
TERKINI Terbongkar Modus Teror DC Bank Mega Sama Persis DC Pinjol Mungkin dari Perusahaan DC Sama Gajinya Rp 800000
DKYLB.com, Sabtu (23/9/2023) - Bank Mega terus mengerahkan gerombolan Debt Collector (DC) untuk mengejar pemilik kartu anggota Carrefour, yang tidak pernah punya kartu kredit Bank Mega.
Mereka menggunakan modus teror yang sama dengan yang mengakibatkan kematian, penganiayaan, perkosaan, dan bunuh diri.
Baca Juga: Tidak Punya Pinjaman Diteror DC Suruhan Bank Mega Meniru Teror Kasus Adakami agar Korban Bunuh Diri
Partai Socmed: Teror DC Bank Mega sama persis teror DC pinjol untuk menagih uang, tapi ini bukan nasabah Bank Mega dan tidak pernah pinjam uang kredit.
Dari pinjol Pinjam Duit.
Sudah sampai mengancam pembunuhan kepada orang yg nomornya ada di hp peminjam, bukan peminjam langsung.
Ini cara mereka memanfaatkan orang-orang sekitar peminjam untuk menjadi DC gratisan bagi mereka.
Hal tersebut ditanggapi kalangan netizen yang tidak perlu diungkap namanya.
Netizen tersebut menyebutkan tindakan gerombolan DC lebih dari sekadar teror.
Astagfirullah kata-katanya ga sopan sama sekali yg gambar ke 2.
Mending gak ada pinjol aja, udah banyak yang bunuh diri gara-gara gak bisa bayar pinjol.
Yang minjem mungkin udah bingung mau cari duit kemana ya akhirnya pilih pinjol yang gampang dan cepat cair.
Tapi sebelum minjem apa mereka gak berfikir akan seperti ini akhirnya kalau gak bisa bayar?
Kena teror dan orang-orang yang ada di kontak wa juga dihubungi sama pihak pinjol.
Persoalan DC yang memang menggunakan segala cara itu tidak kunjung ditindak kepolisian.
Bahkan mereka dengan bebas menggunakan cara-cara yang melanggar hukum dan UU ITE apalagi identitas diberikan kepada kalangan DC yang membabi buta oleh Bank Mega.
"Ini siapa yang pinjam sama Bank Mega, saya tidak pernah mengajukan kartu kredit Bank Mega, saya punya kartu anggota Carrefour, tapi belum pernah dipakai, belum pernah digunakan, mendadak Bank Mega mengerahkan gerombolan preman brutal," kata korban di Jakarta, Sabtu.
Menurut korban lainnya, dia heran karena itikad baik Bank Mega juga tidak pernah dilakukan.
"Mereka menyewa gerombolan DC yang mau disuruh apa saja bahkan mengancam dan membunuh korban, ini adalah kriminal dan harus ditindak oleh kepolisian," kata dia.
Menurut korban, Bank Mega benar-benar bertindak di luar batas.
"Kalau kami memang pernah menggunakan dan pinjam atau pakai kartu anggota Carrefour ada buktinya, kapan belanja di Carrefour dan yang utama, kapan kartu ini diaktivasi, kan kartu ini harus diaktivasi, baru bisa digunakan," kata korban lainnya.
Menurut mereka, tindakan brutal DC Bank Mega jelas disuruh Bank Mega.
"Ditanya utang apa tidak dijawab malah memaki-maki seperti kesetanan, kurang ajar ini Bank Mega!" katanya.
Sementara itu, korban lainnya menyatakan, Bank Mega diketahui sebagai bank milik Chairul Tanjung yang mempunyai grup perusahaan Trans Corp.
"Mereka memang kurang ajar apa karena perusahaan mereka bangkrut?" katanya.
Kemungkinan Bank Mega sedang dilanda kesulitan likuiditas bisa jadi benar karena mereka mengerahkan DC Bank Mega untuk menagih kepada orang yang tidak pernah meminjam uang di Bank Mega apalagi menggunakan kartu kredit.
"Seharusnya, Bank Mega bisa menagih pada kreditur mereka, kok menagih ke orang yang tidak pinjam, niat pinjam saja tidak," kata korban.
Baca Juga: Gabung Koalisi Indonesia Maju, AHY Titip Dua Hal ke Prabowo Subianto Jika Terpilih Jadi Presiden
Bank Mega juga mengerahkan DC untuk meneror istri korban, anak-anak korban yang terus ditelepon dan dikirim pesan-pesan tidak senonoh, bahkan kebal hukum.
Gerombolan DC Bank Mega memang sama persis dengan gerombolan DC yang mengakibatkan kriminalitas, korban melakukan kejahatan atau bunuh diri.
Kejahatan yang meluas itu tidak bisa dibiarkan.
Ternyata kaum DC Bank Mega itu memang dididik untuk melakukan kejahatan seperti itu.
Baru-baru ini, media sosial dihebohkan dengan kisah seorang pria yang bunuh diri karena tak kuat diteror debt collector (DC) pinjol.
Pria yang bernisial K itu bunuh diri itu tak kuat ditagih secara tak wajah oleh debt collector dari sebuah perusahaan pinjaman online atau pinjol.
Ulah dari debt collector pinjol itu kemudian menjadi viral dan menjadi atensi dari pihak kepolisian juga Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Dikutip dari Tribunnews.com, Sabtu, mereka sempat melakukan komunikasi via X dengan sumber yang pernah melamar kerja menjadi DC pinjol atau sebutan untuk penagih utang.
Seseorang tersebut minta dirahasiakan namanya dan mengganti namanya menjadi Egoo.
Dia juga memposting pengalamannya tersebut di media sosial X.
Dia bercerita bahwa dirinya pernah dipanggil oleh sebuah perusahaan penagih utang atau DC pinjaman online.
Ketika itu ia diminta datang oleh pihak perusahaan ke sebuah ruko kawasan Depok, Jawa Barat.
Ruko yang lokasinya di pusat kota Depok tersebut kata dia merupakan pusat dari kantor penagih utang.
Banyak ruko di lokasi tersebut disewa menjadi lokasi para DC pinjol bekerja.
"Kantornya ada di Depok satu komplek ruko itu banyak kantor Debt Collector lokasinya seberang Ria Busana Depok," kata dia.
Egoo sempat menggambarkan situasi kantor DC pinjol di ruko tersebut.
Ketika masuk ke dalam kata dia suara orang berteriak, mencaci maki sangat terdengar.
Para DC tersebut menelepon dan menagih dengan cara mencaci maki.
Berbagai kata dan umpatan kasar sangat terdengar saat Egoo berasa di dalam ruko tersebut.
"Dibawa masuk ke dalam kantor yang isinya DC semua, sembari menunggu giliran interview di situ gue banyak banget dengar caci makian dan ancaman oleh para DC di situ gue mikir kaya ini mah enggak ada bedanya ama DC lapangan, malah kayaknya galakan yang online gini, " ujarnya.
Berbagai kata dan umpatan kasar sangat terdengar saat Egoo berasa di dalam ruko tersebut.
"Dibawa masuk ke dalam kantor yang isinya DC semua, sembari menunggu giliran interview disitu gue banyak banget dengar caci makian dan ancaman oleh para DC di situ gue mikir, kaya ini mah enggak ada bedanya ama DC lapangan, malah kayaknya galakan yang online gini, " ujarnya.
Mayoritas DC pinjol yang bekerja, kata dia, adalah mereka yang baru saja lulus sekolah atau fresh graduate.
Sejauh ia memantau di dalam ruko tersebut DC yang bekerja usianya masih sangat muda.
"Kebanyakan bocil baru lulus sekolah," kata dia.
Bagi mereka yang baru saja diterima di kantor tersebut lanjut Egoo diajari oleh seniornya atau yang sudah lama bekerja untuk menagih tunggakan pinjol.
Mereka diajari bagaimana menjadi galak, bagaimana mencaci maki dan memberikan ancaman.
"Mereka mencari bocah-bocah baru lulus dan sudah pasti keterima kalau melamar di situ karena pasti ada saja yang cabut setelah enggak lama keterima di situ.
Walau ada pinjol di bawah AFPI dan OJK enggak bikin mereka takut kalau nagih pakai caci makian dan ancaman demi bisa target tiap bulan.
Kalau mereka kurang galak pasti diajarin," katanya.
Mengenai gaji atau upah terkecil yang diterima para DC pinjol tersebut adalah Rp 800.000.
Kata dia, ada sistem pembagiannya berdasarkan target pelunasan nasabah pinjol.
"Seinget gue paling kecil gaji itu 800.000 karena dari target pelunasan nasabah cuma tercapai sekitar 10 hingga 15 persen untuk nominal target gue enggak dikasih tahu karena baru proses interview, " ujarnya.
Meski sudah melalui proses interview dan mengetahui semua proses kerja di sebuah perusahaan DC pinjol, Egoo akhirnya memutuskan untuk tidak bekerja di tempat itu.
Ia mengaku, tidak mau selain dia dilarang oleh keluarga untuk bekerja sebagai DC.
"Enggak jadi kerja disitu. Gue mikir lagi ini kerjaan apaan begini banget. Keluarga juga melarang, "kata dia.
Kisah pilu dialami oleh seorang pria yang nekat mengakhiri hidup karena terlilit pinjol.
Kisah pilu pria yang bunuh diri karena terlilit pinjol ini dibagikan oleh akun X (dulu Twitter) @rakyatvspinjol.
Dalam narasi yang dibagikan akun Twitter tersebut, nasabah berinisial K tersebut ditagih secara tidak wajar oleh debt collector.
Selain menerima pesan penagihan yang kasar, korban dengan inisial K juga mengalami pemecatan dari pekerjaannya setelah teror.
Masalah tergila bukan hanya dialami peminjam karena orang yang tidak pernah pinjam uang atau menggunakan kartu kredit dikejar-kejar oleh DC Bank Mega.