
TERKINI Reza Rahadian Ungkap Kecamuk Politik dan Debat Capres 2024: 'Cerdas Cermat' atau Sekadar Pertanyaan?
DKYLB.COM - Aktor papan atas Indonesia, Reza Rahadian, selain dikenal dengan aktingnya di layar lebar ternyata terbuka juga dengan isu politik. Reza Rahadian yang diketahui sebagai aktor papan atas di industri film tanah air rupanya sangat melek politik Indonesia.
Dalam percakapannya dengan Deddy Corbuzier, ia terang-terangan berkata bahwa ia sangat tertarik dengan dunia per politikan di Indonesia.
Reza bersama Deddy memberikan pandangan mereka soal ketiga capres dan cawapres 2024 saat debat perdana.
Reza memberikan opininya bahwa konsep debat yang dilakukan pada pilpres 2024 ini bukan debat yang ia bayangkan, lebih seperti cerdas cermat.
“Ini pendapat personal ya, aku melihat kita memang gak punya kultur debat, sejak pertama kali debat presiden itu mungkin tahun 2004 kalo gak salah, itu pertama kalinya Indonesia punya debat presiden dan wakil presiden,” Ujarnya di dalam podcast Deddy Corbuzier
Ia melanjutkan dengan mengkritik format debat yang lebih terfokus pada pertanyaan dari panelis yang kemudian dijawab oleh kandidat, tanpa adanya dinamika debat yang sesungguhnya. Menurut Reza, debat seharusnya menjadi wadah bagi kandidat untuk berdebat dan memperlihatkan visi serta solusi yang mereka miliki untuk masa depan Indonesia.
“Aku lebih melihat ini sebagai bentuk pertanyaan yang dilemparkan oleh panelis, dijawab, dan ditanggapi. Jadi rulesnya aja juga gak mengarahkan ini menjadi sebuah debat.” Lanjutnya.
Ia beranggapan bahwa kondisi debat capres dan cawapres kali ini tidak terasa seperti perdebatan, karena formatnya sendiri tidak terasa seperti debat.
"Ini bukan soal salah atau benar, tapi soal perspektif. Bahwa dua-duanya gak bisa dalam satu kesepakatan, kalo nggak ya udah, selesai. Yaudah nggak perlu debat, mungkin cerdas cermat lebih tepat. " Gurau Reza di podcast tersebut.
Pandangan Reza Rahadian ini membuka ruang diskusi lebih lanjut mengenai kualitas debat dalam arena politik Indonesia. Apakah debat capres dan cawapres seharusnya menjadi wadah untuk pertukaran gagasan dan pandangan, ataukah lebih tepat dipandang sebagai sesi tanya jawab cerdas cermat?
Aorel Adha Sabila Rozak