METROPOLITAN “Gangguan LRT Jabodebek: Penumpang Jalan Kaki di Rel Layang & Ibu Hamil Dievakuasi Pakai Troli”
Kronologi & Penyebab Gangguan
Pada Sabtu pagi, 25 Oktober 2025, LRT Jabodebek mengalami gangguan operasional yang menyebabkan seluruh layanan pada semua lintas berhenti sementara. Penyebab gangguan ini adalah terputusnya suplai listrik dari sistem third rail, yang berfungsi sebagai penyuplai listrik bagi kereta.
Akibatnya, penumpang yang sedang berada di rangkaian kereta tidak dapat melanjutkan perjalanan dengan kereta lain sebagai evakuasi alternatif.
Evakuasi & Pengalaman Penumpang
Karena opsi pemindahan penumpang ke rangkaian lain tidak dapat dilakukan (karena seluruh kereta tidak dapat bergerak), maka pihak pengelola memilih opsi terakhir: evakuasi penumpang dengan berjalan kaki di lintasan jalur layang LRT.
Salah satu penumpang, Aida (25), menyebut bahwa dia harus berjalan kira-kira 800 meter di jalur layang yang cukup tinggi sambil berpegangan pagar pembatas. Kakinya sampai gemetar karena jalurnya sempit dan di bawahnya ada tol serta celah beton yang membuat kondisi makin menegangkan.
Kisah-Kisah di Balik Gangguan
Dari laporan lain diberitakan bahwa dalam insiden ini terdapat momen-momen khusus seperti: seorang ibu hamil yang harus naik troli evakuasi, serta seorang fotografer yang kehilangan job karena kereta berhenti mendadak. (Meski detail narasi lengkapnya tidak ditemukan dalam rangkuman berita yang terbuka).
Tanggapan & Tindak Lanjut
Pengelola LRT Jabodebek, yaitu Kereta Api Indonesia (KAI) Divisi LRT, menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang dialami. Mereka mengatakan akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem operasional—termasuk sistem kelistrikan, proteksi, dan koordinasi antar tim operasional.
Sementara itu, Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (Komisi V) berencana memanggil Kementerian Perhubungan dan operator LRT atas insiden ini, menyoroti bagaimana proyek sebesar LRT bisa mengalami gangguan yang berdampak langsung pada penumpang.
Dampak pada Penumpang & Pengguna
– Penumpang merasakan ketidaknyamanan dan ketegangan saat evakuasi di lintasan layang, terutama mereka yang memiliki kondisi khusus seperti ibu hamil.
– Insiden ini juga memunculkan sorotan publik terhadap kesiapan infrastruktur dan prosedur darurat transportasi massal.
– Meski layanan kemudian dinyatakan kembali normal, kepercayaan pengguna dan citra pelayanan publik mendapat tantangan.
(Brayen Christyan Prabowo)
Sumber:
News.detik.com
Megapolitan.kompas.com

