X

TERKINI UMKM Susu Kedelai: Dari Dapur Rumahan ke Pasar Lokal

10 November 2025 19:50 | Oleh Tim DKYLB 01

Di tengah maraknya tren minuman modern dan produk impor, seorang pemuda bernama Ahmad (35) membuktikan bahwa usaha kecil rumahan pun bisa tumbuh besar bila dijalankan dengan ketekunan. Dari dapur rumahnya di kawasan Jakarta Selatan, Ahmad mengolah kedelai menjadi minuman sehat bernama “SULAI”, singkatan dari susu kedelai.

“Usaha ini saya mulai tahun 2023, waktu masa pandemi,” ujar Ahmad ketika ditemui reporter dari Universitas Pancasila. “Awalnya cuma buat minuman di rumah, tapi teman dan tetangga suka. Akhirnya saya lanjut jualan.”

Dari Dapur ke Pasar Lokal

Alasan Ahmad memilih menjual susu kedelai cukup sederhana. Menurutnya, minuman ini cocok untuk siapa saja, termasuk bagi yang tidak bisa minum susu sapi. Selain menyehatkan, bahan bakunya juga mudah didapat dan bisa diproduksi di rumah.

Nama “SULAI” pun ia pilih karena mudah diingat dan langsung menggambarkan produknya. “Saya pengin nama yang sederhana aja, biar pembeli tahu ini susu kedelai,” ujarnya sambil tersenyum.

Proses Produksi yang Tetap Alami

Setiap pagi, Ahmad membeli kedelai dari pasar lokal, lalu menjalani proses pembuatan yang sepenuhnya manual. “Kedelai saya rendam semalaman, digiling, direbus, terus disaring. Setelah itu baru saya tambahkan varian rasa seperti original, cokelat, pandan, dan vanila,” jelasnya.

Dari semua varian, rasa original dan cokelat menjadi yang paling banyak diminati. “Banyak pelanggan bilang rasanya gurih dan ringan, beda dari susu kedelai kemasan,” tambahnya.

Ahmad menegaskan, seluruh produknya dibuat segar setiap hari tanpa bahan pengawet, sehingga aman dikonsumsi oleh semua kalangan, dari anak-anak hingga orang tua.

Promosi Sederhana, Pelanggan Meluas

Dalam hal pemasaran, Ahmad memanfaatkan media sosial dan jaringan pertemanan di sekitar lingkungan rumah. “Saya jual langsung di depan rumah, juga lewat WhatsApp dan Instagram. Kadang ada pesanan buat acara sekolah atau pengajian,” katanya.

Dalam sehari, Ahmad bisa menjual antara 30 hingga 70 botol susu kedelai, tergantung permintaan. Pelanggannya pun beragam, mulai dari anak sekolah, pekerja kantoran, hingga ibu rumah tangga di sekitar wilayahnya.

Salah satu pelanggan tetap, Nava Aulia, mengaku sudah rutin membeli sejak tahun lalu. “Rasanya beda, lebih gurih dan nggak terlalu manis. Harganya juga terjangkau, jadi sering beli buat keluarga,” ujarnya. “Selain itu, penjualnya ramah dan selalu jaga kebersihan.”

Tantangan dan Harapan

Meski usahanya berkembang, Ahmad tetap menghadapi sejumlah kendala. “Tantangannya di harga kedelai yang sering naik, dan kalau hujan pembeli sepi,” ungkapnya. Untuk menghindari kerugian, ia kini memproduksi susu dalam jumlah secukupnya sesuai perkiraan penjualan harian.

Namun semangat Ahmad tidak surut. Ia berharap suatu hari bisa memiliki kedai kecil agar pelanggan bisa menikmati susu kedelai di tempat. “Kalau rezekinya bagus, saya juga pengin bikin kemasan modern biar bisa masuk ke minimarket,” katanya penuh harap.

Inspirasi Bagi Anak Muda

Menutup wawancara, Ahmad berpesan kepada generasi muda yang ingin mulai berbisnis. “Mulai aja dulu, jangan takut gagal. Usaha kecil juga bisa berkembang kalau dikerjakan dengan tekun dan jujur.”

Kesimpulan

Wawancara ini menunjukkan bahwa usaha Susu Kedelai “SULAI” berhasil tumbuh dari ketekunan dan kejujuran pemiliknya. Dengan bahan sederhana dan semangat pantang menyerah, Ahmad mampu menjaga cita rasa sekaligus memberi contoh bahwa usaha kecil pun bisa memberi manfaat besar bagi masyarakat sekitar.


BY : KIRANA BRILYANT


“Sadar Nggak Warung Madura Kerap Ganti Penjaga? Ternyata Ini Alasannya”

Warung Madura dikenal sebagai usaha ritel yang beroperasi selama 24 jam dan dikelola melalui sistem pergiliran penjaga. Pola ini diterapkan untuk menjaga keberlangsungan usaha sekaligus mencegah kelelahan pekerja, mengingat jam kerja yang panjang menjadi tantangan utama bagi para perantau Madura yang mengelola warung tersebut. Berdasarkan wawancara, pemilik warung menjelaskan bahwa pergantian penjaga dilakukan setiap beberapa bulan agar pekerja memiliki kesempatan untuk beristirahat dan pulang kampung. Salah satu penjaga juga menyampaikan bahwa sebagian dari mereka bekerja sambil menempuh pendidikan, sehingga pola kerja yang fleksibel membantu dalam membagi waktu antara kebutuhan ekonomi dan studi. Temuan ini menunjukkan bahwa Warung Madura bukan hanya usaha ritel, tetapi juga ruang ekonomi dan sosial yang memungkinkan para perantau menjaga kesejahteraan mereka sambil tetap mempertahankan keberlanjutan usaha keluarga.

10 November 2025 20:06 | depok

Ritme Kota di Atas Motor: Potret Kehidupan Driver Ojol Jakarta

Profesi ojek online kini menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan perkotaan. Namun di balik citra efisiensi dan kemudahan layanan, masih banyak sisi yang jarang dibicarakan mulai dari sikap sebagian pengemudi yang kurang sopan hingga kesenjangan komunikasi dengan pelanggan. Wawancara bersama salah satu mitra pengemudi Grab menggambarkan realitas lapangan yang tidak selalu ideal.

10 November 2025 20:18 | dunia-kerja

Perpustakaan di TIM Cikini, Sebagai Simbol Literasi Masyarakat Urban di Jakarta

Perpustakaan Cikini yang berada di kawasan Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat, menjadi salah satu ruang publik modern yang menghidupkan kembali semangat literasi di tengah hiruk pikuk ibu kota. Berdiri sejak tahun 1962, perpustakaan ini telah berkembang menjadi tempat yang tidak hanya menyediakan bahan bacaan, tetapi juga menghadirkan suasana nyaman bagi masyarakat untuk belajar, bekerja, dan beristirahat. Dengan fasilitas lengkap seperti wifi, area baca luas, dan interior modern, tempat ini menjadi alternatif ideal bagi mahasiswa dan masyarakat yang membutuhkan ruang belajar gratis dan tenang. Berdasarkan wawancara dengan petugas dan pengunjung, perpustakaan ini kini dikunjungi hingga ribuan orang setiap akhir pekan. Lebih dari sekadar tempat membaca, Perpustakaan Cikini mencerminkan kebutuhan masyarakat urban akan ruang publik yang edukatif, inklusif, dan penuh makna di tengah kehidupan kota yang serba cepat

10 November 2025 09:00 | metropolitan

Viral Sidak Gubernur Dedi Mulyadi ke AQUA: Penjualan Turun, Konsumen Sempat Beralih Merek

Kasus sidak Gubernur Dedi Mulyadi ke pabrik AQUA menjadi cerminan bahwa opini publik kini sangat bergantung pada narasi di media sosial. Kepercayaan konsumen bisa tergoyah dalam sekejap, tetapi juga bisa pulih kembali dengan komunikasi yang tepat. Baik pemerintah maupun perusahaan perlu bekerja sama menjaga kejelasan informasi agar masyarakat tidak mudah terpengaruh oleh isu yang belum tentu benar.

10 November 2025 20:10 | terkini