
TERKINI Dari Gerbong ke Gerbong: Kisah Heroik Para ANKER "Anak Kereta" di KRL Jabodetabek
DKYLB.com. Minggu (27/10/2024). JAKARTA. Setiap pagi, banyak orang yang menggunakan KRL (Kereta Rel Listrik) untuk berangkat kerja atau sekolah di Jakarta. Mereka yang menggunakan KRL ini sering disebut “ANKER” atau “anak kereta.” Di stasiun-stasiun Jabodetabek, suasana menjadi sangat ramai, terutama di pagi hari, saat para pengguna berusaha naik ke kereta yang sering kali penuh sesak.
Salah satu alasan mengapa ANKER memilih KRL adalah karena lebih cepat dan lebih murah dibandingkan menggunakan mobil pribadi. Amelia, seorang pengguna KRL, mengatakan, "Lebih gampang aja, daripada pakai mobil yang bikin macet. Ini lebih hemat waktu dan uang." Dengan tarif yang mulai dari Rp 3.000 hingga Rp 7.000, KRL menjadi pilihan yang tepat bagi masyarakat yang ingin menghindari kemacetan Jakarta.
Baca Juga: Penangkapan Pencuri Tas Penumpang KRL di Stasiun Pocin: Keamanan Publik Terjaga
Namun, menggunakan KRL tidak selalu mudah. Banyak orang yang harus berdesakan dalam kereta, terutama pada jam sibuk. Dhea, yang sering naik KRL untuk kuliah, menceritakan pengalamannya, “Kereta itu seperti film Train to Busan, harus sabar. Kalau tidak ada tempat, ya harus tunggu kereta berikutnya.” Dalam kondisi penuh sesak, perjalanan bisa menjadi sangat tidak nyaman.
Misalnya, saat berangkat dari Bekasi menuju Jakarta, Dhea menggambarkan suasana kereta yang sangat ramai, hingga penumpang terdesak ke kaca. Meski begitu, banyak orang tetap menggunakan KRL sebagai cara utama untuk pergi ke tempat kerja atau sekolah.
Pengguna KRL berharap pemerintah dapat membantu mengatasi masalah kepadatan ini. Anastasia, salah satu penumpang, menyatakan, "Kapasitas harus ditingkatkan. Di Tangerang banyak stasiun, tetapi sedikit keretanya, jadi meski bukan jam sibuk, keretanya tetap ramai." Mereka berharap ada lebih banyak kereta dan gerbong agar perjalanan bisa lebih nyaman.
Baca Juga: Terjadi Kecelakaan Kereta di Stasiun Haurpugur: KA Turangga Ditabrak KRL Bandung Raya
Selain jumlah kereta, peningkatan fasilitas juga sangat diharapkan. Azitha, seorang pengguna KRL yang sering terlambat, ingin agar semua gerbong KRL diganti menjadi ber-AC. "Semoga lebih banyak gerbong, terutama di jam sibuk, dan semua kereta bisa ber-AC," harapnya.
Meskipun menghadapi berbagai tantangan, para ANKER tetap optimis. Mereka berharap pemerintah memperhatikan kebutuhan pengguna KRL, seperti ruang tunggu yang nyaman dan akses yang lebih baik di stasiun.
KRL sudah menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Jabodetabek. Dengan tarif yang terjangkau dan kemudahan akses, KRL membantu orang-orang beraktivitas tanpa terjebak kemacetan di jalan.
Dengan segala suka dukanya, para pengguna KRL tetap setia menggunakan transportasi ini. Mereka berharap pemerintah terus meningkatkan layanan demi kenyamanan dan keselamatan semua pengguna KRL, sehingga perjalanan dapat menjadi lebih baik di masa depan.
Tantangan dalam transportasi publik masih ada, tetapi dengan perhatian dan upaya dari pemerintah, KRL bisa terus menjadi pilihan utama bagi masyarakat Jabodetabek.
Baca Juga: Pengumuman Buat Pengguna Commuter Line, Tarif KRL Jabodetabek Akan Segera Naik!
Penulis : Dominique Diaradearta Silaban