
TERKINI UMKM Indonesia Kian Tumbuh Lewat Platform Digital
Jakarta, Selasa (22/10/2025)
Pertumbuhan sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia terus menunjukkan perkembangan pesat, terutama setelah masuknya era digital yang semakin masif. Pemanfaatan platform e-commerce dan media sosial kini menjadi salah satu pendorong utama peningkatan omzet dan jangkauan pasar pelaku UMKM di berbagai daerah.
Mengutip laporan dari Kompas.com, hingga pertengahan tahun 2025, tercatat lebih dari 23 juta pelaku UMKM telah bertransformasi ke ekosistem digital. Angka ini meningkat sekitar 17 persen dibandingkan tahun sebelumnya, menandakan antusiasme tinggi dari pelaku usaha kecil untuk memanfaatkan teknologi dalam memperluas usahanya.
Menurut Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, digitalisasi bukan sekadar tren sementara, melainkan keharusan agar UMKM mampu bertahan di tengah persaingan global yang semakin ketat.
“Digitalisasi membuka peluang yang tidak terbatas bagi UMKM kita. Dengan teknologi, produk lokal bisa bersaing di pasar internasional tanpa harus memiliki toko fisik,” ujar Teten, dikutip dari Kompas.com, Selasa (22/10/2025).
Peluang Pasar Baru di Tengah Tantangan
Berkembangnya platform digital seperti Shopee, Tokopedia, dan TikTok Shop telah membuka ruang baru bagi pelaku UMKM untuk menjangkau pasar yang lebih luas. Namun, di balik peluang tersebut, masih banyak tantangan yang harus dihadapi, mulai dari kurangnya literasi digital, keterbatasan infrastruktur internet, hingga permodalan yang terbatas.
Dalam laporan yang dikutip dari Suara.com, sejumlah pelaku UMKM di daerah pelosok mengaku masih kesulitan memanfaatkan teknologi karena jaringan internet yang tidak stabil dan biaya promosi digital yang tinggi.
“Kami ingin jualan online, tapi sinyal di daerah kami sering hilang. Kadang, butuh waktu lama hanya untuk unggah satu foto produk,” keluh Siti Rahmah, pengusaha batik asal Banyuwangi, dikutip dari Suara.com, Selasa (22/10/2025).
Kondisi ini membuat sebagian besar UMKM di daerah pedesaan masih tertinggal dibandingkan pelaku usaha di kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya.
Peran Pemerintah dan Komunitas Digital
Pemerintah kini semakin gencar mendorong digitalisasi UMKM melalui program seperti Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) dan pelatihan Digital Entrepreneurship Academy (DEA). Program-program ini bertujuan agar para pelaku usaha kecil tidak hanya mampu menggunakan platform online, tetapi juga menguasai strategi pemasaran digital, analisis data, dan manajemen keuangan berbasis aplikasi.
“Transformasi digital harus inklusif. Pemerintah berkomitmen membantu UMKM di seluruh pelosok agar tak tertinggal,” jelas Teten Masduki dalam wawancara dengan Kompas.com.
Selain pemerintah, komunitas digital dan perusahaan teknologi juga ikut berperan. Beberapa platform e-commerce menyediakan fitur pelatihan gratis, seperti kelas fotografi produk, penulisan deskripsi menarik, hingga strategi promosi berbasis algoritma.
Republika.co.id menyoroti bahwa kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat digital menjadi kunci agar ekonomi digital Indonesia tidak hanya dinikmati oleh pelaku besar, tetapi juga oleh jutaan pelaku UMKM kecil di daerah.
Dampak Ekonomi yang Signifikan
Menurut data Kementerian Koperasi dan UKM, kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB)Indonesia mencapai 61 persen pada 2025. Angka ini meningkat dari 59 persen pada tahun sebelumnya, yang menunjukkan betapa besar peran UMKM dalam menggerakkan perekonomian nasional.
Digitalisasi juga mendorong peningkatan ekspor produk lokal. Beberapa pelaku usaha kecil bahkan berhasil menembus pasar internasional berkat promosi melalui platform digital. Salah satunya adalah Lina Handicraft, pengrajin anyaman bambu dari Tasikmalaya, yang kini rutin mengirim produknya ke Jepang dan Malaysia setelah memanfaatkan marketplace global.
“Dulu saya hanya jualan di pasar lokal. Sekarang, pembeli saya ada dari luar negeri. Semua berkat internet,” ujar Lina dengan bangga, dikutip dari Kompas.com.
Menuju Ekonomi Digital yang Merata
Meskipun banyak kemajuan, pemerataan digitalisasi UMKM masih menjadi pekerjaan rumah besar. Suara.commenyoroti bahwa sekitar 40 persen pelaku UMKM di Indonesia belum tersentuh pelatihan digital sama sekali. Hal ini menunjukkan pentingnya kolaborasi lintas sektor agar transformasi ekonomi digital tidak menimbulkan kesenjangan baru.
Selain itu, edukasi mengenai keamanan digital juga menjadi hal penting. Banyak pelaku UMKM yang belum memahami risiko penipuan online atau pencurian data ketika menggunakan platform digital. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Kementerian Kominfo diharapkan lebih aktif melakukan edukasi di bidang ini.
Kesimpulan
Transformasi digital UMKM Indonesia adalah perjalanan panjang yang membutuhkan dukungan berkelanjutan. Potensi besar sudah terlihat mulai dari peningkatan omzet, perluasan pasar, hingga kontribusi terhadap ekonomi nasional. Namun, agar semua pelaku UMKM bisa menikmati manfaatnya secara merata, diperlukan pemerataan akses internet, peningkatan literasi digital, dan perlindungan siber yang kuat.
Dengan semangat kolaborasi, UMKM Indonesia bukan hanya akan menjadi tulang punggung ekonomi nasional, tetapi juga motor penggerak ekonomi digital yang inklusif dan berkelanjutan.
(Elsa Adinda Putri)
Sumber diolah dari Kompas.com, Suara.com, Republika.co.id, Antaranews.com