X

TERKINI Kisah Kemanusiaan Seorang Ibu yang Menolong Penjual Kue karena Teringat Ibunya yang sudah Tiada

14 Oktober 2023 12:57 | Oleh Tim DKYLB 01

DKYLB.com, Sabtu (14/10/2023) - Kisah ini diambil dari sebuah sharing informasi yang mengharukan.

Dapat kisah ini dari grup wa, nangis bacanya.
Negeri yang kaya raya tapi rakyatnya sangat menderita.

Baca Juga: Fadli Zon Ketua BKSAP DPR RI Mengingatkan Kejahatan Israel dan Ketidakadilan Global Usai Ratusan Warga Tewas

Kenaikan harga beras dan kebutuhan pokok memukul kehidupan masyarakat khususnya masyarakat tertindas.

Mereka paling menderita.

Miskin Tidak Harus Mengemis

Inikah makanan yang mereka bilang "hanya 2 ribu?"

Ini adalah sepenggal kisah (kisah nyata dari Ciracas Serang Banten), yang diceritakan oleh Ibu Ernydar Irfan.

Semoga menginspirasi.

Hari ini sesosok wanita tua mengetuk pintu kaca toko saya:

"Bu... beli kue saya... belum laku satupun... kalau saya sudah ada yang laku, saya enggak berani ketuk kaca toko Ibu... "

Saya persilakan dia masuk dan duduk.

Segelas air dan beberapa butir kurma saya sajikan untuknya.

"Ibu bawa kue apa?" tanya saya.

"Gemblong, getuk, bintul, klepon," jawabnya.

Saya tersenyum dan berkata:

"Saya nanti beli kue ibu... tapi Ibu duduk dulu, minum dulu, istirahat dulu".

"Muka Ibu sudah pucat".

Dia mengangguk dan melanjutkan bicara:

"Kepala saya sakit Bu.. pusing, tapi harus cari uang.

Anak saya sakit, suami saya sakit, di rumah hari ini beras udah gak ada sama sekali.

Makanya saya paksa jualan", katanya sambil memegang keningnya.

Air matanya mulai jatuh.

Saya cuma bisa memberinya sehelai tisu dan dia melanjutkan bicara:

"Sekarang makan makin susah, Bu.

Kemarin saja beras gak kebeli, apalagi sekarang.

Katanya setelah harga bensin naik.

Apa-apa serba naik.

Saya sudah tiga bulan saya cuma bisa bikin bubur.

Kalau masak nasi tidak cukup.

Hari ini, jualan belum laku, nawarin orang, katanya, gak jajan dulu.

Apa-apa pada mahal.

Katanya uang belanjanya pada enggak cukup".

"Anak ibu sakit apa?" saya bertanya.

"Nggak tahu ibu, batuknya berdarah," jawaban yang membuat saya terpana.

"Ibu.. Ibu harus bawa anak Ibu ke puskesmas, kan ada BPJS?"

Dia cuma tertunduk, lalu melanjutkan bicara:

"Saya bawa anak saya pakai apa Bu?

gendong gak kuat, jalannya jauh, naik ojek gak punya uang".

"Ini kue Ibu bikin sendiri?" tanya saya.

"Enggak Bu, ini saya ngambil ke orang", jawabnya.

"Terus, Ibu penghasilannya dari sini saja?" dia mengangguk lemah.

"Berapa Ibu dapet setiap hari?"

"Nggak pasti Bu, ini kue untungnya 100-300 perak, bisa dapet 4 ribu - 12 ribu paling banyak," jawabnya.

Kali ini, air mata saya yang mulai mengalir.

"Ibu pulang jam berapa jualan?"

"Jam 2. Saya gak bisa lama-lama Bu, soalnya uangnya buat beli beras.

Suami sama anak saya belum makan.

Saya gak mau minta-minta, saya gak mau nyusahin orang."

Lalu kata saya:

"Ibu, kue-kue ini tolong Ibu bagi-bagi di jalan.

Ini buat beli beras buat 1 bulan, ini buat 10 kali bulak-balik naik ojek bawa anak Ibu berobat.

Ini buat modal Ibu jualan sendiri.

Ibu sekarang pulang saja.

Bawa kurma ini buat pengganjal lapar."

Baca Juga: Apology Is Not Accepted For Corruption Following Simon Hooper Scandal That Resulting Major Damaged In The EPL

Ibu itu menangis.

Dia pindah dari kursi ke lantai, dia bersujud.

Tak sepatah katapun keluar, lalu dia kembalikan uang saya.

"Kalau Ibu mau beli.

Belilah kue saya.

Tapi, selebihnya enggak bu.

Saya malu."

Saya pegang erat tangannya.

"Ibu... ini bukan buat Ibu.

Tapi buat Ibu saya.

Saya melakukan bakti ini untuk Ibu saya agar dia merasa tidak sia-sia membesarkan dan mendidik saya.

Tolong diterima".

Saya bawa keranjang jualannya.

Saat itu, saya memegang lengannya dan saya menyadari dia demam tinggi.

"Ibu pulang ya..."

Dia cuma bercucuran airmata lalu memeluk saya dan berkata,

"Bu.. Saya gak mau ke sini lagi.

Saya malu.

Ibu gak doyan kue jualan saya.

Ibu cuma kasihan sama saya... saya malu....".

Saya cuma bisa tersenyum dan berkata,

"Ibu... Saya doyan kue jualan ibu, tapi saya sedang kenyang.

Sementara di luar pasti banyak yang lapar dan belum tentu punya makanan.

Sekarang Ibu pulang yaa..."

Saya bimbing dia menyeberang jalan, lalu saya naikkan angkot. Dia terus berurai air mata...

Lalu saya masuk lagi ke toko, membuka-buka FB saya dan membaca status orang-orang berduit yang menjijikkan.


Media Sosial Dongkrak Penjualan V.Speedshop, UMKM Lokal Ini Raup Pelanggan hingga Luar Pulau

Artikel ini mengangkat kisah inspiratif Upi, pemilik V.Speedshop, yang sukses memanfaatkan media sosial untuk mengembangkan usahanya di bidang penjualan baut titanium motor. Melalui platform seperti Instagram dan TikTok, Upi mampu menarik perhatian pelanggan dari berbagai daerah, bahkan hingga luar pulau. Dengan strategi konten sederhana menampilkan detail produk, video pemasangan, dan interaksi aktif dengan pengikut penjualannya meningkat pesat. Media sosial menjadi “etalase utama” bagi usahanya, menggantikan promosi konvensional yang kini kurang efektif. Kesuksesan ini juga berdampak positif terhadap kesejahteraan keluarganya dan menginspirasi masyarakat sekitar. Upi berharap pemerintah dapat memberikan pelatihan dan dukungan bagi pelaku UMKM agar lebih siap bersaing di era digital.

11 November 2025 22:30 | dunia-kerja

Pak Budi, Penjual Siomay yang Setia di Depan Halte Universitas Pancasila

Di tengah padatnya aktivitas mahasiswa dan arus kendaraan di depan Halte Universitas Pancasila, ada satu sosok yang hampir selalu hadir setiap hari. Sebuah gerobak sederhana dengan uap panas yang mengepul dan aroma gurih ikan tenggiri yang menggoda menandai keberadaannya. Sosok itu adalah Pak Budi, penjual siomay yang sudah lebih dari sepuluh tahun setia berdagang di lokasi yang sama.

11 November 2025 21:13 | daerah

Perdagangan Vape Longgar, Pengawasan Pemerintah Dipertanyakan

Di wilayah Cileungsi, tepatnya sepanjang Jalan Raya Cileungsi-Jonggol, penjualan rokok elektrik atau vape kian marak tanpa kendali. Observasi lapangan mengungkap kios-kios yang menawarkan perangkat vape dan cairan nikotin ilegal, tanpa izin edar maupun label kesehatan resmi. Mayoritas konsumen adalah remaja usia belasan, dengan transaksi yang sibuk dari subuh hingga malam, dikelilingi aroma buah sintetis dan keramaian anak muda. Kepala Seksi Pengawasan Dinas Perdagangan setempat, Aditya Firmansyah, mengakui pengawasan lemah karena petugas terbatas dan razia jarang, sehingga sanksi tak menakutkan. Pedagang bernama Harlan mengatakan vape jadi barang laris, meski cairannya tak berlabel BPOM. Ahli kesehatan dari Universitas Muhammadiyah Cileungsi, dr. Lestari Nirmala, menyoroti bahaya kecanduan nikotin pada generasi muda akibat strategi pemasaran yang memikat. Situasi ini mendesak pemerintah untuk intensifkan razia, wajibkan kepatuhan pedagang, dan galakkan edukasi publik guna cegah lonjakan masalah kesehatan di masa depan.

11 November 2025 18:24 | kesehatan

“Pedagang Kaki Lima Kentang, Cimol, dan Jamur Crispy Jadi Incaran Mahasiswa di Sore Hari

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya, saya dapat menyelesaikan tugas reportase lapangan untuk mata kuliah Pengantar Jurnalistik ini dengan baik. Melalui tugas ini, saya berkesempatan melakukan liputan langsung di lapangan dan menulis berita bertema Travel & Kuliner dengan fokus pada pedagang kaki lima yang menjual kentang, cimol, dan jamur crispy di area Kampus Universitas Pancasila. Liputan ini memberikan pengalaman berharga dalam memahami proses kerja jurnalistik, mulai dari observasi, wawancara, hingga penyusunan berita sesuai kaidah 5W+1H. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah, Dr. Gede Moenanto Soekowati, S.I.Kom., M.I.Kom., serta kepada para narasumber, yaitu Bapak Ari dan Adhan, yang telah memberikan waktu dan informasi untuk kelengkapan liputan ini.

11 November 2025 16:50 | terkini