
GAYA HIDUP Skandal David Coote dan Wasit Profesional FA yang Merugikan Liverpool meski Hukumannya hanya Skors padahal Kalangan Fans Menuntut Pemecatan
DKYLB.com, Selasa (12/11/2024) - Sejumlah media utama di Inggris menulis tentang skandal video kebencian yang diungkapkan oleh wasit utama Liga Inggris, David Coote.
Khususnya komentar rasis terhadap Jurgen Klopp dan suara hatinya tentang kebenciannya pada Liverpool.
Baca Juga: Kasus Tom Lembong, Komjak Minta Mendag yang Jabat dari 2015-2023 Diperiksa
Hal itu di antaranya telah menjadikan Liverpool kehilangan sejumlah kesempatan untuk menjuarai Liga Inggris di mana juara Liga Inggris yang seharusnya bisa dikuasai Liverpool malah dikuasai oleh Manchester City dengan sejumlah keputusan krusial yang dilakukan David Coote.
Termasuk membiarkan handball yang dilakukan secara terbuka di depan wasit itu oleh Odeegard di kotak penalti di saat Arsenal seharusnya keok di tangan Liverpool.
Sejumlah penggemar bola dan fans di seluruh dunia meminta tindakan tegas, bukan hanya hukuman terlalu ringan yang dinikmati David Coote karena hanya skors di beberapa pertandingan.
Meski demikian, investigasi yang dilakukan PGMOL bisa saja berujung dengan pemecatan.
Masalahnya, komentarnya membawa rasisme pada bangsa Jerman yang disebut sebagai c***.
Dalam video itu, Coote juga menyebut Liverpool s***.
Komentarnya juga telah membuka aib di pertandingan profesional Liga Inggris dengan melibatkan sejumlah nama pembenci Liverpool seperti Paul Tierney dan sejumlah nama lainnya.
Selain menjadi wasit, PGMOL tidak bisa dipungkiri terlibat dengan skandal taruhan alias perjudian yang dikendalikan dari beberapa negara termasuk China dan Malaysia.
Beberapa pertandingan diduga sudah diatur, demikian juga skor dikendalikan untuk kepentingan suap misalnya yang dilakukan konsorsium Abu Dhabi yang menyewa sejumlah wasit utama seperti nama Michael Oliver dan sejumlah tokoh utama wasit di Liga Inggris, yang terlalu sering melakukan blunder bahkan dengan tujuan tertentu termasuk yang dilakukan Coote di sejumlah pertandingan besar.
Misalnya saat Liverpool harus kehilangan Virgil Van Dijk karena cedera ACL akibat pelanggaran serius yang dilakukan oleh kiper Everton, Jordan Pickford untuk menjadikan kekuatan Liverpool selama semusim lumpuh.
Soalnya, Virgil cedera sepanjang musim akibat pelanggaran brutal yang dilakukan Jordan Pickford.
Demikian juga kala Coote memimpin pertandingan Liverpool menghadapi Manchester City, tepatnya di saat Jeremy Doku secara brutal menendang dada di bawah dagu Alexis Mac Allister yang seharusnya berbuah penalti, sehingga pertandingan hanya menghasilkan draw.
Seharusnya, selain Doku langsung diganjar kartu merah, Liverpool mendapatkan penalti.
Tidak satu pun dari kedua hal itu dilakukan oleh Coote.
Tujuan Coote jelas semata adalah untuk menjegal Liverpool ke tangga juara.
Harapan Liverpool memang musnah karena putusan merugikan tersebut.
Terungkap, sejumlah musim Liga Inggris menggagalkan tropi juara Liga Inggris terhadap Liverpool dengan selisih hanya satu poin dari Manchester City, yang nyaris selalu mendapatkan keuntungan dengan putusan-putusan yang beraroma korupsi tersebut.
Baca Juga: Kecelakaan beruntun di tol cipularang KM 92, 16 kendaraan mengalami kecelakaan.
BBC menulis, kebodohan dan kesombongan David Coote yang sembrono dengan memamerkan arogansinya telah mencederai dengan parah kalangan wasit dari atas hingga bawah dalam permainan profesional yang ketat.
Wasit Liga Primer, David Coote telah diskors, setelah sebuah video yang diduga menunjukkan dia membuat komentar yang menghina dan rasis tentang Liverpool dan mantan manajer klub Jurgen Klopp beredar luas di media sosial.
Badan wasit PGMOL mengatakan, skorsing tersebut mulai berlaku dengan segera dan sedang menunggu penyelidikan penuh.
Video tersebut, yang dibagikan secara luas di media sosial, belum diverifikasi kebenarannya oleh BBC.
Tidak jelas kapan video itu direkam atau keasliannya.
Seorang sumber mengatakan kepada BBC bahwa penyelidikan PGMOL menganggap video itu asli.
Baru-baru ini, Coote (42) menjadi wasit kemenangan Liverpool 2-0 melawan Aston Villa pada hari Sabtu.
Sejumlah pelanggaran berbahaya yang terjadi di pertandingan itu tidak diganjar dengan kartu kuning apalagi kartu merah yang dilakukan secara mengerikan oleh sejumlah pemain Aston Villa.
Bahkan, Liverpool sebelumnya harus kehilangan sosok pemain utama, Diego Jota yang dilanggar secara sempurna oleh pemain lawan, yang di laga sebelumnya, menjadikan Saliba dari Arsenal langsung diganjar kartu merah, tapi di pertandingan Liverpool, pemain lawan bisa bebas melakukan berbagai pelanggaran berbahaya.
Coote adalah salah satu wasit paling berpengalaman di Liga Primer dan telah menjadi wasit pertandingan di liga utama tersebut sejak 2018.
Baca Juga: Keterbatasan Akses Layanan Kesehatan BPJS: Tantangan Peserta JKN di Luar Jam Kerja
Video yang dibagikan tampaknya merujuk pada pertandingan Liga Primer yang dipimpin Coote antara Liverpool dan Burnley pada Juli 2020, yang berakhir dengan skor 1-1.
Klopp mengeritik Coote, setelah pertandingan itu, dengan mengatakan, wasit gagal memberikan tendangan bebas atas sejumlah pelanggaran mengerikan yang dilakukan lawan terhadap pemain Liverpool.
Dalam video kontroversial itu, Coote secara terbuka dan galak mengatakan bahwa Klopp telah membentak dia dengan keras ketika dia menjadi wasit mereka saat melawan Burnley saat lockdown.
Ia menyebut Klopp sombong dan juga mengumpat beberapa kali dengan kata rasis pada pelatih asal Jerman itu, saat merujuk kepadanya.
Video tersebut memperlihatkan dia bersama pria lain dan berdurasi lebih dari satu menit.
Meski latar belakang dan keadaan di balik munculnya video tersebut belum jelas.
Diduga apa yang diucapkan oleh David Coote dilakukan secara sadar dia sedang ditanya dengan direkam.
PGMOL mengatakan tidak akan memberikan komentar lebih lanjut tentang kasus tersebut hingga penyelidikannya selesai.
BBC Sport telah diberi tahu bahwa Liverpool mengetahui video tersebut tetapi belum berkomentar pada tahap ini.
Liverpool diduga tidak akan memberikan komentar pada skandal tersebut, tapi pada umumnya fans di seluruh dunia mengecam kebobrokan di balik Liga Inggris
Berbicara kepada BBC Sport pada hari Senin, ketua Liga Sepak Bola Inggris, Rick Parry mengatakan:
"PGMOL sedang menanganinya, mereka telah menskorsnya, mereka bertindak cepat dan mereka akan memastikan mereka menanganinya secara menyeluruh dan profesional."
Setiap wasit diharuskan memberi tahu PGMOL tentang klub yang mereka dukung.
Coote, dari Nottingham, terdaftar sebagai penggemar Notts County dan karenanya, tidak dapat memimpin pertandingan County atau Nottingham Forest.
Meski demikian, PGMOL tidak bertanya soal klub yang paling dibenci oleh wasit termasuk para penggemar Chelsea, Newcastle, Tottenham Hotspurs, Brentford, dan sebagainya.
Terungkap yang terjadi saat Liverpool melawan Burnley
Dengan gelar Liga Primer pertama mereka yang diamankan, tujuan Liverpool pada bulan Juli 2020 telah beralih menjadi klub pertama yang memenangkan setiap pertandingan kandang selama musim tersebut.
The Reds sedang dalam 24 pertandingan kemenangan beruntun di Anfield, yang membuat mereka unggul 25 poin atas Manchester City asuhan Pep Guardiola.
Selain itu, tim Klopp berharap menjadi tim kedua yang mengumpulkan 100 poin selama 38 pertandingan musim Liga Primer, menyamai pencapaian Manchester City pada musim 2017-18.
Baca Juga: Korupsi di Pemerintahan: Ujian untuk Komitmen Pemerintahan Baru dalam Menjaga Keamanan Nasional
Andrew Robertson membawa Liverpool unggul atas Clarets sebelum Jay Rodriguez menyamakan kedudukan untuk membuat tim tamu berbagi poin.
Saat pertandingan berakhir, Klopp tampak berdebat dengan Coote dan ofisialnya di lapangan.
"Wasit membiarkan banyak terjadi pelanggaran sehingga jelas bahwa jika bola masuk ke kotak penalti, itu berbahaya."
"Mereka (Burnley) melakukan apa yang mereka kuasai dan saya menghormati itu," kata Klopp setelah pertandingan.
"Kami marah dengan wasit, tapi kami harus mengkritik diri sendiri terlebih dahulu karena tidak menyelesaikan pertandingan."
Liverpool kalah dalam pertandingan berikutnya melawan Arsenal, yang mengakhiri harapan mereka untuk meraih 100 poin.
Situasi bertambah buruk karena pencapaian Liverpool nyaris selalu menghantam karang akibat banyaknya keputusan wasit yang merugikan mereka.