X

TERKINI Mega Korupsi Pertamina: Skandal Sistematis yang Merugikan Publik

17 Maret 2025 13:29 | Oleh Tim DKYLB 01

DKYLB.com, Ahad (16/3/2025)

Kasus korupsi yang mengguncang PT Pertamina Patra Niaga menjadi sorotan publik. Skandal ini bukan hanya sekadar permainan angka dalam perubahan nilai Research Octane Number (RON) dari 90 ke 92 atau sekadar BBM oplosan.

Lebih dari itu, kasus ini merupakan kejahatan yang terstruktur dari hulu ke hilir selama lima tahun terakhir, mencakup tender curang, mark-up biaya impor, hingga dugaan praktik kecurangan lainnya yang kini tengah diusut oleh aparat penegak hukum.

Saat ini, setidaknya sembilan orang telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ini. Mereka antara lain adalah Rifan Haan (Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga), Sani Dinar Saifudin (Direktur Feedstock dan Produk Optimasi PT Pertamina Internasional), serta beberapa pejabat lain dari berbagai anak perusahaan Pertamina. Kemungkinan besar, jumlah tersangka masih akan bertambah seiring dengan berkembangnya penyidikan.

Modus Operandi Korupsi

Salah satu skema utama dalam kasus ini adalah manipulasi suplai minyak dalam negeri. Pejabat terkait di Pertamina Patra Niaga diduga secara sengaja menolak minyak mentah lokal dengan alasan kualitas yang buruk. Padahal, berdasarkan hasil penyidikan, minyak tersebut sebenarnya layak diolah. Dengan menekan produksi dalam negeri, mereka menciptakan kebutuhan impor yang besar, membuka peluang bagi praktik korupsi di sektor impor minyak.

Penunjukan rekanan impor pun dilakukan tanpa melalui proses tender yang transparan. Vendor yang ditunjuk diduga memiliki koneksi langsung dengan pejabat yang terlibat, sehingga memungkinkan terjadinya mark-up harga minyak dan ongkos pengiriman. Informasi yang beredar menyebutkan bahwa pembayaran fee ilegal kepada broker dan pejabat terkait mencapai 13-15% dari nilai impor.

Selain itu, praktik curang lainnya adalah permainan kualitas bahan bakar. Minyak impor yang dibeli sebenarnya memiliki RON 90, tetapi dalam dokumen transaksi, dilaporkan sebagai RON 92. Dengan mencampurkan minyak berkualitas lebih rendah dengan zat aditif tertentu, mereka menciptakan BBM yang diklaim setara dengan Pertamax (RON 92), padahal secara teknis hasilnya tidak sesuai dengan standar yang seharusnya. Hal ini tidak hanya merugikan konsumen dari segi harga yang lebih tinggi, tetapi juga berdampak pada performa mesin kendaraan yang dapat mengalami gangguan akibat penggunaan bahan bakar yang tidak sesuai.

Dampak Ekonomi dan Tuntutan Transparansi

Korupsi ini diperkirakan merugikan masyarakat hingga Rp192 triliun per tahun selama lima tahun terakhir, dengan total potensi kerugian mencapai Rp1 kuadriliun. Angka ini masih menjadi perdebatan, mengingat metode perhitungannya melibatkan banyak faktor, seperti kompensasi BBM dari APBN.

Kasus ini juga menunjukkan bagaimana kebijakan energi di Indonesia dapat dimanipulasi oleh kepentingan segelintir pihak demi keuntungan pribadi. Padahal, sektor energi adalah salah satu tulang punggung ekonomi negara yang seharusnya dikelola dengan transparansi dan akuntabilitas tinggi.

Pemerintah kini dituntut untuk mengambil langkah tegas dalam menindaklanjuti skandal ini. Reformasi total di tubuh Pertamina dan evaluasi kebijakan energi menjadi hal yang mendesak. Jika tidak ditangani dengan baik, kepercayaan publik terhadap pemerintah dalam mengelola sektor strategis seperti energi akan semakin menurun.

Kasus ini sekaligus menjadi ujian bagi aparat penegak hukum untuk membuktikan bahwa hukum dapat ditegakkan tanpa pandang bulu. Masyarakat menanti transparansi penuh dan langkah konkret dalam pemberantasan korupsi di tubuh BUMN.


Siswa Sekolah Rakyat Tak Lagi Terima KJP dan Bantuan Pendidikan PKH

Kepala Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan, Bernard Tambunan, menyampaikan bahwa anak-anak yang menjadi peserta didik di Sekolah Rakyat tidak akan lagi menerima bantuan Kartu Jakarta Pintar (KJP). Hal ini disampaikannya saat menjawab kekhawatiran sejumlah orangtua calon siswa yang mempertanyakan kelanjutan program bantuan tersebut jika anak mereka masuk Sekolah Rakyat.

26 Juni 2025 10:34 | Terkini

Cristiano Ronaldo Siap Perpanjang Kontrak di Al Nassr, Ucapkan Terima Kasih kepada Pioli

Cristiano Ronaldo dikabarkan akan segera menandatangani perpanjangan kontrak berdurasi dua tahun bersama klub Arab Saudi, Al Nassr. Kepastian ini muncul setelah sebelumnya muncul spekulasi mengenai masa depan sang bintang Portugal usai unggahan “babak ini telah berakhir” yang ia tulis di Instagram pascalaga terakhir Liga Arab Saudi musim 2024–2025.

26 Juni 2025 09:54 | Terkini

Presiden Prabowo Resmikan Bali International Hospital Berstandar Global Milik Pertamina

Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, meresmikan Bali International Hospital (BIH) pada Rabu (25/6/2025). Rumah sakit ini dikelola oleh PT Pertamina Bina Medika Indonesia Healthcare Corporation (IHC), anak usaha Pertamina, dan menjadi bagian dari tahap awal pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur, Denpasar.

26 Juni 2025 09:43 | Terkini

Tragedi pendaki brazil di gunung rinjani

Seorang pendaki asal Brasil bernama Juliana Marins (26) ditemukan meninggal dunia di kawasan jurang pada jalur pendakian menuju puncak Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat (NTB), Selasa (24/6/2025). Lokasi ditemukannya korban berada di lereng sedalam 600 meter di sekitar wilayah Cemara Nunggal, mengarah ke Danau Segara Anak.

26 Juni 2025 09:22 | Terkini