X

TERKINI Cuaca Ekstrem Picu Lonjakan Kasus Influenza dan COVID-19 di Indonesia

22 Oktober 2025 14:30 | Oleh Tim DKYLB 02

DKYLB.com, Rabu (22/10/2025)

Lonjakan Kasus Akibat Cuaca Ekstrem 

Akhir-akhir ini, masyarakat Indonesia kembali dihadapkan pada gelombang penyakit pernapasan seperti flu dan COVID-19. Banyak orang mengeluhkan gejala batuk, pilek, dan demam yang berlangsung lebih lama dari biasanya. 
Fenomena ini tidak lepas dari perubahan cuaca ekstrem pagi yang terik, siang hujan deras, dan malam yang lembap  yang melemahkan daya tahan tubuh. Kondisi ini menciptakan situasi ideal bagi virus untuk berkembang dan menular dengan cepat. 

Menurut laporan dari Update Imun, perubahan suhu ekstrem mempercepat penularan virus pernapasan, karena tubuh membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan lingkungan yang berubah drastis. Akibatnya, sistem imun menurun dan virus lebih mudah menginfeksi. 

Fenomena ini tidak lepas dari perubahan cuaca ekstrem pagi yang terik, siang hujan deras, dan malam yang lembap  yang melemahkan daya tahan tubuh. Kondisi ini menciptakan situasi ideal bagi virus untuk berkembang dan menular dengan cepat. 

Menurut laporan dari Update Imun, perubahan suhu ekstrem mempercepat penularan virus pernapasan, karena tubuh membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan lingkungan yang berubah drastis. Akibatnya, sistem imun menurun dan virus lebih mudah menginfeksi. 

 

Pandangan Ahli dan Data Lapangan 

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Prof. Ari Fahrial Syam, kepada Tempo.co, menjelaskan bahwa peningkatan kasus influenza perlu diperiksa lebih lanjut menggunakan teknologi Next Generation Sequencing (NGS) untuk memastikan apakah ada varian virus baru yang beredar. 
Menurut Kemenkes, pada pekan ke-38 tahun 2025, peningkatan kasus flu mencapai 38%, didominasi oleh virus influenza tipe A. Pola serupa juga terlihat di beberapa negara Asia Tenggara seperti Malaysia dan Thailand. 

Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenkes, Aji Muhawarman, menambahkan bahwa peningkatan tren Influenza Like Illness (ILI) dan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) juga terpantau dalam Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons (SKDR). 

 

Influenza A Dominasi Kasus di Asia Tenggara 

kasus yang meningkat di Indonesia sebagian besar disebabkan oleh virus influenza tipe A subtipe H3N2, yang juga mendominasi di wilayah Asia Tenggara. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat bahwa subtipe H3N2 cenderung bermutasi, sehingga diperlukan vaksinasi flu tahunan untuk menekan risiko wabah baru. 

Virus ini menyerang sistem pernapasan dan menimbulkan gejala seperti demam tinggi mendadak, batuk kering, sakit tenggorokan, serta nyeri otot dan sendi. Pada kelompok rentan seperti lansia, anak-anak, dan penderita penyakit kronis, komplikasi dapat terjadi dan memerlukan perawatan intensif. 

 

Pencegahan Melalui Update Imun dan Gaya Hidup Sehat 

Para pakar kesehatan menekankan bahwa pencegahan terbaik melawan influenza dan COVID-19 adalah imunisasi rutin dan pembaruan vaksin (update imun). 
Vaksinasi flu disarankan setiap tahun, sedangkan vaksin COVID-19 perlu diperbarui terutama untuk menghadapi varian baru seperti Omicron. 

Selain vaksinasi, langkah pencegahan sederhana tetap relevan: 

1. Menggunakan masker saat mengalami gejala flu. 

2. Mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer. 

3. Menjaga jarak di ruang tertutup dengan sirkulasi udara buruk. 

4. Istirahat cukup dan konsumsi makanan bergizi untuk memperkuat imunitas. 

 

Pola Musiman yang Tidak Lagi Pasti 

Ketiga sumber berita sepakat bahwa pola penyebaran penyakit seperti flu dan COVID-19 kini tidak lagi mengikuti musim tertentu. Jika sebelumnya influenza banyak terjadi di musim hujan, kini penyebarannya bisa muncul sepanjang tahun akibat perubahan iklim global dan pola hidup masyarakat perkotaan. 

Masyarakat diimbau untuk tidak menyepelekan gejala flu yang berlangsung lama dan segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan bila kondisi memburuk. Pemerintah juga terus memperkuat sistem surveilans sentinel ILI/SARI untuk mendeteksi lonjakan kasus sejak dini 

 

(Salsabilla Azzahra)

sumber : Update Imun, Tempo.co, dan KalbeMed



Cuaca Ekstrem Picu Lonjakan Kasus Influenza dan COVID-19 di Indonesia

Kasus influenza di Indonesia meningkat tajam menjelang pergantian musim. Cuaca ekstrem membuat daya tahan tubuh menurun dan virus lebih mudah menyebar. Ahli kesehatan mengingatkan masyarakat untuk menjaga imun dan memperbarui vaksin flu serta COVID-19 agar tidak terjadi lonjakan kasus yang lebih besar.

22 Oktober 2025 14:30 | terkini

Kasus Timothy Anugrah, Mahasiswa Unud yang Diduga Jadi Korban Perundungan: Pemerintah Desak Kampus Jadi Ruang Aman

Kasus meninggalnya Timothy Anugrah Saputra, mahasiswa Universitas Udayana (Unud), mengguncang publik. Timothy diduga mengalami tekanan psikologis akibat perundungan dari rekan-rekannya sebelum ditemukan meninggal dunia pada 15 Oktober 2025. Percakapan nir-empati yang beredar di media sosial memicu kemarahan warganet dan sorotan terhadap budaya kekerasan di kampus. Pemerintah melalui Mendiktisaintek Brian Yuliarto menegaskan pentingnya penerapan Permendikbudristek Nomor 55 Tahun 2024 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Perguruan Tinggi (PPKPT). DPR juga mendesak investigasi menyeluruh serta pemberian sanksi tegas bagi pelaku. Kasus ini menjadi pengingat bahwa kampus harus menjadi ruang aman dan suportif bagi seluruh mahasiswa.

22 Oktober 2025 13:05 | terkini

Ledakan Kapal di Batam: Kondisi Korban Membaik, Polisi Periksa 13 Saksi

Pasca ledakan kapal yang mengguncang kawasan Batam, kondisi para korban dilaporkan terus membaik. Pihak kepolisian telah memeriksa 13 saksi guna mengungkap penyebab pasti ledakan tersebut. Tokoh Terkait: Korban ledakan kapal Pihak Kepolisian Batam Saksi-saksi di lokasi kejadian Tempat Kejadian: Batam, Kepulauan Riau, Indonesia.

21 Oktober 2025 08:04 |

Korban Evakuasi Selesai, Polda Jatim Tuntaskan Penyelidikan Kasus Ambruk Ponpes Al Khoziny

Artikel ini menguraikan proses penyelidikan kepolisian terkait ambruknya mushala di Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo. Penyelidikan dimulai setelah proses evakuasi dan identifikasi korban tuntas, dengan fokus pada pengumpulan bukti dan analisis penyebab kegagalan konstruksi yang mengakibatkan tragedi. Laporan ini diharapkan menjadi dasar penegakan hukum dan pencegahan insiden serupa di masa depan.

21 Oktober 2025 15:15 | terkini