X

GAYA HIDUP Tak Harus Sesuai Jurusan: Kisah Anak Pariwisata di Dunia Kue

10 November 2025 19:50 | Oleh Tim DKYLB 01

Bogor – Tidak semua orang bekerja sesuai dengan jurusan yang mereka ambil di sekolah. Begitu pula dengan Cahya Sava Salsabiillah (19), lulusan SMK Pariwisata yang kini bekerja di sebuah toko kue. Meski bidang pekerjaannya berbeda jauh dari jurusan sekolahnya, Cahya justru menemukan pengalaman baru yang membuatnya semakin berkembang.


“Saya masuk jurusan pariwisata karena hasil tes penentuan jurusan di sekolah,” ujar Cahya saat ditemui di tempat kerjanya. “Awalnya nggak terpikir kerja di bidang ini, tapi saya ingin mencari skill dan kemampuan saya sendiri.”


Kesempatan itu datang ketika Cahya menemukan lowongan kerja di salah satu outlet toko kue. Ia melamar sebagai kasir dan diterima karena dinilai memiliki kemampuan yang sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan. Meski belum memiliki pengalaman di bidang tersebut, Cahya tetap berani mencoba.


Tantangan terbesar yang ia hadapi justru datang dari hal-hal sederhana. Selain menjadi kasir, Cahya juga kerap diminta membantu menghias kue ulang tahun. “Tantangan tersulit waktu harus menulis ucapan happy birthday di atas kue. Nggak bisa asal-asalan, harus dibuat serapi dan seestetik mungkin,” tuturnya sambil tersenyum.


Di awal bekerja, Cahya sempat merasa canggung karena belum terbiasa dengan lingkungan baru. Namun, berkat kemauannya untuk belajar, ia akhirnya bisa beradaptasi. “Awalnya canggung, tapi lama-lama enjoy juga. Saya belajar sedikit demi sedikit dan akhirnya bisa menjalani pekerjaan ini dengan senang hati,” katanya.


Menariknya, pelajaran dari jurusan pariwisata tetap bermanfaat dalam pekerjaannya sekarang. “Waktu di sekolah saya belajar tentang pelayanan yang baik, seperti cara melayani tamu dan berbicara sopan. Ternyata ilmu itu sangat berguna saat saya jadi kasir,” jelasnya.


Menurut Cahya, bekerja tidak harus selalu sejalan dengan jurusan sekolah. “Kerja itu nggak harus sesuai jurusan. Yang penting kita punya skill, mau belajar, dan jujur dalam bekerja,” ujarnya tegas.


Ke depan, Cahya berencana untuk terus mengasah keterampilannya di dunia kerja. “Saya ingin terus mengeksplor kemampuan saya, mencari skill baru, dan berkembang,” tambahnya.


Kisah Cahya Sava Salsabiillah menjadi bukti bahwa jalan karier seseorang bisa saja berbelok dari rencana awal, namun bukan berarti salah arah. Selama ada kemauan untuk belajar dan semangat untuk tumbuh, setiap pekerjaan bisa menjadi langkah menuju kesuksesan.



Nezya Zulfi Dini Rivaulin

Narasumber: Cahya Sava Salsabiillah (19)

Lokasi Wawancara: Toko kue Glenna, Kemuning, Jl.Raya Tonjong

Tanggal Wawancara: 6 November 2025



“Sadar Nggak Warung Madura Kerap Ganti Penjaga? Ternyata Ini Alasannya”

Warung Madura dikenal sebagai usaha ritel yang beroperasi selama 24 jam dan dikelola melalui sistem pergiliran penjaga. Pola ini diterapkan untuk menjaga keberlangsungan usaha sekaligus mencegah kelelahan pekerja, mengingat jam kerja yang panjang menjadi tantangan utama bagi para perantau Madura yang mengelola warung tersebut. Berdasarkan wawancara, pemilik warung menjelaskan bahwa pergantian penjaga dilakukan setiap beberapa bulan agar pekerja memiliki kesempatan untuk beristirahat dan pulang kampung. Salah satu penjaga juga menyampaikan bahwa sebagian dari mereka bekerja sambil menempuh pendidikan, sehingga pola kerja yang fleksibel membantu dalam membagi waktu antara kebutuhan ekonomi dan studi. Temuan ini menunjukkan bahwa Warung Madura bukan hanya usaha ritel, tetapi juga ruang ekonomi dan sosial yang memungkinkan para perantau menjaga kesejahteraan mereka sambil tetap mempertahankan keberlanjutan usaha keluarga.

10 November 2025 20:06 | depok

Ritme Kota di Atas Motor: Potret Kehidupan Driver Ojol Jakarta

Profesi ojek online kini menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan perkotaan. Namun di balik citra efisiensi dan kemudahan layanan, masih banyak sisi yang jarang dibicarakan mulai dari sikap sebagian pengemudi yang kurang sopan hingga kesenjangan komunikasi dengan pelanggan. Wawancara bersama salah satu mitra pengemudi Grab menggambarkan realitas lapangan yang tidak selalu ideal.

10 November 2025 20:18 | dunia-kerja

Perpustakaan di TIM Cikini, Sebagai Simbol Literasi Masyarakat Urban di Jakarta

Perpustakaan Cikini yang berada di kawasan Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat, menjadi salah satu ruang publik modern yang menghidupkan kembali semangat literasi di tengah hiruk pikuk ibu kota. Berdiri sejak tahun 1962, perpustakaan ini telah berkembang menjadi tempat yang tidak hanya menyediakan bahan bacaan, tetapi juga menghadirkan suasana nyaman bagi masyarakat untuk belajar, bekerja, dan beristirahat. Dengan fasilitas lengkap seperti wifi, area baca luas, dan interior modern, tempat ini menjadi alternatif ideal bagi mahasiswa dan masyarakat yang membutuhkan ruang belajar gratis dan tenang. Berdasarkan wawancara dengan petugas dan pengunjung, perpustakaan ini kini dikunjungi hingga ribuan orang setiap akhir pekan. Lebih dari sekadar tempat membaca, Perpustakaan Cikini mencerminkan kebutuhan masyarakat urban akan ruang publik yang edukatif, inklusif, dan penuh makna di tengah kehidupan kota yang serba cepat

10 November 2025 09:00 | metropolitan

Viral Sidak Gubernur Dedi Mulyadi ke AQUA: Penjualan Turun, Konsumen Sempat Beralih Merek

Kasus sidak Gubernur Dedi Mulyadi ke pabrik AQUA menjadi cerminan bahwa opini publik kini sangat bergantung pada narasi di media sosial. Kepercayaan konsumen bisa tergoyah dalam sekejap, tetapi juga bisa pulih kembali dengan komunikasi yang tepat. Baik pemerintah maupun perusahaan perlu bekerja sama menjaga kejelasan informasi agar masyarakat tidak mudah terpengaruh oleh isu yang belum tentu benar.

10 November 2025 20:10 | terkini