
TERKINI Tebet Ecopark, Ruang Hijau Kebanggaan Jakarta Selatan di Tengah Persoalan Sampah
DKYLB.com, Jakarta Selatan Selasa (29/06/2025) – Tebet Ecopark, yang selama ini dikenal sebagai ruang hijau dan ruang publik kebanggaan warga Jakarta Selatan, kini menghadapi tantangan serius terkait persoalan sampah dan pengelolaan kebersihan. Taman yang menjadi tujuan favorit untuk rekreasi dan berolahraga ini harus bergulat dengan volume sampah yang meningkat pesat, terutama pada akhir pekan saat jumlah pengunjung membludak. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran akan kelestarian fungsi taman sebagai paru-paru kota dan ruang nyaman bagi masyarakat.
Berdasarkan pantauan di lapangan dan wawancara dengan petugas kebersihan, permasalahan utama terletak pada kurangnya kesadaran sebagian pengunjung dalam membuang sampah pada tempatnya. Pemandangan sampah berserakan, terutama sisa makanan dan minuman, sayangnya masih sering dijumpai di berbagai sudut taman. Hal ini diperparah dengan belum adanya sistem pengelolaan sampah yang terpilah, baik untuk sampah organik maupun anorganik yang berpotensi untuk didaur ulang. Akibatnya, beban kerja petugas kebersihan menjadi semakin berat, dan estetika taman pun ikut terpengaruh.
Bu Lisna, salah seorang petugas kebersihan yang telah lama mengabdi di Tebet Ecopark, mengungkapkan, "Akhir pekan itu bisa berkali-kali lipat sampahnya. Kadang kita juga kewalahan. Yang bikin sedih, banyak yang habis makan minum langsung ditinggal saja, padahal tempat sampah sebenarnya tidak terlalu jauh." Keluhan ini mencerminkan kondisi riil di lapangan, di mana upaya petugas kebersihan seringkali tidak sebanding dengan volume dan perilaku sebagian pengunjung.
Di sisi lain, para pengunjung yang peduli dengan kebersihan taman turut menyuarakan keprihatinannya. Akbar, seorang pengunjung rutin Tebet Ecopark, menyampaikan, "Saya sering lari pagi di sini, udaranya lumayan segar. Tapi sayang, kadang masih lihat sampah plastik atau bekas makanan di pinggir jalan setapak. Padahal taman ini penting banget buat kita yang tinggal di kota padat seperti Jakarta." Senada dengan Akbar, pengunjung lain juga berharap agar kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan ruang publik bisa meningkat.
Beberapa pengunjung mengusulkan agar pihak pengelola menambah jumlah tempat sampah yang mudah dijangkau di berbagai area taman. Selain itu, sosialisasi yang lebih gencar mengenai pentingnya membuang sampah pada tempatnya juga dianggap perlu. Edukasi mengenai jenis-jenis sampah dan manfaat daur ulang juga bisa menjadi langkah positif untuk mengubah perilaku masyarakat.
Menanggapi permasalahan ini, pihak pengelola Tebet Ecopark diharapkan dapat mengambil langkah-langkah strategis. Selain penambahan infrastruktur seperti tempat sampah yang memadai, implementasi sistem pengelolaan sampah yang lebih baik, termasuk pemilahan sampah dan potensi kerjasama dengan pihak terkait untuk daur ulang, perlu segera direalisasikan. Selain itu, kampanye edukasi dan penegakan aturan terkait kebersihan taman juga menjadi kunci keberhasilan dalam menjaga Tebet Ecopark tetap menjadi ruang hijau yang bersih, nyaman, dan membanggakan bagi seluruh warga Jakarta.
Menjaga Tebet Ecopark agar tetap asri dan bersih bukan hanya menjadi tanggung jawab pengelola, namun juga menjadi kewajiban seluruh pengunjung. Ruang hijau ini adalah aset berharga di tengah hiruk pikuk ibu kota, dan upaya bersama untuk menjaganya akan memastikan manfaatnya dapat terus dinikmati oleh generasi kini dan mendatang.
(Dimas Galoh Maulana - JMMA)