
TERKINI Tragedi KMP Tunu Pratama Jaya: Kapal Tenggelam di Perairan Selat Bali
DKYLB.com - Pada malam Rabu, 2 Juli 2025, kapal penyeberangan KMP Tunu Pratama Jaya yang bertolak dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi menuju Gilimanuk, Bali mengalami kecelakaan di tengah laut. Kapal yang membawa 65 orang, termasuk kru dan penumpang, serta 22 unit kendaraan, terbalik dan tenggelam hanya sekitar 30 menit setelah berlayar.
Kapal diduga mengalami masalah di ruang mesin, yang menyebabkan kapal miring dan akhirnya tenggelam. Selain itu, kondisi cuaca buruk dan ombak setinggi dua meter memperparah situasi. Peristiwa ini terjadi pada malam hari dalam kondisi minim pencahayaan, sehingga memperlambat proses evakuasi.
Badan SAR Nasional (Basarnas), dibantu oleh TNI AL dan warga setempat, segera melakukan pencarian dengan menggunakan helikopter, kapal, dan perahu karet. Hingga Kamis siang, 31 orang berhasil diselamatkan, 4 korban ditemukan meninggal dunia, dan sekitar 30 orang lainnya masih dalam pencarian.
Seorang penyintas bernama Supardi (64) menyampaikan bahwa dirinya sempat terombang-ambing di laut selama berjam-jam. Ia dan beberapa penumpang lain bertahan hidup dengan cara berpegangan pada pelampung. Banyak korban yang mengalami syok dan kelelahan parah akibat cuaca dan arus yang kuat.
Presiden Prabowo Subianto, yang saat itu sedang berada di luar negeri, langsung menginstruksikan peningkatan upaya penyelamatan. Ia meminta agar evakuasi dilakukan secara maksimal dan cepat. Pemerintah juga mulai menyelidiki penyebab pasti tenggelamnya kapal, termasuk kondisi teknis kapal dan prosedur keselamatan yang diterapkan.
Insiden ini menyoroti kembali persoalan keamanan transportasi laut di Indonesia. Banyak kapal yang masih beroperasi tanpa pemeriksaan menyeluruh, dan kecelakaan semacam ini seringkali dipicu oleh kelalaian, cuaca ekstrem, serta kurangnya pengawasan terhadap standar keselamatan pelayaran.
Proses pencarian korban hilang masih terus dilanjutkan dengan bantuan personel tambahan. Pemerintah juga berjanji akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem pelayaran di Indonesia, termasuk inspeksi rutin dan pelatihan kru kapal, demi mencegah tragedi serupa terulang di masa depan.