
GAYA HIDUP Ini cara akhiri polemik ijazah palsu skripsi palsu di tahun 1985 cukup membuktikan siapa pemalsu skripsi dan ijazah apakah Jokowi atau selain dia?
DKYLB.com, Ahad (23/3/2025) - Sangat mudah mengakhiri polemik ijazah palsu, skripsi palsu yang melibatkan sejumlah penguasa di Indonesia.
Kasus ijazah palsu dan skripsi palsu yang dipakai Joko Widodo bukan hanya melibatkan Jokowi, tapi jelas melibatkan sejumlah nama termasuk Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, jajaran KPUD Solo, KPUD DKI, dan KPU.
Baca Juga: Polisi Tunggu Hasil Autopsi Pastikan Penyebab Kematian Mahasiswa UKI
Mustahil hanya Jokowi yang punya versi ijazah berbeda di tahun 1985 dari UGM padahal kala itu semua ijazah UGM berwarna kuning.
Dengan sejumlah fakta ini, maka hanya skripsi yang ditulis Jokowi dengan lembar pengesahan menggunakan versi Times New Roman tahun 2000 adalah asli.
Sedangkan skripsi lain yang ditulis mahasiswa lulusan 1985 khususnya di Fakultas UGM itu jelas palsu.
Soalnya satu-satunya skripsi yang ditulis berbeda dengan komputer yang baru ada di tahun 2000 hanya punya Jokowi.
Tidak ada ijazah versi hitam putih seperti milik pria berkacamata yang wajahnya berbeda 180 derajat dengan wajah Jokowi, jadi siapa dia?
Ijazah siapa dari berbagai universitas ini yang tidak sesuai dengan ijazah di tahun 1985 yang pada umumnya masih menggunakan huruf cetak rugos, belum ada yang menggunakan jenis huruf sans serif atau Times New Roman, kebanyakan masih seperti jenis huruf Arial di komputer masa kini.
#Ijazah #UGM #Jokowi
Bukti baru ijazah di tahun 1985 dan skripsi di tahun 1985.
Anehnya, tidak satu pun mirip dengan milik Jokowi baik di tahun 1980, 1981, 1982, dan seterusnya sampai 1985 yang semuanya ditulis dengan mesin tik khususnya lembar pengesahannya.
Bahkan hingga tahun 1990 dan setelahnya, kebanyakan skripsi termasuk untuk pengesahan ditulis dengan mesin tik, belum ada yang menggunakan Times New Roman dengan font yang sangat berbeda dari huruf mesin tik.
Ada penjelasan UGM dan sejumlah pihak, jadi silakan mau percaya yang mana?
Ijazah asli sejumlah perguruan tinggi negeri termasuk ijazah dari UGM di tahun 1985 menggunakan jenis huruf yang nyaris sama meski beda universitas.
Di tahun 1985 belum ada komputer seperti di tahun 2000 ke atas.
Bahkan sejumlah media saja sampai tahun,1997 era krisis meski diketahui era 1997 pasti lebih canggih dari era 1985, era krisis moneter kebanyakan masih menggunakan komputer jadul, tidak secanggih era Windows 1998 dan seterusnya.
Era 1997 dan sebelumnya masih era komputer jenis DOS dengan memori jenis disket dan jenis huruf terbatas.
Komputer mulai stabil di tahun 2000 dan seterusnya sampai saat ini.
Sampai tahun 1994, kalangan wartawan di media cetak seperti kami masih menggunakan mesin ketik dan mengirim berita dengan mesin facsimil.
Belum ada kecanggihan jenis huruf sans serif, percetakan pada umumnya menggunakan jenis huruf Arial yang tampil dan banyak digunakan, belum ada jenis Times New Roman.
Jenis Times New Roman, Arial, Sans Serif, Tahoma, dan sebagainya baru ada di era 2000 ke atas.
Fakta lainnya, Jokowi mengaku dosen pembimbing namanya Kasmujo, tapi di lembar skripsi, pengesahan, sampai prakata dan ucapan terima kasih tidak ada nama Kasmujo.
Di lembar itu termasuk terima kasihnya hanya ada Achmad Soemitro, Kasmujo tidak tercantum.
Jelas sekali Jokowi tidak pernah membaca skripsi yang diakuinya itu, silakan rakyat menilai.
Masalah terbesar, hanya skripsi Jokowi berbeda di lembar cover, lembar pengesahan tanpa dosen penguji, sampai isi skripsinya yang diketik.
Pihak UGM tidak berani menunjukkan skripsi lain di tahun 1985, hanya ada skripsi Jokowi di Fakultas Kehutanan UGM karena diduga hanya skripsi Jokowi yang berbeda dari skripsi mahasiswa lainnya.