X

GAYA HIDUP Bebasan Cirebon, Bahasa Jawa Halus Khas Wong Cirebon. Masih Eksis?

14 Juli 2023 18:41 | Oleh Tim DKYLB 01

DKYLB.com, (14/07/2023) - 

Keberagaman budaya dan bahasa menjadi keunikan tersendiri bagi Indonesia. Salah satunya, yaitu kota Cirebon, salah satu kota besar di Jawa Barat. 

Cirebon sejatinya punya bahasa daerahnya, yakni Bahasa Cirebon, bahasa asli merupakan bahasa Jawa. Namun, bahasa Cirebon sering dikategorikan sebagai genre bahasa Jawa tersendiri.

Safira Nuraini, dkk, dari Universitas CIC (Catur Insan Cendekia) dalam jurnalnya tahun 2023 menuliskan bahwa Bahasa Cirebon juga punya jenisnya, yaitu bahasa Jawa Cirebon sehari-hari dan basa bebasan (krama) untuk bahasa Cirebon halus, dan basa ngoko untuk bahasa Cirebon kasar.

Di sana, Bahasa Cirebon juga dipelajari dimulai dari Sekolah Dasar di mana materi yang diajarkan merupakan bahasa Cirebon tingkat dasar. Tapi, baik Kota atau Kabupaten Cirebon tidak semua masyarakatnya dapat menggunakan bahasa Cirebon sehari-hari.

Bahasa Cirebon merupakan sebuah bahasa mandiri yang dilegalkan melalui peraturan daerah Provinsi Jawa Barat No. 5 Tahun 2003. Dilansir laman disbudparporakabcirebon, berikut merupakan beberapa contoh kata bebasan Cirebon:

 

Bebasan: Sesa, bahasa Cirebon biasa: angel = susah

Bebasan: Tebih, bahasa Cirebon biasa: jauh = jauh

Bebasan: Tresna, bahasa Cirebon biasa: demen = cinta, suka

Bebasan Sanes, bahasa Cirebon biasa: dudu = bukan 

Namun sayang, faktanya banyak para remaja dan sebagian masyarakat telah lupa bahkan tidak mengetahui keberadaan Bebasan Cirebon. Walaupun sejatinya masyarakat setempat masih banyak menggunakan bahasa Jawa Cirebon, namun mereka cenderung memakai bahasa Cirebon kasar atau sehari-hari. 

Pasalnya, saat ini bebasan Cirebon mungkin hanya diketahui oleh para kaum sesepuh maupun guru Bahasa Cirebon saja. Kurangnya minat kaum muda dan para siswa untuk mempelajari basa Bebasan menyebabkan bahasa Kromo Cirebon ini jadi terdengar asing ketika dipelajari dan hampir jarang terdengar lagi. 


Dengan keanekaragaman budaya dan bahasa yang ada di Indonesia, tentunya masyarakat Cirebon perlu sadar dan mengetahui adanya bahasa daerah mereka. (Kholida Qothrunnada/Tim DKYLB 01)


ECO BRANDING BERSAMA “@WALKWITHDUASATU “ : KISAH PETUALANGAN MAHASISWA FIKOM UP DI DESA SUKAJADI, KEC TAMANSARI KABUPATEN BOGOR

Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah salah satu bentuk pengabdian mahasiswa kepada masyarakat yang tidak hanya menitikberatkan pada praktik langsung di lapangan, tetapi juga pada pembelajaran aspek sosial. Kuliah Kerja Nyata juga menjadi syarat pemenuhan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang perlu dipenuhi oleh mahasiswa sebagai agen perubahan (agent of change).

05 Agustus 2025 12:30 | Bogor

Inovatif! Program Eco Green KKN Mahasiswa Ajak Siswa SMKN 47 dan Warga Pejaten Barat Kelola Sampah Plastik Menjadi Bernilai

Melalui program KKN Universitas Pancasila Eco Green, mahasiswa bekerja sama dengan siswa SMKN 47 Jakarta serta warga Kelurahan Pejaten Barat, khususnya RT 2 RW 7, dengan mengolah botol plastik bekas menjadi produk kerajinan bernilai jual. Program ini bertujuan menumbuhkan kesadaran lingkungan sekaligus membangun keterampilan kreatif dan jiwa kewirausahaan di kalangan pelajar dan masyarakat. Mahasiswa KKN terlibat aktif dalam memberikan pelatihan, pendampingan pembuatan kerajinan, serta edukasi dasar pemasaran produk. Kegiatan ini mendapat sambutan positif dari siswa dan warga karena dinilai bermanfaat, aplikatif, dan berdampak langsung bagi lingkungan sekitar.

31 Juli 2025 14:59 | Terkini

REVISI UU TNI DALAM CERMIN MEDIA: KRISIS KOMUNIKASI, KRISIS DEMOKRASI

Pemerintah dan DPR tengah mengajukan revisi UU TNI yang memunculkan kembali diskursus lama tentang “dwifungsi militer”. Meski diklaim bertujuan memperkuat efektivitas pertahanan, substansi revisi justru menuai kritik keras karena membuka kembali ruang bagi prajurit TNI aktif menduduki jabatan sipil—praktik yang pernah jadi simbol represi Orde Baru. Isu ini tidak hanya kontroversial secara hukum, tetapi juga menimbulkan krisis komunikasi publik. Pemerintah nyaris tidak menyampaikan narasi penyeimbang secara strategis. Akibatnya, media mengambil alih ruang wacana dan membentuk persepsi negatif secara masif.

21 Juli 2025 00:32 | Nasional

Membangun Narasi atau Mengaburkan Realitas? Fenomena Dedi Mulyadi Sang Gubernur Konten di era Demokrasi Digital

Belakangan ini, nama Dedi Mulyadi kembali menjadi sorotan. Bukan karena posisinya di parlemen, bukan pula karena polemik legislatif. Yang membuatnya terus dibicarakan adalah kehadirannya yang nyaris harian di layar ponsel kita—dalam video-video yang memperlihatkan dirinya “blusukan”, membantu masyarakat, menyentuh persoalan lokal dengan narasi besar: kehadiran negara di tengah rakyat kecil. Sekilas, ini terlihat seperti bentuk ideal dari komunikasi politik. Figur publik yang tampil tanpa jarak, menggunakan bahasa sederhana, dan menjangkau rakyat lewat media sosial alih-alih podium formal. Tapi justru di situlah letak pertanyaannya: apakah semua ini sungguh autentik? Atau apakah ini hanya kemasan citra?

18 Juli 2025 20:59 | Terkini

TRAGEDI PENDAKI BRASIL DI RINJANI: KOMUNIKASI KRISIS DAN PROTOKOL KESELAMATAN YANG TERLAMBAT DIRESPONS

Tragedi di Gunung Rinjani dan Krisis Komunikasi Pemerintah Gunung Rinjani kembali jadi sorotan dunia, kali ini karena tragedi pendaki asal Brasil yang meninggal di jalur pendakian. Publik mempertanyakan tanggung jawab pengelolaan keamanan, kesiapan petugas, dan prosedur penyelamatan di destinasi wisata sekelas Rinjani. Sayangnya, respons pemerintah terkesan datar dan normatif. Tidak ada klarifikasi yang kuat atau narasi empatik kepada keluarga korban. Krisis ini justru menunjukkan lemahnya strategi komunikasi, transparansi, dan kesadaran akan pentingnya manajemen risiko pariwisata. Tragedi ini harus menjadi titik balik: pariwisata bukan hanya promosi, tetapi juga soal keselamatan, kesiapan, dan komunikasi publik yang manusiawi. Dalam era digital, setiap tragedi bisa viral dan merusak citra jika tidak ditangani dengan baik. Pemerintah harus belajar bersikap cepat, jujur, dan tangguh dalam menjawab kegelisahan publik, karena kredibilitas institusi dipertaruhkan.

18 Juli 2025 17:39 | Terkini