X

NASIONAL RI-Brasil di Persimpangan Diplomatik: Kematian Juliana Marins dan Ancaman Gugatan Internasional

10 Juli 2025 13:16 | Oleh Tim DKYLB 03

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah Indonesia menegaskan bahwa insiden kematian Juliana Marins, pendaki asal Brasil di Gunung Rinjani, tidak seharusnya mengganggu hubungan diplomatik antara Jakarta dan Brasília. Hal ini disampaikan langsung oleh Menteri Koordinator bidang Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan, Yusril Ihza Mahendra, menyikapi munculnya wacana gugatan internasional yang dilontarkan oleh Federal Public Defender’s Office (FPDO) Brasil.

“Kita berharap insiden kematian Juliana Marins ini tidak mengganggu hubungan baik antara pemerintah Indonesia dan pemerintah Brasil, terlebih Presiden Prabowo Subianto tengah melakukan kunjungan resmi menghadiri pertemuan BRICS di Brasil,” ujar Yusril di Jakarta, Jumat (4/7/2025).


Tidak Ada Nota Diplomatik dari Pemerintah Brasil

Yusril dengan tegas menyatakan bahwa hingga kini, pemerintah Indonesia belum menerima surat atau nota diplomatik resmi dari Pemerintah Brasil yang mempertanyakan perihal kematian Marins di Rinjani.

“Yang ada hanya pernyataan dari FPDO — lembaga independen, bukan lembaga eksekutif atau diplomatik dari pemerintah Brasil,” tegas Yusril.

FPDO disebut memiliki peran mirip seperti Komnas HAM di Indonesia, yang tidak mewakili suara resmi pemerintahan. Namun, FPDO secara aktif mendorong penyelidikan dan bahkan membuka peluang gugatan ke lembaga HAM internasional.


Ancaman Gugatan ke IACHR, Apa Implikasinya?

Dinamika mencuat ketika FPDO menyatakan akan mempertimbangkan membawa kasus ini ke Inter-American Commission on Human Rights (IACHR) — lembaga regional yang menaungi pengaduan pelanggaran HAM di negara-negara Amerika.

Namun, Yusril menampik kemungkinan itu, mengingat Indonesia bukan anggota Komisi Antar-Amerika untuk Hak Asasi Manusia (IACHR) dan tidak terikat pada konvensi HAM kawasan Amerika Latin.

“Indonesia bukanlah pihak dalam konvensi itu. Maka tidak relevan jika kasus ini dibawa ke IACHR,” tegasnya.


Usulan Joint Investigation sebagai Jalan Tengah

Menyadari sensitivitas diplomatik dan potensi bias dalam penanganan informasi, Yusril mengusulkan dibentuknya tim investigasi gabungan (joint investigation) antara kepolisian Indonesia dan otoritas Brasil.

“Kami terbuka untuk membentuk investigasi bersama. Ini akan mengungkap fakta yang sebenar-benarnya secara terbuka, adil, dan sesuai hukum,” ucap Yusril.


Latar Belakang Kasus dan Respons Brasil

Kasus ini mencuat setelah Juliana Marins, pendaki asal Brasil, meninggal dunia di Gunung Rinjani. Proses evakuasi dan respons tanggap darurat dianggap lambat dan memunculkan dugaan kelalaian dari pihak otoritas setempat.

Atas dasar itu, Kantor Pembela Umum Federal (DPU) Brasil, pada 30 Juni 2025, mengajukan permintaan investigasi resmi kepada Kepolisian Federal Brasil untuk menyelidiki kemungkinan pelanggaran prosedural atau HAM oleh Indonesia. Mereka menyatakan sedang menunggu laporan dari otoritas Indonesia sebelum memutuskan langkah hukum lebih lanjut.


Konteks Kunjungan Presiden Prabowo ke Brasil

Situasi ini terjadi bersamaan dengan kunjungan resmi Presiden Prabowo Subianto ke Brasil dalam rangka menghadiri pertemuan negara-negara anggota BRICS. Ketegangan diplomatik yang tak ditangani dengan bijak dikhawatirkan akan merusak momentum kerja sama ekonomi dan politik strategis yang tengah dibangun.


Kasus pelecehan yang terjadi di KRL Jakarta

Kasus pelecehan di transportasi umum (kereta api), yang bersama Ixfan hendriwintoko manager humas PT kereta api Indonesia (persero) daerah Jakarta yang terjadi 36 kasus pelecehan di kereta api sejak Januari hingga Oktober 2025

10 November 2025 13:41 | depok

Naiknya Suhu Global, Ancaman Baru bagi Sektor Pariwisata

Perubahan iklim kini menjadi ancaman nyata bagi masa depan pariwisata Indonesia. Naiknya suhu laut dan cuaca ekstrem membuat destinasi populer seperti Bali dan Lombok harus beradaptasi agar industri wisata tetap bertahan.

10 November 2025 12:50 | terkini

Bocoran Mobil Suzuki yang Meluncur di GJAW 2025

PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) dipastikan akan menghadirkan kejutan pada ajang Gaikindo Jakarta Auto Week (GJAW) 2025 dengan meluncurkan Grand Vitara Black Edition. Model edisi khusus ini tampil lebih elegan dengan warna baru Pearl Cave Black, desain pelek terbaru, serta tambahan fitur modern seperti MID berukuran 7 inci dan ventilated seat untuk kenyamanan maksimal. Meskipun belum menggunakan sistem penggerak All Grip Pro (AWD) seperti versi India, mesin dan performanya tetap sama. Suzuki belum mengumumkan harga resmi, namun peluncuran Grand Vitara Black Edition diyakini akan menjadi salah satu daya tarik utama dalam pameran otomotif tahunan tersebut.

10 November 2025 12:27 | otomotif

Prabowo Dorong Terwujudnya Mobil Nasiona

Presiden terpilih Prabowo Subianto kembali menyoroti pentingnya mewujudkan mobil nasional sebagai simbol kemandirian industri otomotif Indonesia. Ia menilai, proyek ini bukan sekadar ambisi, tetapi langkah strategis untuk memperkuat ekonomi nasional dan mengurangi ketergantungan terhadap produk luar negeri

10 November 2025 03:15 | otomotif

Perluasan Jaringan dan Percepatan Pembangunan LRT

Pemerintah mencatat kemajuan signifikan dalam ekspansi jalur LRT Jabodebek yang dirancang untuk menghubungkan kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Dengan penambahan stasiun serta perpanjangan rute yang semakin dekat ke pusat kota, proyek ini tidak hanya mempercepat mobilitas antar-kota metropolitan, tetapi juga menghadirkan potensi ekonomi baru di sepanjang koridor jalurnya. Namun, percepatan pembangunan ini juga memunculkan perhatian terkait biaya, dampak sosial, dan kesiapan infrastruktur penunjang.”

10 November 2025 03:10 | metropolitan