
TERKINI Prediksi Harga Emas Hari Ini 9 Juli 2025, Momentum Bullish Dijegal Ketidakpastian Tarif AS
DKLYB.COM, Rabu (09/07/2025) Dilansir dari Liputan6.com, Harga emas dunia kembali diperdagangkan lebih rendah pada sesi Selasa (8/7/2025) pagi, setelah pasar menyambut pengumuman penundaan tarif timbal balik oleh Presiden AS Donald Trump. Alih-alih mulai berlaku pada 9 Juli, tarif baru kini akan dikenakan mulai 1 Agustus.
Penundaan ini sekaligus meredam permintaan logam mulia, sementara menyalurkan daya tarik ke Dolar AS dalam lingkungan likuiditas yang tipis.
Analis Dupoin Futures Indonesia Andy Nugraha menjelaskan, sinyal bullish perlahan kembali menguat pada grafik harga emas dunia.
“Kombinasi pola candlestick menunjukkan formasi higher low dan higher high, dibantu dengan Moving Average yang memotong ke atas Moving Average jangka menengah,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (9/7/2025).
Menurut Andy, ini menjadi indikasi bahwa tekanan beli mulai meningkat, meski secara keseluruhan sentimen masih dipengaruhi geopolitik dan kebijakan moneter.
Selain itu, jika tekanan bearish berlanjut hari Rabu ini, harga emas memiliki potensi turun hingga ke level USD 3.276 per troy ounce. Namun, Andy Nugraha menegaskan bahwa jika harga gagal menembus support tersebut dan terjadi rebound, target kenaikan terdekat berada di sekitar USD 3.343.
Investor disarankan memantau kedua level ini untuk menentukan strategi entry maupun exit.
Kebijakan Perdagangan AS
Selain dinamika teknikal, faktor kebijakan perdagangan AS turut membentuk sentimen pasar. Presiden Trump menandatangani perintah eksekutif yang memastikan bea tambahan pada impor akan mulai berlaku pada 1 Agustus.
Meskipun tidak menyebutnya sebagai jeda 90 hari resmi, penundaan ini memberi ruang bagi mitra dagang termasuk Jepang yang dikenakan tarif 25% dan Korea Selatan 30% untuk merundingkan ulang kesepakatan.
Sentimen risk-on juga terlihat menekan permintaan safe-haven seperti emas. Indeks Dolar AS sempat terkoreksi mendekati 97,35 setelah menyentuh puncak mingguan di 97,66, namun kembali menemukan pijakan saat investor merespon data ekonomi dan pernyataan pejabat The Fed. Penguatan Dolar cenderung menurunkan daya beli logam mulia di pasar global.
Sementara itu, kebijakan tarif baru untuk 14 negara oleh Trump menambah ketidakpastian iklim perdagangan internasional. Kekhawatiran akan eskalasi perang dagang mendorong sebagian investor mencari perlindungan di aset safe-haven, sehingga membatasi tekanan jual emas jangka pendek.
Rafli Herdian Prabowo