KESEHATAN Guru Ikut Jadi Korban Keracunan MBG di Saptosari Gunungkidul
GUNUNGKIDUL - Dampak dugaan keracunan makanan program Makan Bersama Gratis (MBG) di Kapanewon Saptosari, masih terasa. Sejumlah sekolah belum sepenuhnya kembali beraktivitas normal.
SMPN 1 Saptosari kembali membuka kegiatan belajar mengajar meski masih ada belasan siswa absen karena sakit. Sementara SMKN 1 Saptosari memilih meliburkan sebagian siswanya usai kejadian yang menimpa ratusan pelajar pada Rabu (29/10).
Kepala SMPN 1 Saptosari Emy Indarti mengatakan, kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolahnya mulai kembali berlangsung Kamis (30/10). Meski begitu, masih ada sejumlah siswa yang belum bisa masuk karena kondisi kesehatannya belum pulih.
"Hari ini ada 17 anak yang izin karena masih pemulihan. Pembelajaran sudah berjalan seperti biasa," terang Emy saat ditemui di sekolahnya Kamis (30/10).
Ia mengungkapkan, pada hari sebelumnya proses belajar sempat terganggu akibat banyak siswa yang mengalami gejala mual dan lemas. Hal itu terjadi, karena sebagian besar guru harus membantu menangani siswa yang sakit, bahkan ada yang ikut mengantar 16 siswa ke rumah sakit.
Melihat kondisi itu, akhirnya ia memutuskan untuk memulangkan seluruh siswa pada pukul 11.00. "Kami hentikan kegiatan belajar. Anak-anak kami pulangkan karena kondisinya tidak memungkinkan,” jelasnya.
Dari data sekolah, sebanyak 186 siswa mengalami gejala keracunan. Sebagian besar sudah diperbolehkan pulang setelah mendapat perawatan di Puskesmas Saptosari, sementara 14 siswa lainnya sempat dirujuk ke rumah sakit karena mengalami mual dan lemas.
Emy menegaskan, program MBG yang diduga menjadi penyebab keracunan telah dihentikan sementara. "Dua hari ini MBG di sekolah kami sudah dihentikan. Harapan kami, penyelenggara program, SPPG lebih berhati-hati dalam menyiapkan bahan makanan, proses memasak, dan pengiriman agar tidak basi," tambahnya.
Sementara berdasarkan pantauan Radar Jogja, aktivitas di SMKN 1 Saptosari masih tampak sepi. Beberapa siswa terlihat beraktivitas di lingkungan sekolah, namun kegiatan belajar mengajar belum kembali normal sepenuhnya.
Saat hendak dikonfirmasi, Kepala SMKN 1 Saptosari Markidin Parikesit tidak berkenan diwawancarai. Ia mengaku tengah melakukan kunjungan ke rumah siswa-siswa yang mengalami keracunan.
Dari keterangan petugas keamanan sekolah, kegiatan belajar mengajar di SMK ini sementara dihentikan. Siswa kelas 10 dan 11 diliburkan, sementara sebagian siswa kelas 12 masih menjalani ujian kenaikan kelas dan persiapan praktik kerja lapangan (PKL).
Terpisah, Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Gunungkidul Agus Subariyanta membenarkan sebagian siswa dari dua sekolah di Saptosari masih menjalani pemulihan. Ia menegaskan, dinas memberikan kelonggaran bagi siswa yang belum fit untuk beristirahat di rumah.
Agus menyebut kejadian kemarin cukup mengganggu proses pembelajaran di sekolah hingga hari ini. "Siswa yang belum sehat memang lebih baik istirahat dulu. Kami berharap satu-dua hari ke depan mereka pulih dan kembali ke sekolah,” ujarnya.
Ia menambahkan, pihaknya telah melaporkan kejadian ini kepada Satgas Kabupaten Gunungkidul untuk dilakukan penanganan terpadu bersama lintas sektor yang terkait program MBG. "Kami koordinasi dengan lintas sektor, termasuk kesehatan dan pihak penyelenggara MBG agar kasus seperti ini tidak terulang,” tandasnya.
Gunungkidul - Sebanyak 695 siswa dari dua sekolah di Saptosari, Gunungkidul, muntah-muntah diduga keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG). Guru yang sempat mencicipi MBG sebelum dibagikan ke siswa juga ada yang keracunan.
Bupati Gunungkidul, Endah Subekti Kuntariningsih, mengatakan guru yang mencicipi MBG itu mengacu arahan Badan Gizi Nasional (BGN). Selain itu, pihak SPPG memang menyiapkan porsi ekstra bagi guru untuk dicicipi.
"Iya, diminta mencicipi, makanya mereka keracunan lebih dulu jam 2, dan anak-anak baru jam 3 pagi," jelas Endah saat ditemui di kompleks Kepatihan, Kota Jogja, dilansir detikJogja, Kamis (30/10/2025).
Gunungkidul - Sebanyak 695 siswa dari dua sekolah di Saptosari, Gunungkidul, muntah-muntah diduga keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG). Guru yang sempat mencicipi MBG sebelum dibagikan ke siswa juga ada yang keracunan.
Bupati Gunungkidul, Endah Subekti Kuntariningsih, mengatakan guru yang mencicipi MBG itu mengacu arahan Badan Gizi Nasional (BGN). Selain itu, pihak SPPG memang menyiapkan porsi ekstra bagi guru untuk dicicipi.
(Juqni Isnain Nuridin)
Sumber:
Radar Jogja
news.detik.com

