
DUNIA KERJA Upaya Mematikan Karakter? Penyerangan Masif Buzzer Tiktok Kepada Najwa Shihab
DKLYB.com, Senin (11/11/24) - Jakarta, Najwa Shihab atau yang dikenal sebagai mba Nana, merupakan seorang jurnalis adalah putri kedua dari tokoh serta mantan menteri agama Dr. Quaraish Shihab. Perempuan berdarah keturuan Arab dan Bugis akhir-akhir ini diperbincangkan usai memberikan komentar terkait mantan presiden Jokowi yang dipulangkan ke Solo oleh skuadon TNI AU. Najwa Shihab mengomentari bahwa Jokowi dianggap "nebeng" TNI AU alih-alih menggunakan pesawat komersil. Komentar tersebut mengundang kritik pedas dari warga Tiktok.
Mulai dari menjelek-jelekan nama baik, memberikan komentar pada platform tersebut, hingga unggahan video yang menunjukkan pembakaran buku-buku Najwa Shihab. Hal ini diketahui bahwa Najwa Shihab dianggap sebagai provokator dalam menggiring opini khalayak. Tidak hanya ujaran kebencian berupa tulisan. Konten kreator pun sempat ikut menyerang perempuan itu.
Mengetahui hal ini, tentunya menuai banyak kritikan dari media sosial lain yaitu X. Banyak yang beranggapan bahwa apa yang terjadi dengan mba Najwa Shihab ini merupakan kegiatan yang dilakukan buzzer. Ali Hamza termasuk orang yang pertama kali mengunggah video kontroversi “nebeng” Najwa Shihab pada tanggal 22 Oktober 2024. Di video itu, Ali bermain-main dengan istilah “nebeng” sembari menjatuhkan karakter Najwa yang ia anggap sudah tua dan benci terhadap Jokowi sehingga membuat argumen Najwa terlalu bias dan tidak logis. Ali Hamza pun terpantau telah beberapa kali menyerang Najwa, pihak-pihak yang bersimpati pada gerakan Peringatan Darurat, dan etnis Rohingya melalui video TikToknya.
Hal ini pun dilanjut dengan komentar-komentar yang menjautuhkan Najwa Shihab. Video lain pun dilanjutkan dengan beberapa akun lain seperti @ms_jb.01, @barisanmilenialmadura08, dan @dyalolefrand mengunggah video dengan konten serupa berisikan tudingan miring terhadap Najwa. Akun Yoga Kevan @yogakevan bahkan bertindak lebih jauh dengan membakar buku yang ditulis Najwa Shihab yang berjudul “Catatan Najwa”. Walaupun akun Yoga Kevan kini sudah tidak aktif di TikTok.
Serangan yang masif ini pun tidak berhanti disitu namun hingga akhir selebriti asal Indonesia yang dikenal di internter dengan panggilan 'nyai' yaitu Nikita Mirzani mengomentari bahwa Najwa Shihab dianggap sok kepinteran dengan mengakan Jokowi nebeng pesawat TNI AU.
Berbagai pro dan kontra terjadi, namun hal ini tentunya sudah berlebihan. Karena dalam KBBI sendiri kata "nebeng" mengarah dengan artian ikut serta (makan, naik kendaraan) dengan tidak usah membayar. Jadi tidak salah jika mba Najwa Shihab menggunakan tersebut dalam penyebutannya. Juga pada dasarnya Indonesia merupakan negara demokrasi dimana setiap warganya berhak untuk beropini sesuai pandangannya dengan penyampaian yang baik. Dalam kasus ini, mba Najwa Shihab hanya melakukan tugasnya sebagai seorang jurnalis yang sedang mengkritisi aksi dari tokoh politik. Sehingga jika memang itu menuai kontra, seharusnya reaksi yang diberikan juga dengan secara logis dan baik. Bukan berupa serangan masif yang menyerang secara personal seakan-akan ada pasukan buzzer yang dikerahkan untuk menjatuhkan salah seorang pihak.
Mengetahui hal yang terjadi di Tiktok dan menuai komentar dari warga X. Apa yang dilakukan oleh oknum serta pengguna Tiktok tersebut kurang tepat serta berlebihan. Anies Baswedan selaku tokoh masyarakat yang aktif di X akhir-akhir ini pun juga memberikan komentar bahwa apa yang dilakukan dengan pembakaran buku tersebut merupakan hal yang tidak pantas. "Menengok kembali twit tiga tahun lalu tentang buku, tentang pikiran, tentang perdebatan, terasa makin relevan. Novelis Ellen Hopkins mengatakan, 'Bakar saja setiap buku, hanguskan setiap halaman, hancurkan setiap kata menjadi abu. Namun gagasan tak dapat dibakar. Dan mungkin itulah ketakutanmu yang sesungguhnya," cuit Anies Baswedan pada 28 Oktober 2024 melalui akun X miliknya. Cuitan tersebut mendapatkan reaksi positif dari pengguna X dengan berbagai dukungan kepada mba Najwa Shihab.
Adanya serangan buzzer, serta kegiatan yang dinilai provokatif oleh pengguna Tiktok seharusnya dapat dinilai kalau hal-hal yang berlebihan tidak baik. Jika ingin bersuara maka gunakan narasi yang sesuai dan tidak menggiring opini agar harapannya tidak memecah belah persatuan. Walaupun kembali lagi ke diri masing-masing bahwa kita harus lebih teliti dan memilah milih dalam mengonsumsi informasi.
(Zahra S. Salsabila)