TERKINI UMKM Susu Kedelai: Dari Dapur Rumahan ke Pasar Lokal
Di tengah maraknya tren minuman modern dan produk impor, seorang pemuda bernama Ahmad (35) membuktikan bahwa usaha kecil rumahan pun bisa tumbuh besar bila dijalankan dengan ketekunan. Dari dapur rumahnya di kawasan Jakarta Selatan, Ahmad mengolah kedelai menjadi minuman sehat bernama “SULAI”, singkatan dari susu kedelai.
“Usaha ini saya mulai tahun 2023, waktu masa pandemi,” ujar Ahmad ketika ditemui reporter dari Universitas Pancasila. “Awalnya cuma buat minuman di rumah, tapi teman dan tetangga suka. Akhirnya saya lanjut jualan.”
Dari Dapur ke Pasar Lokal
Alasan Ahmad memilih menjual susu kedelai cukup sederhana. Menurutnya, minuman ini cocok untuk siapa saja, termasuk bagi yang tidak bisa minum susu sapi. Selain menyehatkan, bahan bakunya juga mudah didapat dan bisa diproduksi di rumah.
Nama “SULAI” pun ia pilih karena mudah diingat dan langsung menggambarkan produknya. “Saya pengin nama yang sederhana aja, biar pembeli tahu ini susu kedelai,” ujarnya sambil tersenyum.
Proses Produksi yang Tetap Alami
Setiap pagi, Ahmad membeli kedelai dari pasar lokal, lalu menjalani proses pembuatan yang sepenuhnya manual. “Kedelai saya rendam semalaman, digiling, direbus, terus disaring. Setelah itu baru saya tambahkan varian rasa seperti original, cokelat, pandan, dan vanila,” jelasnya.
Dari semua varian, rasa original dan cokelat menjadi yang paling banyak diminati. “Banyak pelanggan bilang rasanya gurih dan ringan, beda dari susu kedelai kemasan,” tambahnya.
Ahmad menegaskan, seluruh produknya dibuat segar setiap hari tanpa bahan pengawet, sehingga aman dikonsumsi oleh semua kalangan, dari anak-anak hingga orang tua.
Promosi Sederhana, Pelanggan Meluas
Dalam hal pemasaran, Ahmad memanfaatkan media sosial dan jaringan pertemanan di sekitar lingkungan rumah. “Saya jual langsung di depan rumah, juga lewat WhatsApp dan Instagram. Kadang ada pesanan buat acara sekolah atau pengajian,” katanya.
Dalam sehari, Ahmad bisa menjual antara 30 hingga 70 botol susu kedelai, tergantung permintaan. Pelanggannya pun beragam, mulai dari anak sekolah, pekerja kantoran, hingga ibu rumah tangga di sekitar wilayahnya.
Salah satu pelanggan tetap, Nava Aulia, mengaku sudah rutin membeli sejak tahun lalu. “Rasanya beda, lebih gurih dan nggak terlalu manis. Harganya juga terjangkau, jadi sering beli buat keluarga,” ujarnya. “Selain itu, penjualnya ramah dan selalu jaga kebersihan.”
Tantangan dan Harapan
Meski usahanya berkembang, Ahmad tetap menghadapi sejumlah kendala. “Tantangannya di harga kedelai yang sering naik, dan kalau hujan pembeli sepi,” ungkapnya. Untuk menghindari kerugian, ia kini memproduksi susu dalam jumlah secukupnya sesuai perkiraan penjualan harian.
Namun semangat Ahmad tidak surut. Ia berharap suatu hari bisa memiliki kedai kecil agar pelanggan bisa menikmati susu kedelai di tempat. “Kalau rezekinya bagus, saya juga pengin bikin kemasan modern biar bisa masuk ke minimarket,” katanya penuh harap.
Inspirasi Bagi Anak Muda
Menutup wawancara, Ahmad berpesan kepada generasi muda yang ingin mulai berbisnis. “Mulai aja dulu, jangan takut gagal. Usaha kecil juga bisa berkembang kalau dikerjakan dengan tekun dan jujur.”
Kesimpulan
Wawancara
ini menunjukkan bahwa usaha Susu Kedelai “SULAI” berhasil tumbuh dari ketekunan
dan kejujuran pemiliknya. Dengan bahan sederhana dan semangat pantang menyerah,
Ahmad mampu menjaga cita rasa sekaligus memberi contoh bahwa usaha kecil pun
bisa memberi manfaat besar bagi masyarakat sekitar.
BY : KIRANA BRILYANT

