DUNIA KERJA Komunikasi Efektif Jadi Kunci Motivasi Kerja di Dunia Impor–Ekspor
Menurut
Goldhaber (Muhammad, 2009:67), Komunikasi Organisasi mengacu pada proses
menciptakan dan bertukar pesan di dalam suatu jaringan hubungan yang saling
bergantung, guna menghadapi lingkungan yang tidak pasti atau selalu berubah.
Komunikasi organisasi merujuk pada pertukaran dan interpretasi pesan antara
unit komunikasi yang terdapat dalam suatu organisasi.
Prosesnya terjadi ketika dalam sebuah organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi yang terhubung dalam struktur hierarkis dan beroperasi di lingkungan tertentu. Komunikasi dalam hal ini mencakup komunikasi antar individu dan juga komunikasi dalam kelompok. Artinya, komunikasi dalam organisasi tidak hanya sekadar penyampaian pesan, tetapi juga bagaimana setiap unit komunikasi saling berhubungan, saling memengaruhi, dan beradaptasi terhadap lingkungan organisasi. Pesan disalurkan melalui jaringan komunikasi formal seperti (memo, rapat, laporan) dan informal seperti (percakapan antar rekan kerja). Jaringan ini menggambarkan hubungan saling ketergantungan antar anggota organisasi.
Menurut Sardiman (2011:73), Motivasi memiliki asal kata dari “motif”, yang mengacu pada kekuatan dan mendorong seseorang untuk melakukan tindakan tertentu untuk mencapai tujuan tertentu. Motif juga dapat diartikan sebagai kondisi internal atau kesiapan. Motivasi berperan dalam meningkatkan kinerja anggota organisasi dengan terjadinya perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya emosi, yang dipicu oleh motivasi untuk mencapai suatu tujuan. Motivasi merupakan dorongan internal yang mendorong individu untuk bertindak. Seseorang umumnya melakukan tindakan karena ada alasan yang mendorong mereka untuk mencapai tujuan. Individu yang termotivasi memiliki dorongan untuk bekerja dengan lebih giat dan berinisiatif dalam menyelesaikan tugas-tugasnya.
Komunikasi
dalam organisasi berperan sangat penting dalam menciptakan koordinasi yang
solid, mendorong produktivitas, serta mempertahankan motivasi kerja para
karyawan. Dalam sektor bisnis impor dan ekspor yang bergerak cepat,
keberhasilan operasional sangat bergantung pada efektivitas komunikasi antara
setiap divisi maupun antara pimpinan dan bawahan.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara langsung dengan seseorang informan yang bekerja dalam bidang Import Admin di PT. Global Niaga Mandiri Jakarta. Sebuah perusahaan yang berfokus pada bidang barang dan jasa Impor-Ekspor. Melalui kegiatan liputan ini, penulis berupaya menelusuri bagaimana pola komunikasi yang diterapkan di lingkungan kerja dapat berpengaruh terhadap semangat dan performa karyawan.
Informan saya bernama Ibu Yani, yang bekerja sebagai Import Admin di PT. Global Niaga Mandiri Jakarta, sebuah perusahaan barang dan jasa Import dan Eksport di Jakarta dan telah bekerja selama sepuluh tahun. Berdasarkan hasil wawancara, pola komunikasi organisasi di tempat kerja Ibu Yani cenderung dua arah (dialogis), meskipun dalam beberapa hal tetap mengikuti pola satu arah (top-down) dari manajemen ke staf. Setiap hari, tim melakukan briefing singkat dan melakukan meeting rutin bersama supervisor untuk membahas progres pekerjaan, kendala yang dihadapi serta solusi yang diperlukan dan arahan baru. Dalam forum tersebut, atasan memberi kesempatan kepada karyawan untuk menyampaikan pendapat, masukan, atau keluhan. Pola ini menunjukkan bahwa perusahaan mendorong komunikasi timbal balik antara pimpinan dan karyawan.
Menurut Ibu Yani, komunikasi yang terbuka membuatnya merasa lebih dihargai dan bersemangat dalam bekerja. Ia mengaku merasa lebih bersemangat ketika atasan memberikan pujian atau umpan balik positif atas pekerjaannya. Misalnya, saat ia berhasil menyelesaikan dokumen Impor yang sulit dan mendapatkan pujian “Good Job” dari atasannya, motivasinya meningkat, ia merasa dihargai dan terdorong untuk bekerja lebih baik lagi. Namun, ketika komunikasi kurang jelas dan tidak berjalan dengan efektif misalnya, perubahan sistem kerja yang disampaikan secara mendadak tanpa penjelasan yang detail, ia merasa bingung dan semangat kerjanya menurun. Pengalaman ini menunjukkan bahwa keterbukaan informasi dan kejelasan pesan berpengaruh langsung terhadap motivasi kerja karyawan.
Temuan tersebut sejalan dengan teori dalam artikel Muspawi et al. (2023) yang menjelaskan bahwa komunikasi organisasi merupakan proses pembentukan dan pertukaran pesan yang membantu individu dan kelompok mencapai tujuan bersama. Menurut Decenzo dan Robbins (2005) dalam artikel tersebut, komunikasi yang efektif dapat mengurangi ketidakpastian, meningkatkan keterlibatan, serta memperkuat komitmen terhadap visi dan tujuan organisasi. Karyawan yang merasa didengar dan memiliki saluran komunikasi yang terbuka akan lebih termotivasi serta berkomitmen terhadap pekerjaannya. Selain itu, penelitian Yavas dan Babakus (2008) juga disebutkan dalam artikel bahwa komunikasi yang terbuka, efektif, dan konsisten antara manajer dan karyawan dapat meningkatkan kepuasan dan motivasi kerja. Hal ini tampak dalam pengalaman Ibu Yani yang merasa lebih bersemangat ketika mendapatkan apresiasi atau umpan balik positif dari atasannya.
Pola komunikasi yang diterapkan di tempat kerja Ibu Yani juga berpengaruh
pada pemahaman terhadap visi dan tujuan organisasi. Perusahaan menyampaikan
target dan capaian kerja melalui rapat awal tahun dan laporan mingguan,
sehingga karyawan mengetahui arah kerja yang harus dicapai. Hal ini sejalan
dengan pendapat Katz dan Kahn (dalam Muspawi et al., 2023) bahwa komunikasi
organisasi adalah arus informasi dan transfer makna dalam organisasi yang
memungkinkan karyawan memahami perannya dalam mencapai tujuan bersama.
Dari hasil wawancara ini, saya memperoleh pelajaran penting bahwa komunikasi organisasi yang efektif merupakan kunci dalam menciptakan lingkungan kerja yang produktif dan memotivasi. Bagi mahasiswa atau calon profesional muda, pengalaman Ibu Yani menunjukkan bahwa keberhasilan dalam dunia kerja tidak hanya ditentukan oleh kemampuan teknis, tetapi juga oleh kemampuan berkomunikasi dengan baik, mendengarkan, dan menghargai orang lain. Komunikasi dua arah yang terbuka dapat memperkuat rasa memiliki, meningkatkan kepercayaan, dan menumbuhkan motivasi kerja yang berkelanjutan. Dengan demikian, komunikasi yang baik bukan hanya alat untuk menyampaikan pesan, tetapi juga sarana membangun hubungan yang harmonis, kepercayaan, dan motivasi dalam organisasi.
Disclaimer: Seluruh nama perusahaan, tempat, yang disebutkan dalam artikel ini bersifat fiktif dan digunakan untuk kepentingan penulisan. Tidak ada unsur promosi atau representasi resmi dari pihak mana pun.
(Neisya Nuryanita_UTS Pengantar Jurnalistik)

