sudah menjadi pembicaraan publik.
"Kenapa kita dulu nggak keluarkan waktu sidang?
Kita nggak mau dia (Jessica) dihukum mati.
Biarin dia tersiksa, kalau bisa seumur hidup, maksud saya begitu.
Jangan dihukum mati dia, mati enak ditembak selesai," katanya menyebut alasan tak rela Jessica dihukum mati karena justru ingin menyiksa wanita yang tidak bersalah itu.
"Nggak, saya cuma berpikiran aja, crazy thinking aja, bahwa itu botol kalau dicolokin sama sedotan, langsung jadi itu barang, begitu," ujarnya.
"Itu saya ngaku salah, itu cuma imajinasi saya, ini kok botol, kayaknya sampai ke situ otak saya, karena saya udah kesal," katanya.