Bandar Lampung - Geger penemuan 4 mayat tanpa kepala di pesisir Lampung. Polda Lampung pun sudah menerima 11 laporan orang hilang usai jasad dalam kondisi mengenaskan tersebut ditemukan.
Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Umi Fadillah Astutik mengatakan, pihaknya telah menerima 11 laporan melalui hotline di Polres Tanggamus.
"Di Polres Tanggamus sudah ada yang menghubungi nomor hotline kurang lebih 11 laporan. Mereka ada yang dari Sumatera Utara, Jawa Timur, Kemiling (Lampung), Jakarta, dan ada juga yang dari Pulau Jawa lainnya," katanya dilansir detikSumbagsel, Jumat (15/9/2023).
Selain melalui nomor hotline, beberapa warga juga membuat laporan langsung ke Polres Lampung Selatan. Namun beberapa laporan tersebut setelah dicek tidak bersangkutan dengan mayat yang ditemukan tersebut.
"Kemudian ada juga yang langsung datang ke Polres Lampung Selatan. Namun demikian, setelah di-screening tidak identik dengan mayat yang bersangkutan. Ada juga 2 lagi di Rumah Sakit Bob Bazar dan sudah di-screening, namun tidak identik dengan kedua mayat," jelas dia.
Umi menjelaskan, pihaknya masih kesulitan mengidentifikasi mayat-mayat tersebut. Sebab ada beberapa bagian tubuh yang penting untuk identifikasi namun hilang. Pihaknya juga sudah menurunkan tim DVI.
"Kami sekarang berfokus untuk mengungkap mayat tersebut, oleh karena itu kemarin dari tim gabungan termasuk tim DVI memang agak sedikit mengalami kesulitan. Karena memang tengkoraknya sudah tidak ada, telapak tangan, telapak kaki sudah tidak ada. Sehingga untuk sidik jari tidak bisa," katanya.
Besoknya kembali ditemukan mayat tanpa kepala di Pantai Dusun Paret Dua, Desa Pematang Pasir, Kecamatan Ketapang, Lampung Selatan.
Kapolres Lampung Selatan, AKBP Yusriandi Yusrin membenarkan hal tersebut. Menurutnya penemuan jasad anonim kedua ini terjadi pada Rabu (6/9/2023) malam.
"Benar, ada penemuan jasad kembali kemarin di Pantai Dusun Paret Dua, Desa Pematang Pasir, Kecamatan Ketapang," kata dia, Kamis (7/9/2023).
Hingga kini sudah 4 mayat tanpa kepala dan identitas ditemukan di wilayah pesisir Lampung.
Dafroza Juni Christiliani