
TERKINI Reza Pahlavi: Calon Pemimpin Iran dari Garis Keturunan Dinasti Terakhir
DKYLB.com, Jakarta, 24 Juni 2025 – Tokoh kontroversial Reza Pahlavi kembali muncul ke hadapan publik di tengah memanasnya konflik militer antara Iran dan Israel. Dalam sebuah konferensi pers yang digelar pada Senin (23/6/2025), ia menyatakan niatnya untuk memimpin Iran menggantikan Ayatollah Ali Khamenei yang saat ini masih memegang kekuasaan tertinggi di negara tersebut.
“Saya hadir bukan untuk kepentingan pribadi, tetapi untuk memberikan diri saya kepada rakyat Iran agar kita bisa bersama-sama menempuh jalan menuju perdamaian,” ujar Reza seperti dikutip detikNews dari laporan media Politico.
Ia juga menegaskan tekadnya dengan mengatakan, “Kita adalah bangsa yang kuat, penuh harga diri, dan tidak mudah dikalahkan. Ini adalah waktu kita untuk bangkit. Saya akan berjalan bersama Anda. Mari kita wujudkan Iran yang baru dan lebih baik.”
Sebagai informasi, Reza Pahlavi merupakan anak tertua dari Mohammad Reza Shah Pahlavi, pemimpin terakhir kerajaan Iran sebelum revolusi. Lahir di Teheran pada 30 Oktober 1960, Reza diangkat menjadi Putra Mahkota pada tahun 1967 saat ayahnya resmi dinobatkan sebagai Syah.
Pada tahun 1978, Reza yang saat itu berusia 17 tahun, meninggalkan tanah airnya untuk menjalani pelatihan sebagai pilot jet tempur di Angkatan Udara Amerika Serikat. Namun saat dirinya berada di luar negeri, Iran dilanda pergolakan besar yang berujung pada Revolusi Islam. Situasi tersebut memaksa keluarga kerajaan meninggalkan Iran pada Januari 1979, dan berakhir dengan digulingkannya pemerintahan monarki oleh kelompok Islamis di bawah pimpinan Ayatollah Ruhollah Khomeini.
Sejak jatuhnya kekuasaan dinasti Pahlavi, Reza terus menyuarakan aspirasi rakyat Iran yang menginginkan kebebasan, hak asasi manusia, serta sistem demokrasi. Ia menjalin kontak dengan berbagai kelompok oposisi, baik di dalam maupun luar negeri, untuk menyerukan perlunya perubahan di Iran.
Dalam beberapa waktu terakhir, dukungan terhadap Reza dari kalangan pendukung monarki semakin menguat, terlebih setelah meningkatnya ketegangan antara Iran dan Israel. Ia menilai bahwa krisis ini memperbesar peluang runtuhnya rezim yang kini berkuasa. Pahlavi meyakini bahwa tekanan militer bisa mendorong kejatuhan Khamenei, dan ia optimistis bahwa sistem Republik Islam akan berakhir sebelum tahun ini berakhir.
Sumber: Detik.com
Talitha Amanda JMM