DAERAH Menikmati Wisata Sejarah Benteng Gunung Kunci Peninggalan Belanda di Sumedang
DKYLB.COM (18/11/2023) - Kekuasaan Belanda di Jawa Barat meninggalkan banyak bangunan bersejarah diantaranya bangunan benteng pertahanan di Gunung Kunci, Sumedang.
Benteng peninggalan Belanda di Gunung Kunci ini letaknya tidak jauh dari pusat Kota Sumedang.
Benteng ini berdiri di Gunung Panjunan, namun masyarakat lebih mengenal tempat ini dengan sebutan Gunung Kunci.
Dinamakan demikian karena di gerbang masuk ke benteng ini terdapat lambang kunci menyilang.
Baca Juga: Bagaimana Kabar Terkini Lord Luhut Usai Keluar dari Rumah Sakit di Singapura?
Sebenarnya Gunung Kunci sendiri tidaklah berarti gunung dalam artian gunung yang besar seperti Gunung Tampomas.
Bisa dikatakan penamaan gunung itu karena letaknya yang berada di sebuah bukit yang berada di tengah Kota, tepatnya di Kelurahan Kotakulun, Kecamatan Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat.
Menurut laman Kantor Arsip dan Petpustakaan Sumedang, di Sumedang ada tiga benteng, yakni: Palasari sudah ada sejak 1906, kemudian Benteng Pasir Kolecer dan Pasir Laja pada 1907, baru kemudian Benteng Gunung Kunci 1917.
"Benteng Gunung Kunci justru benteng paling akhir dibangun dibandingkan benteng-benteng yang ada. Hanya saja saat ini benteng gunung kunci lebih populer dibanding benteng yang ada lainnya karena aksesnya paling dekat dengan pusat kota Sumedang. Selain itu, fasilitasnya sebagai objek wisata lebih lengkap," ujar Alfya, salah satu pengunjung kepada DKYLB.Com, Sabtu (18/11/2023).
Alfya, seorang ASN di Sumedang berasal dari Bogor, pagi itu mengajak ibunya, Usmi, yang tengah menengoknya untuk jogging di seputaran Gunung Kunci.
Baca Juga: Legislator Harap Kapal RS TNI Tiba di Gaza Setelah RS Indonesia di Stop Beroperasi
"Mungkin karena kami datang kepagian jadi belum banyak pengunjung. Yang jelas harga tiketnya terjangkau dan obyek wisatanya bagus untuk edukasi wisata sejarah," kata Usmi.
Bila dilihat sekilas, Gunung Kunci tampak seperti bukit alami biasa, hanya sekira 500 meter dari Alun-Alun Sumedang.
Bukit tinggi dipenuhi pepohonan, terutama pepohonan sejenis pinus, juga tumbuhan-tumbuhan lainnya.
Siapa sangka di dalamnya terdapat sebuah benteng bersejarah peninggalan masa penjajahan Belanda jalan dahulu.
Luas benteng ini kurang lebih sekitar 2.600 m2 dengan luas bunker yang mencapai sekitar 450 m2.
Rincianya, benteng ini terdiri dari tiga lantai, meliputi ruangan untuk prajurit, perwira, tahanan dan benteng itu sendiri.
Semua dilapisi dengan beton setebal 1 meter. Beberapa ruangan terdapat meja, tempat duduk dan tempat tidur yang semuanya juga dibuat dari beton.
Ditambah pula dengan lorong yang memiliki panjang kurang lebih 200 m dan memiliki penghubung antara ruangan dengan gua-gua buatan yang ada di dalamnya.
Gerbang masuk ke Gunung Kunci berupa lambang kunci menyilang pada bagian atas Lorong di bagian dalam Gunung Kunci.
Menurut beberapa sumber yang beredar, benteng yang dikamuflasekan sebagai sebuah bukit ini dibangun oleh Belanda di masa Perang Dunia I, tepatnya sekitar tahun 1914-1917 dan diresmikan pada tahun 1918.
Mengapa benteng ini dibangun di tengah Kota Sumedang dan dikamuflasekan layaknya sebuah bukit?
Konon, dengan desain benteng yang dibuat melingkar dan berdiri di tempat yang lebih tinggi di tengah Kota Sumedang ini memudahkan Belanda untuk mengintai gerak-gerik mencurigakan atau tanda-tanda akan terjadinya serangan.
Baca Juga: Menyentuh Cerita Jhonny Yusuf, Turis Australia yang Masuk Islam di Aceh Usai Baca Kisah Rasulullah
Meriam-meriam di benteng ini pun dipasang melingkar mengikuti desain benteng, yang sudah tentu diarahkan ke Kota Sumedang dan tempat-tempat strategis lainnya.
Dengan sekali serangan dari benteng ini, akan mudah bagi Belanda untuk memporak-porandakan Kota Sumedang seandainya ada serangan yang datang dari arah kota tersebut.
Selain itu, di tempat ini terdapat lorong-lorong dan bunker-bunker yang berfungsi sebagai pertahanan dan penyimpanan senjata.
Ruang-ruang tahanan dan sebuah sumur juga melengkapi benteng ini.
Baca Juga: Heboh Nyamuk Bill Gates Wolbachia, Ini Dia Respon Lengkap Kemenkes RI
Pintu gerbang dan jalan setapak tersedia untuk memasuki obyek wisata Gunung Kunci
Kini, Gunung Kunci menjadi salah satu tempat wisata sejarah di Sumedang yang dapat kunjungi.
Dengan membayar retribus sekitar Rp3.000 untuk orang dewasa dan Rp2.000 untuk anak-anak di pos pintu masuk Wisata Alam Gunung Kunci.
Pengunjung bisa langsung memasuki tempat tinggi ini dengan melalui jalan setapak yang diperkeras secara permanen.
Di sana juga terdapat sarana umum seperti toilet dan warung sekadar tempat menghilangkan lapar dan dahaga, meski secara terbatas.
Baca Juga: Pagi Ini Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Bandung Jawa Barat
Wisata Gunung Kunci, dipadu dengan pemandangan yang indah di wilayah tersebut diharapkan dapat menarik minat besar generasi masa kini agar mereka mau belajar sejarah lokal yang ada di tempat mereka.
Agar peninggalan sejarah ini dapat terpelihara dengan baik, kabarnya Tahura Gunung Kunci akan direvitalisasi menjadi objek wisata Sumedang Park Kawasan Wisata Tahura (Taman Hutan Raya) Gunung Kunci dan Gunung Palasari.
Kawasan yang berada di Jalan Pangeran Sugih, Kecamatan Sumedang Selatan itu akan direvitalisasi menjadi objek wisata alam, budaya, sejarah dan edukasi. (*)

