
TERKINI Israel Tetap Sejahtera Meski Minim Sumber Minyak, Apa Rahasianya?
DKYLB.COM- (30/6/2025)- Israel bisa disebut sebagai salah satu negara yang paling sering mengalami konflik bersenjata jika dibandingkan dengan negara lain di dunia. Selain perseteruannya yang tak kunjung usai dengan Palestina, Israel juga memiliki sejarah panjang permusuhan dengan sejumlah negara tetangga di Timur Tengah. Dalam Perang Arab-Israel tahun 1948 dan Perang Yom Kippur tahun 1973, Israel sempat diserang oleh gabungan negara-negara seperti Suriah, Mesir, Yordania, Arab Saudi, dan Irak.
Konflik yang terjadi di kawasan tersebut berakar dari sejarah yang kompleks. Israel secara resmi berdiri pada 14 Mei 1948 di wilayah yang sebelumnya merupakan Palestina, setelah Inggris menarik diri dari kawasan itu. Seusai memenangkan perang melawan negara-negara Arab, Israel berhasil menguasai sebagian besar wilayah Palestina, menyisakan hanya Jalur Gaza dan Tepi Barat. Bahkan, kawasan Tepi Barat pun kini terus mengalami perluasan pemukiman Yahudi dari tahun ke tahun.
Perkembangan Ekonomi Israel
Di tengah situasi politik yang tidak stabil, Israel justru dikenal sebagai negara dengan sektor industri yang maju, khususnya manufaktur, sejak dekade 1970-an. Saat negara-negara Arab masih bergantung pada pendapatan dari minyak, Israel justru memaksimalkan potensi sumber daya manusianya. Meski memiliki cadangan minyak dan gas, jumlahnya sangat terbatas.
Kemajuan sektor industri Israel tak lepas dari gelombang kedatangan para tenaga ahli dan cendekiawan Yahudi yang melarikan diri dari Eropa selama Perang Dunia II untuk menghindari penindasan. Mereka yang bermigrasi ke Palestina merupakan para profesional dari berbagai bidang, seperti ekonomi, kesehatan, hukum, dan perbankan.
Tak hanya dari Eropa, migrasi juga terjadi dari Amerika dan bekas wilayah Uni Soviet. Hingga kini, proses migrasi Yahudi ke Israel masih berlangsung, dan sebagian dari mereka menetap di Tepi Barat, wilayah yang sebenarnya merupakan bagian dari Palestina.
Keberadaan sumber daya manusia yang unggul inilah yang mempercepat pertumbuhan ekonomi Israel. Sejak 1970-an, negara ini telah mengembangkan industri di sektor pupuk, pestisida, farmasi, bahan kimia, plastik, hingga logam berat. Pada tahun 2008, industri manufaktur Israel telah mempekerjakan sekitar 384.000 orang, mayoritas merupakan tenaga kerja terampil.
Meskipun memiliki wilayah yang terbatas, Israel pada tahun 2008 telah memiliki 11.000 pabrik yang secara kolektif menghasilkan pendapatan sebesar 58 miliar dolar AS. Menariknya, separuh dari hasil produksi tersebut diekspor ke berbagai negara di dunia.
Sumber: Kompas.Com
BAGAS AIDIL AKBAR (JMM A)