X

TERKINI Seduhan Asa di Balik Roda Armada Kopi Sejagad: Menggugah Semangat di Tengah Jalanan Kota

11 November 2025 11:35 | Oleh Tim DKYLB 01

Siang itu, di sudut jalan yang ramai oleh deru kendaraan, tak menghalangi langkah para penikmat kopi untuk berhenti di depan gerobak armada Kopi Sejagad. Di sanalah percakapan ringan dan tawa pelanggan berpadu dengan aroma kopi yang baru diseduh. Pedagang armada Kopi Sejagad relevan dengan isu sosial dan publik di wilayah ini, karena menjadi tempat berkumpulnya masyarakat, berbincang, dan membentuk identitas lingkungan kota.

Menurut penelitian, keberadaan warung kopi di Indonesia mendorong interaksi dalam ruang publik, seperti tercantum pada artikel repository.uwp.ac.id. Lebih lanjut, pejabat keamanan kota menegaskan bahwa pedagang kopi keliling memiliki potensi besar dalam menjaga tatanan keamanan dan sosial di perkotaan. Irjen Pol. Asep Edi Suheri, Kapolda Metro Jaya, menyebut bahwa para pedagang ini bukan sekadar penjual kopi, melainkan “mata dan telinga” aparat kepolisian di lapangan. Dengan demikian, kehadiran armada Kopi Sejagad dapat dipahami sebagai persimpangan antara usaha mikro, penataan ruang publik, dan fungsi sosial yang lebih luas: menyediakan alternatif ekonomi, mempererat interaksi warga, dan meningkatkan kehadiran informal dalam keamanan berbasis masyarakat, seperti diberitakan Antara News.

Berdasarkan observasi di lapangan, saya mengumpulkan data visual dan kontekstual dengan melakukan wawancara terhadap pedagang armada Kopi Sejagad yang berlokasi di depan Universitas Pancasila, Jagakarsa. Aktivitas masyarakat sekitar terlihat ramai, mendukung keberadaan gerobak ini sebagai usaha warung kopi keliling. Pelanggan, bernama Achfani, turut mendukung dan menikmati layanan Kopi Sejagad. Kondisi fisik pedagang, pembeli, hingga keadaan gerobak terlihat sehat, dan suasana kota yang hiruk pikuk tidak menghalangi operasional armada. Wawancara dilakukan pada hari Senin, 10 November 2025, pukul 11:11 WIB.

a. Wawancara Pedagang Kopi Sejagad

  • Apa menu andalan? “Di sini ada tahu pedas, kalau untuk minuman kopi dan teh-nya pada haus.”

  • Siapa pemilik dan cerita unik usaha ini? “Awalnya perusahaan kecil, kemudian menjadi PT Start Up. Cabangnya baru beberapa saja; untuk outlet sedang dalam proses, armada ada di Klender, Jagakarsa, Rawamangun, dan Bekasi.”

  • Kapan berdiri? “Di Bekasi sejak awal 2024, Jagakarsa baru 6 bulan.”

  • Mengapa digemari? “Karena kopinya unik; saat kopi lain manis, Kopi Sejagad mem-branding kopi yang pahit.”

  • Bagaimana proses pembuatannya? “Takaran awal: Arabica 10%, Robusta 20%, sehingga kopi agak asam sedikit.”

b. Wawancara Konsumen (Achfani, mahasiswa Universitas Pancasila)

  • Apa yang dipesan? “Kopi Sejagad aren latte.”

  • Dari mana tahu tempat ini? “Teman saya sering beli, lalu saya coba dan jadi langganan.”

  • Sejak kapan mengenal Kopi Sejagad? “Sekitar 4 bulan yang lalu.”

  • Mengapa memilih kopi ini? “Rasanya pas, manis arennya terasa, dan tidak terlalu strong untuk saya.”

  • Pendapat tentang rasa, harga, dan pelayanan? “Rasa sesuai harga, worth it, dan pelayanannya ramah.”

Konteks Kebijakan atau Dampak Sosial

Keberadaan Kopi Sejagad tidak hanya memenuhi kebutuhan ekonomi mikro, tetapi juga mendukung interaksi sosial dan keamanan berbasis masyarakat. Kehadiran armada keliling ini menegaskan pentingnya ruang publik informal sebagai sarana ekonomi dan interaksi warga, sekaligus membantu aparat keamanan dalam memantau lingkungan.

Armada Kopi Sejagad menghadirkan inovasi sederhana dengan dampak sosial luas. Di tengah hiruk-pikuk kota, gerobak ini menjadi titik pertemuan warga, wadah interaksi sosial, dan alternatif ekonomi mikro. Solusi yang dapat diterapkan untuk mendukung usaha serupa adalah pemberian akses perizinan yang lebih mudah bagi pedagang keliling dan penyediaan ruang publik yang aman. Narasumber pedagang menekankan pentingnya konsistensi kualitas dan keramahan pelayanan agar usaha tetap diterima masyarakat luas.


Keterangan Tambahan

  • Nama Reporter: Nayla Septarin Rahmadiena

  • Tanggal Liputan: Senin, 10 November 2025

  • Lokasi: Depan Universitas Pancasila, Jagakarsa, Jakarta


Warkop di Limo Depok Jadi Tempat Nongkrong Favorit, Harga Ramah Anak Muda dan Suasana Cozy

Liputan ini membahas sebuah warkop lokal di kawasan Limo, Depok, yang menjadi tempat favorit anak muda untuk nongkrong berkat harga terjangkau, suasana nyaman semi outdoor, fasilitas Wi-Fi, serta menu variatif seperti teh tarik, mie nyemek, dan pancong lumer. Wawancara dilakukan bersama pemilik warkop dan salah satu pengunjung setia untuk melihat bagaimana usaha kuliner kecil dapat berkembang dan bersaing dengan kafe modern di era sekarang

11 November 2025 13:17 | terkini

CUNGKRING PAK JUMAT, KULINER LEGENDARIS BOGOR YANG MENGGODA SELERA

Cungkring Pak Jumat adalah kuliner legendaris Bogor sejak 1975, menyajikan jeroan sapi dengan bumbu kacang khas. Dikelola keluarga Mang Deden, dengan resep turun-temurun. Pelanggan setiap hari hingga 200 porsi, akhir pekan sampai 600 porsi. Tempat sederhana, rasa otentik, jadi ikon kuliner Bogor.

11 November 2025 13:13 | terkini

Laboran TVUP, Penjaga Profesionalisme Mahasiswa di Dunia Penyiaran Kampus

Artikel ini mengulas peran penting tenaga laboran Laboratorium Televisi Universitas Pancasila (TVUP) dalam mendukung kegiatan produksi dan pembelajaran mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi. Melalui wawancara dengan tenaga laboran dan kru TVUP, liputan ini menggambarkan bagaimana kolaborasi, kedisiplinan, serta profesionalitas dijaga agar kegiatan penyiaran kampus berjalan sesuai standar industri media di tengah kehidupan metropolitan Jakarta.

11 November 2025 13:07 | terkini

eeeeeeee

yyyyyyyyy

11 November 2025 12:58 | terkini

Pasar Prumnas Klender: Hiruk Pikuk Pagi yang Tak Pernah Padam

Suasana pagi di Pasar Prumnas Klender, Jakarta Timur, memperlihatkan dinamika ekonomi rakyat yang tetap hidup di tengah modernisasi. Di balik hiruk-pikuk jual beli, tersimpan kisah kehangatan dan solidaritas warga yang menjadikan pasar tradisional lebih dari sekadar ruang ekonomi.

11 November 2025 12:57 | terkini